Si Ahmad makan bubur.
Selamat berlibur.
Mari bercinta eh bercerita lagi.
π¨ “Tahu apa kau tentang kehilangan?”
π© “Sesuatu yang datang, lalu pergi tanpa permisi.”
π¨ “Hanya itu?”
π© “Hmm? kesunyian dan kehampaan.”
π¨ “Hanya itu?”
π© “Sepinya perasaan saat ia yang dulu terengkuh, kini berpaling semakin jauh.”
Wuanjeeeng! Nafas dulu. Geli bacanya. Kalo uda selow, lanjut..
π¨ “Ah, bukan kehilangan itu yang kumaksud.”
π© “Lalu apa?”
π¨ ”Kau ini bagaimana, aku yang bertanya. menurutmu kehilangan itu apa?”
π© “Aku sudah menjawab, tapi kamu selalu menyanggah. Apa maksudmu?”
π¨ “Maksudku, kenapa saat aku bertanya tentang kehilangan, kau merujuk itu pada cinta? Tak adakah kehilangan yang lebih besar dari cinta?”
Wuiiiissshh.
π© “Aku tak mengerti arah pembicaraanmu.”
π¨ “Baik, biar aku menanyakan hal yang lain. Pernahkah kau merasa kehilangan?”
π© “Pernah, mungkin sering.”
Hhh...
π¨ “Kehilangan seperti apa yang pernah kau rasakan?”
π© “Suatu masa ketika aku tangguh bertahan, sementara ia begitu tanggung meninggalkan.”
π¨ “Apa kubilang. Kenapa kau selalu mengaitkan kehilangan dengan cinta? Padahal seharusnya kau lebih bisa mencemaskan kehilangan yang lain.”
π© “Aku tak mengerti. Bagiku, tak ada yang lebih perih selain pada saat kehilangan ketika kau sudah begitu dalam merasakan sayang.”
π¨ “Hahaha”
π© “Kenapa kau tertawa? Ada yang lucu?”
π¨ “Oh, tidak. Aku hanya heran. Kenapa setiap pertanyaanku selalu cinta yang menjadi ujung jawabannya?”
π© “Aku tak mengerti. Memangnya ada kehilangan yang lebih besar dari kehilangan cinta?”
π¨ “Tentu saja.”
π© “Tolong jelaskan!”
π¨ “Sabar. Jangan marah.”
π© “Kau membuatku jengkel. Kau yang bertanya, kau pula yang menyanggah. Ingin membodohiku?”
π¨ “Hahaha. Tidak. Sabar. Jangan dulu mengomel.”
π© “Jelaskanlah! Kehilangan apa yang lebih besar dari kehilangan seseorang yang dicintai? Bukankah kehilangan selalu berkaitan dengan cinta?”
Wuanjeeeng [2].
π¨ “Memang, tidak salah. Tapi belum tentu benar. Tidak selamanya kehilangan itu selalu berkaitan dengan cinta.”
π© “Lalu apa?”
π¨ “Kehilangan yang lebih besar dari kehilangan seseorang yang kau cintai adalah kehilangan perasaan-kehilangan itu sendiri.”
π© “HHM?”
π¨ “Ya betul. Kehilangan terbesarmu adalah ketika kau tidak lagi peduli pada rasa kehilanganmu. Kau terus saja melangkah tanpa tahu arah.”
π© “Hm?"
π¨ “Terlalu banyak waktu yang kau habiskan. Sudah terlalu sering kau kehilangan momen-momen membahagiakan. Lalu kau tak memedulikannya.”
π© ”Contohnya?”
π¨ “Saat kau berkumpul bersama sahabat, keluarga, bahkan kekasihmu sendiri, apakah kau peduli pada waktu yang kau buang percuma kau buang waktu percuma dengan bermain ponsel pintar padahal ada seseorang yang spesial di hadapanmu. Kau telah kehilangan perasaan untuk merasakan kehilangan. Ketidakpedulianmu pada hilangnya perasaan kehilangan dan kenangan akan mematikanmu.”
Naaah, ntaap anedh!
π© “Ya. Lalu bagaimana agar aku tak kehilangan atas perasaan-kehilanganku sendiri?”
π¨ “Mudah saja.”
π© “Hhm. bagaimana?”
π¨ “Tak ada yang mati dari ingatan, sebagaimana abadinya sebuah kenangan.”
π© “Hhm... ya. lalu?”
π¨ “Seberapa penting sebuah keberadaan untukmu?”
π© “Penting sekali. Termasuk sebagai hal yang selalu aku perjuangkan.”
Ciye, pejuang dong?
π¨ “Kalau begitu, kenapa kita kerap membiarkannya berlalu begitu saja?”
π© “Kau ini bagaimana sih, aku bertanya bagaimana cara agar tak kehilangan perasaan-kehilangan tapi kau malah menjawab dengan bertanya balik.”
π¨ “Karena pertanyaan itu yang semestinya kau cemaskan. Menjaga perasaan takut kehilangan untuk tetap ada, sama pentingnya dengan keberadaan.”
Laluπ¨dan π© bercocok tanam!
Oke, sekian dulu postingan kali ini. Nanti kita ketemu lagi di postingan-ga-tau-kapan-dibikin-lagi.
See you! π
Peace, love, and gaul. Anjing!
Talent:
π¨: Pria yang hendak berkumis klimis, tapi malah amburadul disebabkan tidak "ngeh"-nya pasangan hidupnya untuk merapikan kumis panglima/pangerannya.
π©: Wanita yang memiliki hobi unik yaitu jogedh-jogedh ditempat, wanita ini juga bergincu merah layaknya Taylor Swift dalam video Style.
Ga muncul kan emot-nya? Hhh... Kesian.
Cheers,
-GJG-