Jumat, 31 Oktober 2014

ESENSI

Jika keterbatasan fisik membatasi langkah merealisasikan mimpi, maka menyalahkan Tuhan karenanya bisa dibilang keterbatasan pikiran?

Tentu saja pikiran manusia berbatas. Memang siapa yang bisa menakar Tuhan?

Melawan keterbatasan dan selalu bermain dengan kemungkinan kecil itu sama seperti berenang melawan arus. Melelahkan.

Kepada dunia, mencoba membuktikan diri. Selang beberapa saat, kamu menemukan dirimu di pojok ruangan meratap pedih tentang nasib.

Pada akhirnya semua akan berdamai dengan keterbatasannya masing-masing. Bukan menyerah.

Tak perlu menyerang orang lain jika perang yang sebenarnya adalah melawan diri sendiri.

Bener kata Nietzsche, ada orang yang ga mau percaya kenyataan kalau dia terbatas, karena takut ilusinya rusak.


Cheers,
-GJG-