Malam jumat cok, saya akan men-share suatu tulisan dari Bulux (vokalis Superglad) ~ tokoh punkrock yang saya segani ~. Terlepas kegilaannya dalam menguasai stage, doi punya suatu kisah yang begitu kokoh melekat dijiwanya. Ya ke konsistensiannya terhadap perasaan sayang ke almarhumah istrinya Diandra Amalia.
Tulisan Bulux saya temukan dan saya baca satu jam setelah selesei ditulisnya melalui online media milik Superglad (band yang digawanginya). Langsung niat saya bulat untuk men-share ini.
Apa maksud saya? Bukan karena motif nama besar Bulux didunia punkrock Indonesia. Tetapi yang Bulux tuangkan disini bukanlah fiksi yang umumnya mengagungkan suatu tokoh utama (meskipun saya doyan fiksi, buka Ika Natassa). Bukan, sekali lagi bukan itu semua.
Bulux menceritakan kisah ini sangat punkrock sekali, sungguh!! Lugas, jujur, terbuka, tanpa rasa malu, serta sikapnya untuk memenangkan suara hati sangat menonjol. Satu hal terpenting adalah kekonsistensian dan keresistensian Bulux terhadap soulmate-nya (baca: cinta) sungguh luar biasa. Bagaimana tidak? Bulux seorang tokoh punkrock sesungguhnya bukanlah tipe pria "pemain" wanita. Tetapi Bulux menyikapi seorang wanita sangat romantis (punkrock version), hingga terwujudnya lirik per lirik benar-benar dari suara hati. Wanita yang beruntung tersebut adalah alm. Diandra Amalia (rest in peace).
Setia menunggu almarhumah putus dari kekasihnya (saat itu), suatu sikap yang bijak. Ya, karena Bulux dengan sportif tidak mengganggu bahkan merusak hubungan almarhumah dengan pasangannya. Tetapi mampu mengendalikan arogansi perasaan sukanya (naksir) sambil menyuarakan hati melalui karyanya. Beruntung kesetiaannya berbuah manis, akhirnya Bulux bisa menyatukan cintanya dengan almarhumah. Itu karena perlakuan cinta yang jujur. Inilah punkrock!!
Perbedaan kasta kehidupan Bulux ceritakan juga disini. Jiwa punkrock Bulux di munculkan melalui kepercayaan dirinya untuk menyayangi almarhumah hingga dengan kenekatan untuk berani menikahi. Tembok besar (agama, keluarga, serta carut marut ekonominya) mampu di tembusnya. Yang pasti tidak dengan kebrutalan ala punk dimata masyarakat yang sok tau. Tetapi dengan keseriusannyalah Bulux menghadapi-menghidupi ini. Once again: the finest punkrockers!!
Thx Lux, sudah mencitrakan dan memberi contoh dahsyat tentang jiwa punkrock setidaknya ke otak saya dulu, lalu kemudian dengan mengambil contoh kisah ini saya akan transfer ke masyarakat yang sok tau (bersediakan kisah ini saya kisahkan lagi ke awam). Harapan saya tetaplah dengan kegilaan anda, karena saya menganggap kegilaan anda yang membuat nama Bulux semakin besar (layaknya Tim Armstrong).
Jangan berpegang pada pintu yang sudah tertutup, karna Tuhan sedang membuka pintu yang baru. Happily ever after dude.
Orang baru itu adalah sang istri anda (Frima Fitriani.red). Akhir kata lanjutkan asmara punkrock anda ke sang istri, romantis sekali mengetahui side project "Kingenkuin". Ini satu contoh lagi nih, tapi mungkin nanti saja saya menjabarkannya setelah menyaksikan karya Kingenkuin, supaya saya menulis ada dasarnya.
Tulisan Bulux tersebut ada disini asal usul senandung rindu
Cheers,
-GJG-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar