Selasa, 08 Oktober 2013

KARMA

Kalau katanya John Lennon:
"Instant Karma's gonna get you
Gonna knock you right on the head
You better get yourself together
Pretty soon you're gonna be dead."
- Instant Karma -

Ga tegas nih ya judul artikelnya, apaan sih malah ngebahas karma? Itu kan malah nyumpahin. Gausah takut ini hanya judul, tenang aja isi artikelnya tentang karma juga kok, hhh... Karma yang universal tapi. Agak lama juga nulis materi ini hampir seminggu. Aku nyari bahan pikiran yang agak jernih, supaya Karma yang ini ga terjerumus ke Karma yang sering di tweet si Regina. Jahat banget si Regina emang, nge-Karma-in si itunya gitu, diih parah!
Jadilah seperti anak kecil, hilangkan prasangka agar tercipta karya-karya karma.
Tidak ada karma yang tiba-tiba muncul. Karma kreatif selalu berawal dari karma yang pernah ada sebelumnya. - Sir Joshua Reynolds.
"Think left
and think right
and think low
and think high.
Oh, the thinks you can think up if only you try!"
- Dr. Seuss -

Lets read and be friends!

Aku nyebut Karma sebagai hukum sebab-akibat semesta yang berlaku dalam berbagai agama dan keyakinan. Tapi kalian belum-belum udah alergi dengar KARMA.

Ah aku sedih... Ternyata sebagian kawan-kawanku dalam beragama masih ngejar formalitas. Padahal aku nyebut karma ga ada hubungannya ama agama tertentu. Once again: Ini universal.

Hati-hati terhadap karma dari kebencian. Kalau kalian ngebet Pak Akil Muchtar yang ketua MK itu segera diadili karena benci koruptor, bisa jadi kalian atau keluarga kalian tar kena kasus serupa.

Aku ga sreg sama FPI. Tapi sekuat-kuatnya aku berusaha terlepas dari kebencian pada FPI dan tetap ingin fair melihat kasus FPI.

Diberita-berita, madia massa lainnya pemberitaannya ga sedikit polisi yang gencar memberantas kasus narkoba, tapi memberantas dengan kebencian. Eh... anak atau keponakannya kena kasus narkoba.

Oke tambahan:
Penggagas UU Pornografi yang menggagas itu karena kebencian terhadap pornografi, emang bisa kena karma.
Sama halnya penggagas UU antikorupsi yang menggagagas itu karena kebencian pada koruptor-koruptor, mungkin suatu saat kena jeratan karma korupsi juga.

Aku setuju, jika hidup ini adalah perjalanan maka kargo terberat dan paling merepotkan adalah kebencian.

Mau terhadap kuasa pertambangan, mau terhadap SK Migas. Satu pesanku jangan sekali-kali mengkritik dengan kebencian. Ini juga peringatan buat aku sendiri.

Salah satu alasan kenapa saya mendewakan Rancid dan trio punk Endank Soekamti (bukan Kamtisnya). Mereka lebih menyuarakan aspirasinya dengan pola pikirnya tanpa mengkritik atau membeda-bedakan. Bahas Rancid pasti mengarah ke Green Day yang lebih dikenal oleh masyarakat mainstream di USA. Green Day juga ada di playlist saya, mereka band besar, tetapi disetiap live perform-nya Billie Jo Armstrong selalu mengandung unsur pencucian otak. Rancid? Liriknya segar, membuka wawasan pendengar bagaimana suasana di East Bay Night, menyampaikan kegiatan-kegiatan di komunitasnya, finest line up ever for Rancid. Lalu kenapa Endank Soekamti bukannya ada Superman Is Dead atau yang lebih dedengkot Marjinal. Jrx si penabuh drum SID terlalu frontal dalam membenci sesuatu yang diluar pemikirannya, sedangkan Marjinal itu jiwa punk-nya kuat melekat segalanya dikorbankan demi punk. Sehingga pemahaman punk-nya kurang membumi. ES trio punk dari Yk yang sangat down to earth, menjadi landasan saya untuk menjiwai punk tanpa harus selamanya berada di circle punk.

Kita kritik Pak Jokowi-Ahok karena kita ingin situasi macetnya lebih baik, bukan karena kebencian. Ini gampang diucapkan tapi susah dipraktikkan. Tapi kita coba.

Seorang kawanku yang memberantas narkoba dengan kebencian, akhirnya keponakannya meninggal dunia karena overdosis.

Aku punya kawan yang kerja di BNN namanya Bima akrabnya Bimex/bmx. "Sistem pemberantasan narkoba yang kantormu terapkan demi tegaknya hukum apa karena kebencian pada pelaku?" Si Bmx itu ga bisa jawab.
Bimex mikir lama, lalu bilang "Wah, aku ga bisa bedakan sudah, demi tegaknya hukum atau karena kebencian ke bandar-bandar narkoba."
Anak-anak di SMA saya dulu banyak yang pemakai, tapi luar biasa mereka-mereka itu masih bertanggung jawab dengan studinya masing-masing. Bahkan ada yang masuk 3 besar saat pembagian raport. Kalau kayak gini gimana aku bisa benci sama mereka? Beda dengan Bimex sewaktu belum gawe di BNN, begitu tau kalau ada kawan yang pengguna maka Bimex langsung ngejauhin.

Lalu aku tanya lagi, "Ada ga kakak atau keluarga yang kena kasus narkoba setelah pemberantasan itu?"
Bimex berkaca-kaca, menjawab lirih, "Ada. Keponakanku meninggal. Semiggu lalu overdosis." Maka wasapadalah dengan kebencian.

Yang paling bikin kita sempoyongan bukan melawan goverment dan DPR, tapi menggerus kebencian dalam diri setiap kita.

Tuhan, salah satu mahan karya-Mu adalah tipisnya batas antara perjuangan dan kebencian, setipis dan setransparan lingerie-nya Asia Carera antara hidup dan mati.

Semoga twit-twit antarkita beberapa kali tiap tengah malam yang penuh hhh...(hahahahihihi) dan flirtings-an itu sejatinya adalah upaya menyatukan airmata untuk menenggelamkan kebencian. *si Tiang mah pasti paham!*

Sumber dari segala sumber revolusi haruslah CINTA, ga haramkan nyelipin unsur cinta? Lha, Bulux Superglad yang dulu salah satu personil di Antiseptik (band punk pertama di Jkt) juga ngomongin cinta kok (simak: asmara punkrockers). Cinta pada situasi yang lebih asyik tentunya, bukan karena kebencian kepada sang mantan.

Eh Jo, menurutmu lebih mungkin mana: mencintai cinta apa membenci kebencian?
Thx untuk seluruh respon kaliantentang cinta dan kebencian. Kalau cinta kalian cintai, kebencian kalian apain?

Mari latihan menghilangkan kebencian tapi ga dengan membencinya. Emang susah, tapi minimal tantangan sudah aku ucapkan padamu.

Kalau ga yakin bahwa kebencian dapat kita halau tanpa membencinya, buat apa kami berbalas tweet?

Silahkan marah ke PSSI, tapi please jangan dengan kebencian. Ini terutama peringatan kepada aku sendiri. Sekian.

Wah ternyata artikel ini belum bisa saya akhiri. Masih ada seputar kasus aparat pertambangan di daerah. Hhh...

Siapa akan bersaksi: pejabat dan pengusaha tambang apakah hidupnya, keluarganya? Apa anaknya sering sakit, istri atau suaminya?

Maksudku adakah yang bersaksi bahwa kehidupan pejabat dan pengusaha tambang tuh ga happy?
Jadi maksudku, tanpa pengadilan pers dan rakyat, pejabat dan pengusaha tambang sudah tersiksa akibat karma.

Kawanku di Kaltim pernah bilang: semua pejabat dan pengusaha tambang enak Jo, kaya raya apa-apa lancar.

Emang ada yang ngaku? Aku ga yakin. Masa hukum karma boong sih. Jangan lihat luarnya (jumlah mobil, rumah, baju, dll), tapi lihatlah kehidupannya. Hubungan dengan anak-anaknya, kesehatan, dan lain-lainnya.


Cheers,
-GJG-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar