Sabtu, 04 Juli 2015

LIFE IS MEANT FOR LIVING!

Kehidupan seringkali disalahkaprahkan dengan "persiapan menjalani kehidupan".
Sebagian besar manusia tergesa-gesa mengejar "kesuksesan" tanpa merasakan kehidupan itu sendiri.
1) Pelajar ga sabar menempuh jenjang kuliah.
2) Mahasiswa ga sabar pengen kerja dan dapet gaji pertama.
3) Karyawan ga sabar pengen naik jabatan.
4) Pegawai ga sabar pengen jd manajer dengan gaji lebih besar.
5) Dan..
6) Bos ga sabar menjadi lebih berkuasa dan punya uang lebih berlimpah.
Sounds familiar?

The process to get there is more valuable than actually reaching the destination.

Hari ini adalah besok yg dikhawatirkan kemarin.
Saat berlomba mencapai tujuan-tujuan "kesuksesan", pernah terpikir apa yg akan dirasakan saat tujuan tersebut tercapai?

Ingat: yang "dirasakan" bukan yang dilakukan.

Jd manajer akan penat dengan analisa data, dan wajib mempertanggungjawabkan data yg diolah, dan siap menjadi garda terdepan dalam operational cost. Kalo sudah siap menerima tanggungjawab seperti itu? Silahkan terima gaji yang lebih besar.

Apakah juga pernah bertanya makna tujuan-tujuan tersebut bagi diri sendiri?
Kenapa persiapan masa depan harus menghalangi kita menikmati hari ini?

Master of the future and guardian of the past.
Kawan SMA saya Leo Andrean, meniti kehidupan dengan berani sekaligus berserah diri. Sebagai seorang punkrockers yang tertimpa kebutaan temporary (selama 3,5 tahun). Leo berujar bahwa bukan kesembuhan yang memberikan makna terbesar, namun perjalanan sejak sakit, sembuh, hingga hari ini. Keyakinan yang sama juga dipegangnya saat harus ditinggal kekasih tercintanya, sahabat saya Veronica Sari. Leo telah berhasil memaknai masa lalu, menatap masa depan, dan menikmati hari ini. Bagaimana dengan kita?

"Accept the fact that we are all works in progress." ~Bapakku sendiri.

Dalam hal mensyukuri (sekaligus menikmati) hidup, saya belajar banyak dari bapak saya, C. Mintariadji, BA. Ketidaktahuan, ketidakpahaman, dan ketidakmampuan bukan alasan keputusasaan. Bagi si babe, untuk TAHU, PAHAM, dan MAMPU bukanlah tujuan, namun sekedar bagian dari work-in-progress bernama kehidupan.

Sebelum berpikir njelimet soal definisi sukses dan segala bentuk lambang kesuksesan pastikan kita memahami MAKNA atas segala hal yang kita pikir kita inginkan.

God simply ask us to be the best version of ourselves.


Cheers,
-GJG-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar