Minggu, 09 November 2014

GUGURNYA CINTA BUKANLAH NYERAH

(RIP) Meggy Z berpesan:
Lebih baik kau bunuh aku dengan pedangmu,
daripada kau bunuh aku dengan cintamu.

Ada yang menyangka itu nyerah, tapi menurut aku itu pasrah. Padahal nyerah dan pasrah itu beda. Hhh... Pasrah ga ada benderanya, nyerah sudah jelas: bendera putih (acara uji nyali dan sejenisnya). Kematian bukan menyerah karena benderanya belum tentu putih. Kuning? Ah itu tanda kematian di Jkt. Di Yk bendera untuk kematian warnanya putih. Di tempat lain ya lain lagi. Berarti kematian bukan menyerah. Kematian itu pasrah. Semua oran berjuang untuk hidup (dan untuk cinta) sampai dia ga mampu lagi untuk melanjutkannya, wuanjeeeeng... dan yang menilai kapan kita tak mampu melanjutkan hidup bukan kita. Saat kita menyerah, kitalah yang menentukan saatnya. Hhh...
Daun yang gugur aja ada siklusnya untuk bersemi kembali, apalagi cinta! Bacanya gausah serius nanti keriput.
Kenapa habis putus cinta jadi gelap, jadi nyerah, dan mau bunuh diri? Karena orang-orang seperti itu... ini mungkin lho ya, sekali lagi ini mungkin, mungkin karena orang-orang seperti itu kurang ngobrol sama sejarawan, sama arkeolog, bahkan sama paleontolog. Enaknya kalau putus cinta terus kita ngobrol sama orang-orang yang ahli masa lampau, kita akan tahu bahwa putusnya cinta kita ga ada apa-apanya dibanding tragedi manusia sejak ribuan tahun yang lalu.
FYI aja sih: Kisah cinta Roro Mendut dan Pronocitro yang dipisahkan oleh penguasa Tumenggung Wiroguno jauh lebih sadis, le. Ada juga Minakjingga yang hancur berkeping-keping hatinya karena Kencanawungu lebih memilih Damarwulan sampai wujudnya berubah jadi penuh cacat karena digempur oleh Damarwulan. Belum lagi kisah tragedi Cleopatra dari Mesir, belum lagi Helen dari Sparta. Dan seabrek hal-hal sadis tentang cinta lainnya di masa lampau.
Hmm... atau sehabis putus cinta kalian ogah ngomong sama orang-orang ahli masa lampau? Ya kalo ga cobain aja ngomong sama ahli astronomi, ga usah sampai Stephen Hawking. Di Indonesia banyak astronom maupun orang-orang yang sekedar hobi astronomi. Berkawanlah sama mereka. Bincang-bincanglah, mau sambil nyeruput kopi ataupun ga, terserah. Ah, kisah putus cintamu ga ada apa-apanya... seperjuta upil dibanding luasnya alam semesta. Bagaimana ga luas, wong planet seperti bumi aja konon ada hampir dua triliun di galaksi Bimasakti saja. Jika semua dihuni oleh manusia, berarti persoalan kehancuran cintamu itu dialami juga oleh penghuni triliunan planet.

Kata budayawan Butet Kartaredjasa, suka duka kita tidaklah istimewa karena setiap orang mengalaminya. Ada yang nanyain ke aku. "Jo lu pernah ngerasain putus ga sih? Terus apa yang lu lakuin?" Hhh.... Itu sama aja dengan bertanya, "Jo lu pernah makan nasi pecel?" Tentu langsung aku jawab pernah. Pertama kali putus cinta, aku lalu disuruh bapakku berdiri lama memandang laut, lama banget di pantai Pulau Bunyu. Agar kenapa? Agar aku merasa persoalanku begitu kecilnya.

Oh ya kenapa hidup ini kusamakan dengan nasi pecel, eh, game. Ada yang nyangkal waktu kami diskusi hangat, kenapa hidup kok disamakan dengan game, padahal hidup kan serius, sedangkan game sekedar permainan. Buseeet serius amat kayak lagi ujian?


Oke..oke... tapi coba pikir deh. kurang serius gimana game itu? Apa kalian nyangka yang serius cuma paskibraka yang bisa jalan mundur tanpa jatuh di tangga istana? Apa yang kalian anggap serius itu cuma komandan upacara, yang suaranya bisa lebih lantang dari orang utan. Hidup itu game dan game itu kalau diseriusin bakal seru.

Coba pikir deh, banyak orang yang  sampai lupa makan, lupa minum, lupa pacarnya karena main Point Blank, Lost Saga, Angry Birds, dan Nusantara Online. Jangan cuma terpesona sama Suju maupun SNSD doang. Pendapatan Korea besar juga dari bisnis game. Karena apa? Karena kita semua suntuk, sangat tekun, dan sangat all out mengahdapi game. Justru yang kita anggap bukan game malah kita perlakukan dengan tidur. Contohnya bapak-bapak di DPR itu. Sidang kabinet, bahkan pidato (mantan) Presiden SBY yang panjang lebar dan seharusnya serius, malah ditinggal tidur oleh anak-anak. Please jangan melihat segala sesuatunya dari permukaan. Salah aku mengatakan game itu serius? Para ilmuwan bilang manusia itu homo ludens, artinya makhluk yang bermain.
Sekarang aku mikir kenapa istilahnya "Lo gue end", kok ga "lo gue game over"? Why not?
"Kalo game over bisa di restart, Jo." celetuk si Petra.
Hhh...
Ganesha si anak game ikut nambahin. "Biar ga antiklimaks. Kalau game over ga ada credit title-nya, Jo."
Aku setuju, asal di dalam credit title itu bukan tercantum nama-nama orang ketiga yang menyebabkan kita putus. Biarlah orang-orang itu, kalaupun ada, hanya dicatat oleh alam. Credit title diganti dengan catatan akhir film tentang bagaimana kita pacaran, bukan tentang bagaimana kita putus. Seperti seorang samurai (Tom Cruise) dalam film The Last Samurai ketika ketika ditanya oleh Kaisar Jepang tentang matinya samurai lain () di dalam perang, "Maaf, Kaisar. Izinkanlah saya tidak menceritakan tentang bagaimana dia mati, tapi tentang bagaimana dia hidup."


Ditulis dikamar, dibaca dimana-mana.
Salam,
-GJG-

Senin, 03 November 2014

DARE TO CARE

DareToCare bermula dari perbincangan melalui selular antara saya dengan Guruh Triadiyoga tanggal 22 Maret 2014. Guruh yang pemalas tapi selalu bijak merupakan kawan sekaligus komandan angkatan saya. Obrolan kami mengenai ajakan tentang keberanian untuk amal. Langsung saja saya membuat grup WhatsApp, karena membuat grup band sudah ga jaman.

Pamflet publikasi DareToCare.

Pamflet tersebut dibagikan menurut keyakinan Guruh yang lebih tahu siapa saja yang merasa siap dan dalam kondisi sehat secara ekonomi, karena tujuan ini amal dan bersifat segera. Maka ga ada rencana panjang dan tanpa AD/ART. Bergabunglah 12 donatur (tks kawan-kawan). Kemudian grup WhatsApp dijadikan wadah untuk discuss mengenai program amal terkait modal dan pembagian dengan asas kemuliaan.

Discuss #1.

Discuss #2.

Discuss #3.


Ya seperti itulah rapat mengenai konsep DareToCare, tenang tanpa harus hingar bingar di ekspose media, tanpa perlu acara charity megah di hotel mewah. Dari media WhatsApp, saling silahturahmi menjenguk saudara kami. Pada 26 Maret 2014, bergerak cepat kami membahas untuk membentuk tim kurir inti DareToCare, mereka diajak karena kredibiltasnya di aksi-aksi kemanusiaan sebelumnya.


Tim kurir Galih dan Guruh. Melalui Syamsi, kami pun bersilahturahmi dan merasa ada panggilan untuk membantu. Tks Syam!

Donatur DareToCare pun bertambah menjadi 16 orang dan bulan berikutnya saldo juga ikut bertambah, Puji Tuhan. DareToCare ga punya kantor, bergerak dari WhatsApp, koordinasi kapan saja. Kami adalah kumpulan amal yang mengudara tanpa rumit, sulit, dan berbelit-belit.


COMING SOON

Selanjutnya pada akhir Oktober kemarin Pepi menanyakan lanjutan tentang grup ini. Karena Syamsi sudah mendapatkan pekerjaan yang layak. Maka 1 bulan terakhir DareToCare vakum. Aku membuat kegaduhan bahwa memiliki konsep, bak gayung bersambut, maka Guruh langsung menanyakan apa konsepmu! Ya namanya juga konsep ibarat wacana, saya belum siap untuk menyampaikannya dengan berdalih masih proses pematangan konsep supaya tidak mudah disanggah mentah-mentah oleh para donatur.

Hingga saat ini pun belum aku sampaikan konsep itu. Tetapi dengan itu bukan berarti aku santai leyeh-leyeh, empat hari ini yang aku pikirkan hanya bagaimana mengutarakan konsep amal selanjutnya untuk DareToCare ini. Ketika bangun tidur aku langsung memikirkan konsep ini, sepanjang hari aku hanya mengerahkan segala daya-upayaku untuk DareToCare ini supaya tetap berlanjut, hingga ketika kembali tidur lagi aku masih memikirkan konsep, bahkan ketika tidur pun aku bermimpi bagaimana cara mulai mengutarakan konsep DareToCare. Mungkin kedengerannya lebay, tapi kawanku Guruh pasti sangat tahu, aku sudah terbiasa melakukan hal "gila" karena sering menjadi relawan ketika membantunya selama menjabat menjadi Komting 2007.

Apa yang ada di pikiranku saat ini? Hanyalah untuk meneruskan DareToCare, ayolah transfer-transfer sedekah lagi, semua bergerak membantu sesama, berapapun nominalnya. Aku bersyukur Syamsi tetap kuat hingga rejeki menghampirinya. Begitu juga adiknya (RIP) Zaenal, yang tetap melanjutkan kuliahnya di Teknik Lingkungan UPN. Mereka berdualah sosok yang dikirimkan oleh Tuhan untuk mengetuk hati kita. Selanjutnya?? Teruslah kita bertahan bergerak bersama melalui DareToCare untuk bareng-bareng mencari tiket ke surga, itu saja!

Sejak aku mampir ke salah satu panti asuhan di Selatan Selokan Mataram, Kota Yk, respon dari dalam nurani sungguh luar biasa! Bagaimana tidak, maka akan aku ceritakan sedikit kisahku.
Sebegitu tiba di panti asuh, aku ngobrol sebentar dengan ibu pengelola panti, sampai akhirnya aku ngelihat siapa yang ada dibalik lemari itu. Ibu pengelola panti itu langsung memperkenalkan ke aku.
Ini mas, perkenalkan namanya Lana. Dia paling pintar disini, sekolahnya juga pintar, sudah lulus SMA, bisa komputer, bisa pakai jilbab sendiri, Mbak Lana nih yang bantu kami mengelola yayasan ini. Lanjut ibu panti.
Aku memandang Lana, mungkin tadi bukan prestasi yang luar biasa sampai aku kemudian melihat sosoknya... gadis cantik, manis, berkulit putih, berambut panjang, dengan senyum yang mengembang... dan dia ga punya tangan. Aku bengong, takjub dengan sosok di depanku, anak ini luar biasa, dengan senyum dan tatapannya orang tidak akan menemukan kekurangan di dirinya.
Lana bercerita:
  1. Aku dulu seperti mereka (bayi-bayi) mas, mereka semua sempurna, aku cacat sejak lahir dan tinggal di panti ini.
  2. Sekarang ada 30 bayi yang dikumpulkan di panti daerah Kadirojo, Kalasan. Semua nasibnya sama dengan aku sejak kecil ga tau deh orangtua kami siapa.
  3. Oh ya, aku sekolah di sekolah biasa mas, aku ga mau dikasihani, SMP-SMA di Muhammadiyah biasa, aku ga minta meja khusus. Ku tulis semua dengan kakiku, bisa kok. Pikirku anak ini istimewa, seperti Yogyakarta. Semangatnya luar biasa.
  4. Bayi-bayi cacat ini lahir karena gagal aborsi, bapak-ibunya ga ngeharapin kehadirannya, segala macam cara dilakukan, namun ketika Tuhan Sang Pemilik Hidup berkata lain, tetap lahirlah mereka walau dalam kondisi cacat akibat ulah orangtuanya sendiri.
  5. Ini namanya Risti mas, Risti bayi yang ga punya lubang dubur 6 bulan lalu masih disini, dibuatkan lubang diperutnya. Coba deh pegang tangannya mas, dia pasti mau merangkak-rangkak keluar dari boks yang menghalanginya.
  6. Siapa lagi mas yang mau merawat mereka? Kami disini bertekad menjaga mereka. ini amanah dari Tuhan. Mereka tetap manusia walau cacat diseluruh tubuhnya.
  7. Aku tiap hari disini mas, bantu ibu-ibu pengelola yayasan ini. Aku bisa lakukan semuanya kok, ngetik, internet, pakai hp aku bisa semua pakai kakiku. Tuhan itu Maha Adil mas, di setiap kekurangan yang dimiliki manusia, pasti ada kelebihannya. Astaaaagggggga, Lana ini luar biasa, malu aku jika kalah dengan semangatnya.
  8. Jatah biaya makandari pemerintah hanya Rp 2.500,- per anak per hari mas. Bayangkan mas, dengan makanan burung saja mahal makanan burung. 
Lana, aku tiba-tiba melihat dia begitu sempurna... seperti ada tanga yang tumbuh keluar dari hatinya... tangan yang indah yang bisa memeluk bayi-bayi malang di dalam sana... seperti sayap yang dimiliki ibu yang mengasihi anak-anaknya. Malu aku jika melihat semangatnya! Tanganku kalah tangkas dengan semangat yang keluar dari tubuh ga bertangan itu.
Saat ini ada 19 bayi normal dan 30 bayi cacat di panti asuhan yang aku lupa nama pantinya. Mereka berjuang dengan bantuan pemerintah yang tidak seberapa (2.500/hari/anak) dan dari donatur! Saat ini hanya ada 2 donatur tetap disini, selebihnya adalah donatur tidak tetap yang datang silih berganti, ga bisa dijagakan setiap hari.
Sekian ya.
Setelah saya renungkan, saya memberanikan diri untuk menulis ini. Bahkan lagi menggodong supaya kisah ini bisa dijadikan materi konsep untuk lanjutan DareToCare. Mari kita bantu, niscaya Surga untukmu!

Tubuh mungil itu seperti Tuhan yang menghadirkan untuk "mancing" kita.
Seberapa pantas sih kita masuk surga, kalau kita masih nyaman makan di McD, KFC, PizzaHut, Hoka Bento, Starbuck, habis ratusan ribu sekali kecap! Sementara kita hanya berdiam diri melihat tubuh-tubuh mungil itu dapat jatah makan dari pemerintah tidak lebih dari makanan burung.

Aku mengajak rekan-rekan donatur DareToCare untuk meneruskan kegiatan amal ini, amal jalanan, tanpa sangkutan angkatan, gap, bahkan parpol apapun! Backing kita cuma satu, GUSTI ALLAH, dengan inspirator sedekah modern seperti Ust. Yusuf Mansur. Aku sudah mengerucutkan siapa saja yang bisa menjadi sasaran penerima, berdasarkan prioritas, yaitu:
1. Panti asuhan anak cacat,
2. Panti asuhan bayi terlantar,
3. Panti asuhan yatim piatu,
4. Janda-janda tua dhuafa,
5. Anak-anak dewasa/orangtua sakit dan tidak mampu,
6. Biaya sekolah anak yatim dan dhuafa,
7. Tempat ibadah yang sedang dibangun,
8. Kebutuhan alat ibadah.

Maaf kalau aku rada menggurui, begitulah aku yang bingung menyampaikan konsep ini. Idealnya adalah konsep ini:
Tentang obat yang belum terbeli,
beras dan lauk yang belum terbayar.
Tentang susu dan makanan bayi yang habis esok hari,
juga biaya sekolah yang masih tertunda.
Tentang bangunan panti, serta tempat tinggal bersama yang harus ditambah luasnya.
DareToCare menyampaikan titipan dari langit, tanpa perlu rumit, sulit, dan berbelit-belit.

Nantinya, lokasi target bisa di Yk, Jkt, Kalimantan, atau di lokasi tempat para donatur berkarier. Kita semua donatur, kita kurirnya, demi Tuhan akan sampai ke mereka yang membutuhkan. Pembagian seperti sistem kita kemarin melalui discuss dan asas kemuliaan. 

Semoga kita yang merupakan rakyat jelata dan ga kenal tokoh politik manapun mampu  membentuk amal jalanan untuk tabungan kelak di kuburan kita semua. Semoga kita bisa sebagai penyalur bagi para saudara/kawan donatur lain yang tergerak untuk membantu tapi ga punya kesempatan melakukannya sendiri. Semoga kita bisa di-support oleh satu pihak, Gusti Allah, selesai semua urusan!


Salam,
-GJG-

Jumat, 31 Oktober 2014

ESENSI

Jika keterbatasan fisik membatasi langkah merealisasikan mimpi, maka menyalahkan Tuhan karenanya bisa dibilang keterbatasan pikiran?

Tentu saja pikiran manusia berbatas. Memang siapa yang bisa menakar Tuhan?

Melawan keterbatasan dan selalu bermain dengan kemungkinan kecil itu sama seperti berenang melawan arus. Melelahkan.

Kepada dunia, mencoba membuktikan diri. Selang beberapa saat, kamu menemukan dirimu di pojok ruangan meratap pedih tentang nasib.

Pada akhirnya semua akan berdamai dengan keterbatasannya masing-masing. Bukan menyerah.

Tak perlu menyerang orang lain jika perang yang sebenarnya adalah melawan diri sendiri.

Bener kata Nietzsche, ada orang yang ga mau percaya kenyataan kalau dia terbatas, karena takut ilusinya rusak.


Cheers,
-GJG-

Sabtu, 20 September 2014

OH ADEK PEREMPUAN

Dulu sewaktu masih kecil, gw pernah jadi anak pertama dan satu-satunya. Masa kecil gw begitu bahagia. Setiap hari cuma main, main, dan main. Bisa dibilang waktu itu gw lebih suka hidup di luar rumah ketimbang di dalam rumah. Di rumah, gw memang punya banyak mainan. Orangtua gw juga selalu ada waktu buat gw. Tapi semua itu ga seperti ketika gw main di luar rumah. Main sama orangtua ga seseru seperti ketika gw main dengan anak seumuran gw. Gw pengen punya temen main di rumah. Cara satu-satunya adalah, gw harus punya adek. Bagaimanapun caranya, gw harus bisa memaksa nyokap buat bikinin gw adek.

"Mah, bikinin adek dong." kata gw ke nyokap yang lagi sibuk bikin brownies di dapur. Denger ucapan gw itu, nyokap langsung menatap gw dengan heran. Tanpa berkata apa-apa, dia lanjut ngaduk adonan. Gw mulai ngeluarin jurus yang paling sering dipakai anak kecil sebagai senjata mengintimidasi orangtuanya. Merengek. "Maaaaaah... Adeeeeek.." Sambil narik-narik bagian bawah baju nyokap, gw terus merengek. Sampai akhirnya nyokap gw nyerah. "Iya, nanti mama bikinin ya.."
Gw berhasil.

Karena khawatir ucapan nyokap cuma sekedar wacana, gw terus mendesak nyokap "Kapan bikinnya? Besok ya. Pokoknya besok aku uda harus punya adek!" Nyokap gw diem. Sambil terus merengek, gw nanya ke nyokap "Emang bikin adek gimana sih? ajarin deh. Ntar aku bikin sendiri." Kemudian gw lihat muka nyokap gw mulai pucet.

Capek denger rengekan gw, nyokap akhirnya menjawab sebisanya. "Bikinnya kayak gini nih!" jawab nyokap gw sambil memasukan adonan kue brownies ke dalam oven. "Oh gitu ya.." Dan gw pun percaya.

Singkat cerita, beberapa tahun kemudian, adek gw terlahir ke dunia yang fana ini. Namanya Rhencyta. Biasa dipanggil Rensi. Setelah Rensi lahir, anggapan gw tentang punya adek itu seru ternyata salah. Punya adek itu susah. Kasih sayang orangtua gw mulai terbagi. Waktu bermain gw juga semakin berkurang. Saat nyokap sibuk masak, gw jadi gak bisa main karena harus jagain Rensi. Gendong dia sampe dia tidur. Bikinin dia susu ketika dia rewel. Nyuci piring ketika nyokap gw capek ngurusin Rensi. Dari situ, secara ga langsung gw mulai belajar tentang tanggung jawab menjadi seorang kakak.

Seiring berjalannya waktu, Rensi mulai dewasa. Tugas gw buat ngurusin dia juga udah berkurang. Dan sekarang dia sedang memasuki fase hidup baru. Dari sel telur-bayi-balita-anak kecil-ABG-alay. Bahkan sekarang ini jiwa alay Rensi sedang meletup-letup dalam dirinya. Saking alaynya, setiap BBM-an sama dia, gw berasa baca tulisan-tulisan purba yang biasa diabadikan di sebuah prasasti. Belum lagi ketawanya yang menyimpang dari ajaran agama ~w̶̲̥̅̊к̲̣̣̥"=))w̶̲̥̅̊к̲̣̣̥"=Dw̶̲̥̅̊к̲̣̣̥"=))w̶̲̥̅̊к̲̣̣̥~

Makin kesini gw makin sadar kalau ternyata walaupun alay, Rensi terlahir dengan wujud yang cantik. Dan itulah masalah utamanya. Punya adek itu susah. Apalagi adek cewek. Cantik pula. Di luar sana pasti banyak spesies cowok yang kalo ngeliat cewek bening, otaknya langsung kotor. Gw harus menjaga Rensi dari mereka.

Setiap Rensi keluar rumah, ada perasaan ga tenang yang gw rasakan. Karena gw juga dulu pernah jadi anak seumuran Rensi. Yang pengen mencoba banyak hal, tanpa mikir apa akibatnya. Jagain Rensi kecil, jauh lebih gampang ketimbang jagain Rensi yang sekarang uda dewasa. Apalagi anak seumuran Rensi masih punya pikiran yang labil. Masih gampang terpengaruh orang lain.

Sebenarnya gw bukan tipe orang yang insecure. Bahkan ketika pacaran gw sering diputusin dengan alasan "Kamu terlalu cuek sama aku". Gw juga pernah berusaha mengubah sifat cuek gw. Menjadi seorang cowok yang perhatian sama ceweknya. Tapi kemudian gw diputusin dengan alasan "Kamu terlalu posesif sama aku".

Demi keselamatan Rensi, gw akan berusaha semaksimal mungkin buat ngelindungin dia. Gw harus tau siapa aja orang-orang disekitar Rensi. Terutama temen-temennya.

Akhirnya suatu ketika, saat Rensi ketiduran di ruang tamu, diem-diem gw meriksa handphone-nya.  Gw baca semua SMS, WhatsApp, Line, bahkan iMess Rensi. Seperti seorang spionase Rusia yang mencari data-data konspirasi rahasia pemerintah Amerika Serikat, gw membaca dengan teliti semua pesan yang ada di handphone Rensi. Hasilnya, gw speechless. Dari hasil penyadapan gw terhadap handphone Rensi, gw menarik kesimpulan kalau saat ini Rensi ada dalam bahaya.

Di handphone-nya banyak gw temukan pesan-pesan aneh dari banyak cowok. Ada satu yang paling aneh. SMS dari nomer yang ga diketahui. Isinya cuma "hay" "pgie" "siank" "sore" "gy apz nih?" "Mlem" "met bobok". Isi SMS-nya semacam pesan dari alien kepada manusia bumi. Pesan berupa kode SOS dalam rangka memberi tanda bahwa di planet lain ada kehidupan. Tapi gw bersyukur Rensi ga bales semua SMS itu.

Rensi ga pernah bales semua pesan dan chat yang ga jelas. Itu cukup bikin gw lega. Saat gw lagi baca-baca WhatsApp Rensi, ada chat masuk. Dari seseorang bernama Petra. Isinya.. "adek, kamu lagi apa? Ga kangen sama kakak? xixixixi"

What the fuck! Sejak kapan Rensi punya kakak lagi selain gw?

Dengan rasa penasaran yang bercampur dengan rasa kesel, gw langsung bales.. "Gw kakaknya Rensi. Lu kakaknya juga? Kapan lahirnya, kok gw ga tau? Kita lahir barengan? Tapi seinget gw, dulu gw ada di perut nyokap. Lo di mana? Di lambung?"

Gak dibales.

Beberapa menit kemudian. Ada lagi Line masuk. Dari seseorang bernama Iwan. "Hy Rensi. Lg apa?" Tanpa pikir panjang, gw langsung bales "Lg cebok nih. bentar ya.." Gw pikir setelah gw Line kayak gitu, dia bakal ilfeel sama Rensi. Dan ga ngehubungin Rensi lagi. Ternyata dia langsung bales lagi. "Walaupun qm gk cinta ma aq, tp aq akan ttp selalu mencintaimu".

Makin ga paham dengan sepak terjang anak muda jaman sekarang.

Puncak kekhawatiran gw terjadi beberapa hari selanjutnya. Minggu sore, rumah gw kedatangan seorang tamu. Kebetulan gw sendiri yang membuka pintu buat tamu itu. Saat gw buka pintu, seorang lelaki berkumis tipis, rambut belah pinggir, dan berkacamata tebal, tersenyum di hadapan gw. "Hehehe. Rensi-nya ada?"

Pertama kali ngeliat orang itu, gw langsung mikir, mungkin dia guru atau kepala sekolahnya Rensi. Tapi bentuknya sama sekali ga mencerminkan sosok seorang guru atau kepala sekolah. "Ada perlu apa ya?". Sambil senyum-senyum mengerikan, lelaki itu menjawab "Saya temen sekolahnya Rensi. Saya ke sini karena ada janji sama Rensi buat belajar bareng"

Gw sempet diem beberapa saat ketika tau kalau ternyata lelaki bertampang bapak-bapak itu temen sekolah Rensi. Kalau benar dia temen sekolah Rensi, gw rasa dia uda ga naik kelas 20 tahun. Gw dilema. Bingung antara mau mengusir dia baik-baik, atau mengutuk dia jadi tembikar. Belum sempat gw usir, Rensi uda keburu nongol duluan. Dia langsung nyuruh ABG kumisan itu masuk. Gw ga bisa berbuat apa-apa. Mau gw seret keluar, ga enak sama tetangga.

Rensi dan ABG kumisan itu belajar di ruang tamu. Gw masih penasaran, siapa sebenernya temennya itu. Karena ini pertama kalinya ada cowok dateng ke rumah buat ketemu Rensi. Mudah-mudahan ABG kumisan itu bukan cowok Rensi. Gw masih belum rela adek gw pacaran. Apalagi sama yang bentuknya agak abstrak kayak gitu.

Gw harus merancang strategi untuk mendengar semua obrolan mereka. Lalu muncullah ide aneh di kepala gw. Ngepel. Iya, kalau gw ngepel di ruang tamu, gw akan bisa mendengar semua obrolan mereka. Walaupun sebelumnya gw ga pernah ngepel, tapi semua akan gw lakukan demi keselamatan Rensi.

Setelah meracik air pel ke dalam ember, gw bergegas menuju ruang tamu. Alat pel gw celupkan ke dalam ember, dengan gerakan asal-asalan, gw mulai ngepel seleruh lantai yang ada di ruang tamu. Rensi menatap gw dengan pandangan yang seakan berkata "astaga, ngapain lagi sih nih orang.." tapi gw cuek. Gw terus ngepel sambil nguping obrolan mereka.

Yang mereka obrolin ternyata memang cuma masalah pelajaran aja. Tapi gw ga mau ketipu. Bisa jadi, setelah gw pergi, obrolan mereka jadi berubah arah. Gw harus memantau mereka. Kemudian keanehan mulai terjadi.

Lantai ruang tamu yang gw pel terlihat aneh. Banyak busa di mana-mana. Ruang tamu gw dihiasi dengan busa dan genangan air. Gw mulai panik sekaligus heran. Kayaknya ada yang salah. Gw sering ngeliat nyokap ngepel di rumah, tapi lantainya ga becek dan berbusa.

"Ya ampuuun, Joooiiiin! Lantainya kamu apain?" Suara nyokap gw menggelegar ketika melihat lantai di ruang tamu becek dan berbusa.

Setelah diusut tuntas, ternyata penyebab terjadinya semua itu adalah karena kesalahan gw ketika memilih sabun. Sabun yang gw pake bukan sabun buat ngepel, tapi sabun buat nyuci piring. Selain itu, takaran sabun yang gw campur ke dalam air terlalu banyak. Itu yang membuat lantainya berbusa. Kesalahan kedua, saat ngepel, harusnya kain pelnya gw peras dulu. Tapi itu ga gw lakukan. Itu lah kenapa lantainya jadi becek.

Karena lantainya becek, akhirnya ABG kumisan itu pulang. Dan Rensi ngambek sama gw.

Setelah kejadian itu, ga ada lagi cowok yang dateng ke rumah gw buat ketemu Rensi. Tapi lama-lama gw jadi mikir, sepertinya kekhawatiran gw terlalu berlebihan. Lagi pula, gw ga mungkin bisa setiap saat dan setiap waktu ada di dekat dia. Cara yang seharusnya gw pakai adalah membentuk pola pikirnya. Supaya dia bisa melindungi dirinya sendiri dengan cara bisa membedakan mana yang baik dan mana yang ga baik.

Sebagai kakak, gw cuma berharap Rensi ga terjebak ke pergaulan yang salah. Karena gw pernah jadi anak seumuran dia. Gw tau betul segala bentuk pergaulan anak jaman sekarang. Maka dari itu, gw wajib melindungi Rensi dari pergaulan yang salah, dari orang yang salah, dan dari jalan hidup yang salah.
FIKTIFTAPIMENGHIBUR!


Cheers,
-GJG-

Minggu, 07 September 2014

ENGINEER INI AKU

Terbayangkah kamu bertemu seorang engineer dan dialah aku pilihan hatimu. Maka, mungkin dan sangat mungkin kamu akan menyaksikan aku terlalu rasional dalam setiap persoalan. Sering dan mungkin akan sangat sering kamu menjumpai aku memilih dan memutuskan sesuatu berdasar efisien apa tidak, bukan pada nyaman atau tidak nyaman. Karena aku berkeyakinan kenyamanan adalah sesuatu yang bisa diupayakan belakangan.

Terbayangkah kamu bertemu seorang engineer dan dialah aku pendamping hidupmu. Maka kamu akan menyaksikan bahwa aku akan sangat jarang dirumah, hhh… :) Aktivitasku adalah diluar sana. Karena aku menyukai petualang. Menginginkan hal yang berbeda dalam setiap keadaan. Hal monoton seringkali membuatku bosan. Tapi tenanglah, aku tidak akan bosan dengan apa-apa yang menjadi passion-ku, dengan apa-apa yang menjadi prinsip dan pilihan hidupku. Termasuk saat aku sudah memilih pasangan hidupku.

Terbayangkah kamu bertemu dengan seorang engineer, dan dialah aku kekasih hatimu. Maka boleh jadi kamu akan menganggapku aku terlalu menyepelekan setiap masalah. Tapi bukan itu sebenarnya maksudku. Asal kamu tau kompleksitas setiap masalah adalah kekal hukumnya, tapi aku hanya ingin mengajakmu untuk menghadapinya dengan menyederhanakannya. Menganggap setiap masalah bukan persoalan besar. Sehingga hubungan kita tetap tegar menghadapi setiap persoalan. Karena pada kenyataannya kita lebih besar daripada masalah itu sendiri.

Terbayangkah kamu bertemu dengan seorang engineer, dan dialah aku ayah dari anak-anakmu nantinya, hhh… Maka maukah kamu untuk menjadi ibu terhebat buat anak-anakku nantinya juga. Mengajari mereka, mendidik mereka, dan menghebatkan mereka juga. Banyak-banyaklah untuk beraktifitas dirumah. Gantikan aku saat aku diluar sana. Menceritakan ayahnya saat mengantarkan tidur mereka. Dan saat aku kembali kerumah kamupun sudah menyiapkan segalanya. Dan kamu berdandan lebih cantik dari hari-hari sebelumnya dan selalu tersenyum manis menyambutku. Menghadirkan keceriaan di rumah kecil kita. Dan jangan khawatir kamu akan bosan hanya beraktiitas di rumah. Aku akan selalu mendukung apa-apa yang menjadi passion-mu. Asal tidak melupakan tugas utamamu. YANG PARAGRAF INI AGAK-AGAK MENGKHAYAL CYIIIN. UCYIIING PALA EYKE.

Terbayangkah kamu bertemu seorang engineer dan dialah aku sebagai pelengkap setengah dienmu. Maka kamu harus menerima kenyataan, bahwa cintaku kepadamu bukanlah cinta utamaku. Cintaku kepadamu tidak sama dengan cintaku kepada Tuhanku. Bahkan masih di bawah kecintaanku kepada orangtuaku dan mertuaku. Maka hormati aku sebagaimana aku menghormati (keempat) orangtuaku. Patuhi aku selama aku tetap taat kepada Tuhanku.

Dan saat bayanganmu menjadi kenyataan bahwa kamu menyaksikan dirimu menjadi pasangan (bahkan istri nantinya) dari seorang engineer. Maukah kamu selalu mendampingiku, melengkapi ketidak sempurnaanku, idup susah dan senang bersamaku, mengingatkanku saat lalai, membuka percakapan dalam setiap kebisuanku, menghadirkan keromantisan disetiap keadaan dan menjadi navigator handal untuk petualangan-petualangan kita sampai bahtera ini berlabuh di pelaminan dulu baru kemudian di surga.


Salam,
-GJG-

Referensi:
Ntah dari antah berantah :*

Senin, 21 Juli 2014

PERANGKAP KEPEKAAN

Pahamilah...
Bahwa aku sangat berfokus terhadap apa yang tengah aku pikirkan. Jangan berharap aku bakal menangkap makna dibalik kata-kata atau sikap martir. Mengangguk, mengedip, dan bahasa tubuhmu ga berarti apa-apa bagi aku. Jika kamu membanting pintu, bagiku itu pasti disebabkan oleh angin. Jadi kalau kamu menginginkan sesuatu dari aku, katakan dengan jelas dan tepat. Itu tegas!!!

Cheers,
-GJG-

Senin, 14 Juli 2014

PENGUASA ATAU PENGARUH

Sorong, 4 Juli 2014

"Leadership is influence. Nothing more, nothing less."
~ John C. Maxwell.

Apa yang membuat orang lain patuh sama aku?
Pertanyaan sederhana ini merupakan dasar dari prinsip-prinsip kepemimpinan (leadership). Banyak orang tidak menyadari mengapa orang lain mengikutinya atau sebaliknya, mengapa ia mengikuti orang lain. Para pemimpin, mulai dari pemimpin agama, adat, pejabat, pengusaha, cendekiawan sampai preman, semuanya memiliki pengikut. Pertanyaannya, mengapa para pengikut tersebut bersedia patuh terhadap para pemimpinnya?

Ada tiga motif, mengapa seseorang mau menjadi pengikut bagi orang lain.
  1. Untuk mendapatkan rasa aman. Rasa aman tersebut diperoleh seorang pengikut karena sang pemimpin dinilai bisa memberikan perlindungan atau sebaliknya, bila taat pada sang pemimpin,  maka sang pemimpin tersebut justru akan mengancam dirinya.
  2. Untuk mendapatkan imbalan atau reward. Seorang pengikut patuh terhadap pemimpinnya karena sang pemimpin bisa memberikan imbalan, yang dengan sok gaya sering orang menyebutnya honor.
  3. Kepuasan intelektual, emosional, atau spiritual. Dalam motif yang ketiga ini, seseorang mengikuti sang pemimpin bisa memberikan ilmu pengetahuan yang bisa memuaskan hasrat intelektual dirinya, kegembiraan yang bisa memuaskan hasrat emosionalnya atau kedamaian yang bisa memenuhi hasrat spiritualnya.
Ketiga motif para pengikut tersebut dipuaskan oleh sang pemimpin dengan menggunakan kekuasaan atau power. Dalam hal keamanan, para petugas keamanan dipatuhi karena diyakini orang yang mematuhinya akan aman-aman saja. Demikian pula atasan dikantor dipatuhi karena kalau patuh maka tidak akan dimarahi. Dalam hal imbalan, para majikan dipatuhi karena bisa memberikan gaji kepada para pekerja. Sama halnya para cendekiawan diikuti karena kekayaan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dan para tokoh agama ditaati karena kebenaran yang diajarkannya.

Kekuasaan, dalam arti positif, dibutuhkan untuk memuaskan motif orang-orang yang akan diarahkan untuk tujuan tertentu. Namun demikian, satu hal yang sering dilupakan para pemimpin, kekuasaan memiliki kadaluarsa. Dan pada saat kekuasaan kehilangan tuahnya, para pemimpin hanya bisa terkejut karena tiba-tiba saja para pengikutnya meninggalkan mereka. Mengapa kekuasaan bisa kehilangan tuahnya? Pada dasarnya, manusia serendah apapun kedudukannya di dalam piramida kekuasaan, tetap memiliki ego. Ego manusia adalah sesuatu yang terus menuntut untuk dipenuhi. Pada suatu saat, ketika motif aman atau reward terpenuhi, maka ego seseorang bisa muncul kepermukaan dalam bentuk perasaan ingin dihargai. Ego tersebut membuat kekuasaan menjadi tidak lagi efektif untuk digunakan. Pada awalnya ego masih bisa diarahkan dengan dosis kekuasaan yang lebih tinggi. Misal dalam kasus petugas keamanan, aturan diperketat dan hukuman diperberat atau dalam kasus majikan, upahnya ditingkatkan. Namun cara-cara seperti ini hanya bertahan sementara. Setelah itu, ego kembali mendorong ke permukaan. Untuk menghindari melemahnya kekuatan dari kekuasaan maka kekuasaan perlu "diisi ulang". Caranya adalah dengan gunain pengaruh atau influence. Pengaruh adalah cara-cara praktis dan efektif yang digunain agar orang lain mau melakukan apa yang kita inginkan berdasarkan keinginannya. Atau dalam bahasa yang lebih gamblang, pengaruh membuat orang lain jadi ingin mengikuti keinginan kita. Kalau bisa begini, asyik bukan? Tinggal gimana cara gunainnya dengan tepat.

Karena ego merupakan faktor yang sangat mempengaruhi tindakan seseorang, maka ego merupakan kunci dalam mengarahkan orang tersebut. Ego manusia memang memiliki sifat yang aneh. Agar kita bisa memenangkan ego seseorang, maka kita harus membuat ego orang tersebut merasa menang. Agar kita bisa membuat seseorang mengikuti kemauan kita, maka kita harus membuat orang tersebut merasa sedang mengikuti kepentingannya. Jadi, kesimpulannya, kita gunain aja pengaruh untuk mengarahkan orang lain dengan cara membuat orang tersebut terpenuhi egonya. Tantangannya, pada saat kita berusaha memenuhi ego seseorang, pada saat itu pula kita merasa ego kita tidak terpenuhi kepentingannya. Disinilah seninya.

Di tengah godaan ego kita, khususnya untuk menunjukkan superioritas atas orang yang sedang kita pengaruhi, kita harus selalu ingat pada tujuan kita semula. Tujuan kita dalam hal ini adalah membuat orang tersebut melakukan apa yang telah ditetapkan, biasanya sesuai tujuan organisasi (atau bisa saja sesuai tujuan kita). Sesungguhnya, ga penting ego siapa yang lebih menang karena yang penting adalah tercapainya tujuan. Di sinilah pentingnya ngebuat orang lain merasa penting. Untuk lebih ngejelasin apa yang aku maksud, perkenankanlah aku gunain contoh dari pengalaman pribadi:
Suatu ketika, aku ditugasin untuk memaparkan (presentasi) sebuah rencana program analisa risiko bencana terhadap jalan dan jembatan yang ada di Papua Barat dan Maluku. Menyadari bahwa kesempatan untuk melatih public speaking dan sangat baik untuk diperlukan, maka aku dengan segenap kemampuan yang aku miliki, menjelaskan program tersebut kepada project officer dan salah seorang division head. Dalam hal ini, aku gunain deh intellectual power yang aku dapetin di sekolahku yang terakhir agar laporan pendahuluan tim ini diterima. Namun betapa terkejutnya aku, semua usahaku ternyata dimentahkan dengan satu kalimat saja (cewek lagi yang mementahkannya, iya pimpinan sih dianya):
"ITUKAN MENURUT ANDA. KAMI MELIHAT MASALAH INI SECARA BERBEDA." ~ ujar pimpinan sialan itu. Tentunya dong aku merasa terpukul dengan penolakan tersebut. Argumen-argumen yang aku kemukakan dimentahkan dengan mudah, aku memang minim pengalaman. Dan yang lebih parah lagi, karena aku menggunakan kekuasaan intelektualku, maka division head tersebutpun menggunakan legitimate power-nya. Dengan segala otoritas yang ia (pimpinan sialan, ga boleh ketinggalan sialan-nya) miliki, ia segera memutuskan bahwa apa yang aku sampaikan ga sesuai dengan kebutuhannya.
Belajar dari pengalaman tersebut, ketika aku diminta untuk presentasi yang sama kepada instansi yang lain, aku berusaha mencari tahu dahulu situasi yang sedang dihadapi oleh instansi tersebut dan terutama aspek-aspek yang menjadi fokus perhatian pimpinannya. Demikian pula sebelum aku melakukan pemaparan di hadapan instansi tersebut aku terlebih dahulu melakukan bincang-bincang seputar hal-hal yang sedang dikerjakan oleh instansi ini. Ga lupa aku pun menyampaikan kekagumanku terhadap perhatian dan upaya yang sedang instansi lakukan bersama seluruh stafnya, Ketika aku aku dipersilahkan untuk mempersentasikan dokumen usulan kontrak dengan kalimat berikut:
"Sebenarnya, ga ada hal yang baru dari apa yang akan saya presentasikan. Saya justru terinspirasi dari apa yang telah dilakukan oleh Bapak dalam perbincangan kita tadi. Untuk itu, saya justru hendak meminta masukan dari Bapak mengenai usulan program yang akan saya paparkan ini." ~ ujarku yang sok retrorika.
Sungguh luar biasa hasilnya. Alih-alih mendapatkan kritikan dan penolakan, aku justru mendapatkan pujian besar. Sang pimpinan serta merta menyambut dokumen usulan kontrak timku dan dia pun berkata, "Ini yang saya inginkan dari dulu. Lalu sambil menatap para stafnya dengan serius, beliau menambahkan, "Tolong laksanakan program ini dengan segera."

Sebagai seorang pemimpin, baik di tingkat organisasi besar maupun kecil dan bahkan sampai ke tingkat keluarga, tentu kita memiliki kekuasaan. Namun perlu selalu kita ingat bahwa kekuasaan kita akan terdegradasi dari waktu ke waktu. Alih-alih menggunakan kekuasaan, maka cara yang lebih cerdik dan bijak adalah menggunakan pengaruh. Ingat, tujuan kita bukanlah untuk menunjukkan siapa yang lebih kuat tapi untuk membuat orang tersebut melakukan apa yang menjadi tujuan kita sesuai keinginannya.


Referensi:
Majalah pria dewasa edisi serius,
yang dibaca di maskapai penerbangan.

Salam,
-GJG-
   

 
  

Senin, 09 Juni 2014

ABSOLUTE PUNKROCKERS OF BL ILLUSTRATOR

Gerakan grand launch album Begundal Lowokwaru (BL) kemarin didominasi penggiat scene punkrock Yk yang notabene terselenggaranya gigs swadaya mulai mengajak serta the next punkrockers seperti Stupid Again (SA).

Gelap ya? Gpp, yang penting share gambar. Inilah BL, mereka ga ada di acara tv pagi.
Gigs ini selain launch album BL juga sebagai satu peristiwa bersejarah bagi eksistensi punkrock di pertengahan 2014 di Yk. Selanjutnya merupakan salah satu gigs paling beken hingga saat ini di 2014, pula menampilkan lokalan Yk yang cukup harum di punkrock nusantara meliputi Something Wrong (SW), Anti Loser. 

Memang gini kalo gigs punk, gegap gempita. Tanpa adanya barikade pemisah antara audience dengan stage.
Beberapa bulan sebelumnya, pada 23 Januari 2014, event beken #GugurGunungSinabung yang digagas oleh Kill The DJ "JHF" terselenggara di JNM. Event yang di-crowded-kan oleh Jogja Hiphop Foundation (JHF), Shaggy Dog (SD), Endank Soekamti (ES), Festivalist (FSTVLST), tersebut memiliki peran signifikan bagi awal sebagai pembuka spirit gigs di Yk. Para punkrockers serasa dirangkul untuk beramal terhadap saudara-saudara di Sinabung sana.

Pamor punkrockers bangkit dari redupnya setelah Yk disambangi oleh BL di tanggal 25 Januari 2014. Saat itu venue yang berada di Purawisata hanya dihadiri oleh kalangan belia punkrockers yang disuguhi dalam tatanan fashion, semata urusan tampil keren, beringas, berisik, dan berbeda saja.

Bagi aku yang mantengin langsung di barikade stage launch album BL, malam ini menginspirasi untuk kian teryakini bahwa pilihan jalan punkrock sudah benar. Aku tetap berperan untuk mengedarkan virus punkrock dari tanganku ke tangan anak muda lainnya sebagai infeksi telinga mereka.

Sedikit mundur. Menurut ingatan Aat yang menjabat vox di SA, aslinya tonggak penting lokal punkrock Yk adalah 1999 yang dinamai atau dikenal dengan asa 99. Di era sekitar itu lahirlah band-band berbahaya seperti Tante Gapegol, Human Chaos, Gerap Gurita, DOM65. Band yang menyatu dengan scene asa 99 ini begitu agresif menaburkan punkrock se-Indonesia pada umumnya serta Yk pada khususnya. Asa 99 bermarkas di Wirobrajan tetapi mereka bermigrasi dari satu aktivis ke aktivis punkrock lainnya, termasuk Erix ES dan band Peach 6012 yang ketika itu aku belum menggandrungi.

Guyub rukun pemusik Yk menerbitkan album kompilasi "Berpacu Dalam Melodik" yang dicetuskan oleh Erix dengan turut serta Tony Trax pada 2003. Berpacu Dalam Melodik diisi oleh grup musik punkrock seperti Close Head (Bdg), Pyongpyong (Smg), Monkey Business (Yk), dan masih banyak lagi, eh tapi ada juga female punkrockers yap standing applause for My Pet Sally (Yk).

Di tahun yang sama pula, Endank Soekamti lagi-lagi melalui otak "freak-nya" Erix menaburkan cd demo ke seluruh radio di Yk. Nyaris seminggu, ga ada yang request lagu mereka. Nama Erix ga sebesar ini kalo ga punya ide-ide "freak". Ya Erix berinisiatif me-request lagunya sendiri dalam semalam ke semua radio. Berhasil, besoknya Erix mengajak rekannya Dori dan Ari melakukan hal yang sama. Masuklah mereka ke tangga lagu tiap-tiap radio.

Yk 2014 serta seterusnya punkrock mampu mencakup publik yang lebih elegan. Secara natural bertransformasi menjadi corong pembeda, digunakan sebagai salah satu media ideologi punk.

19 Mei 2014? Thx for BL. Young, drunk, and handsome. You punkrockers, Sir.

BL, nada sumbang pinggiran. Illustration based on true story, #Katanya.


Cheers,
-GJG-

Minggu, 25 Mei 2014

PDKG

Yep, ga kerasa banget. Rasanya baru kemaren aku ngikutin rangkaian acara tentang PDKG yang 3 hari 2 malem di gumuk pasir itu. Tiba-tiba aku uda mau wisuda aja nih sekarang. Dari kemaren sih sebenernya aku mau cerita-cerita banyak banget nih, tapi gimana yah maklum orang sibuk. Hhh... *self toyor*

Oke, aku akan memulai paragraf ini dengan "PDKG itu". Jadi PDKG yang kepanjangan dari Pengenalan Dasar Kehidupan Geologi itu sebenernya semacem masa-masa orientasi yang dikemas secara halus. Terusnya, yang ditugasin ke elo itu bukannya apa yang iseng-iseng doang, tapi ada maknanya. Trus beda sama orientasi-orientasi yang lain, ini tuh diadainnya selama sekitar tiga bulan gitu. Nah bayangin aja sendiri "dikerjain" selama tiga bulanan. Sebenernya sih ya sama aja ngerepotinnya sama ospek gitu. Tapi bener deh, aku ngerasa ini acara positif dan seru banget. Meskipun ngerepotin. *ga boleh ketinggalan gitu kata ngerepotinnya*

(2007)
And today, PDKG is officially over. Sumpah aku sedih. Aku ga ngerti sih, apakah ini cuman aku doang yang sedih atau gimana. Kayaknya harusnya aku seneng berarti mulai minggu depan baju ga harus seragaman merah lagi selama seminggu. Mulai minggu depan ga harus mikirin dresscode segala. Mulai minggu depan ga perlu lagi ngeribetin minta tanda tangan di buku merah. Dan mulai minggu depan, jadwalku uda mulai nyantai lagi.

Tapi pada kenyataannya ga semenyenangkan itu. Belom apa-apa aja aku uda sedih duluan karena berarti mulai minggu depan aku uda ga bakalan bisa ngobrol-ngobrol bareng kawan baru saat itu dan kawan sekelompok Fracture. Mulai minggu depan ga bakalan main games-games ga jelas tapi seru. Dan mulai minggu depan, uda ga bisa lagi sering-sering ketemu sama mbak-mbak cakep yang sok galak. Padahal dari seminggu itu selalu hari Selasa dan Sabtu yang aku tunggu-tunggu. Hari Selasa dan Sabtu yang selalu membuat seminggu itu berlalu begitu cepat.

Hari ini sebagai perpisahan, aku dan kelas nulis surat gitu buat temen-temen dan kambing (kakak pembimbing) di kelas. Lumayan banyak sih yang ngasih ke aku, walaupun aku cuman ngasih ke kambing-kambingnya doang. Abisnya aku pikir kalo ke temen-temen kan masih bisa besok-besok juga ketemu lagi gitu bareng-barengnya. Lha, kalo kambingnya kan uda bubaran. Well, anyway, dari mereka-mereka yang nulis ke aku itu bilangnya antara aku serem, atau aku ceria. HMMM. First of all, mereka yang bilang aku serem itu kayaknya bener-bener belom kenal sama aku. Cause I'M NOT. Gila ini kalo temen-temen SMA dan temen-temen deketku pada tau sih pasti bakalan diketawain abis-abisan! Karena aku sangat jauh dari kesan serem. Kalo lugu... iya ga yaa... go figure it out yourself :P *eh tapi pertanyaannya, emang lugu sama polos itu beda apa sama sih?* Dan setelah aku baca berulang kali pertanyaan yang aku bold barusan itu.. kayaknya aku ngerti, yang mereka maksud dengan lugu itu lemot ga sih? Oh dan satu lagi, temen-temen dan kambing rata-rata bilang aku ceria. Sampe ada satu temen aku yang nulis "Are you not tired of being so cheerful?" and it got me thinking. Memang akhir-akhir ini kayaknya aku sangat bahagia banget. And I really am. Setelah semua yang kejadian sama aku selama ini, aku masih tetep bisa cengengesan ketawa-ketawa. Ini semua gara-gara temen-temen yang selalu ada di sekitar aku, yang selalu bikin semuanya terkesan lebih gampang. Kita uda ngejalanin semuanya, seneng-sedih-susah-sampe nangis-nangis pun bareng bareng. Dan jadilah aku menjawab ke diri aku sendiri,
"you'll never get tired of happiness. When you're happy you just did. Dan dengan membagikan kebahagiaan dan positiveness ke orang lain, that will not do any harm to you, malah nambah kebahagiaan di kalian. So why should I be tired of being so cheerful?" Cuma yang mau aku tegesin adalah bahwa ga semua orang selama-lamanya bisa se-cheerful yang biasa kamu kenal :)
Hah, yes. Ini bener-bener pointless. Maaf ya aku belom bisa keluar dari kebiasaan lamaku buat nyerocos panjang pendek dan fokus ke satu hal. Sebelom ini tambah lebar selebar pantat gajah, aku cuman mau bilang sekali lagi that I was glad I found you, I found us, dan aku bener-bener bersyukur kelompok Fracture aku sebegitu kompaknya. Seneng banget bisa ngelewatin ini semua sama Fracture. This is so precious and memorable, that no way I can forget a single thing about us.

Jangan lupain aku yah teman-teman semuanyaaaa. Aku sayang kalian dan kalian uda jadi kayak keluarga aku sendiri :D *hugs* TAIKUCINGJADILEBAYBANGSATGINIDAH.


Cheers,
-GJG-

KISAH SADIS DI HARI MINGGU

(2004)
Minggu adalah hari dimana semua umat manusia bisa hidup dengan damai setelah beberapa hari sebelumnya bapak-ibu beraktivitas dan bekerja keras bagaikan kuda. Begitupun dengan aku. Waktu itu aku bertekad akan istirahat total, demi bertahan hidup. Karna hari-hari sebelumnya aku kurang tidur akibat sibuk mengerjakan tugas. AKU MAU TIDUR 24 JAM PENUH! Tapi, hari minggu yang aku kira akan menjadi hari yang indah itu menjadi hari yang paling tragis dalam hidupku. Iya. Kisah sadis di hari minggu..

Sabtu malam. Aku berencana untuk tidur dari Minggu pukul 1 pagi, sampai Senin pukul 1 pagi. Rencana brilianku berjalan lancar ketika aku tertidur sekitar pukul 1. Dan semua kisah sadis dalam cerita ini dimulai dari awal aku membuka mata. Pukul 4 pagi, disaat ayam-ayam masih tertidur pulas, aku terbangun karena suara berisik yang berasal dari handphone-ku. Ada telpon masuk dari nomer tak dikenal. Awalnya aku reject. Karna aku termasuk tipe orang yang ga mau diganggu ketika sedang tidur. Walaupun ada ombak menyapu rumahku, kalo aku masih pengen tidur, aku ga bakal bangun. Tapi setelah aku reject berkali-kali, penelpon misterius itu ga mau nyerah. Dia tetap optimis bahwa telponnya bakal aku angkat. Akhirnya, aku yang nyerah. Aku nerima telpon itu dengan harapan, setelah aku terima, dia ga bakal nelpon lagi, dan aku bisa dengan tenang melanjutkan tidur.
"Hallo?"
"Hallo?" Ternyata si penelpon misterius ini adalah seorang bapak-bapak.
"Ini siapa ya?" Tanyaku.
"Ini opung kau! Lupa kau sama opung sendiri? Bah!"
Sampai di sini, aku merasa ada yang salah dengan orang ini. Pertama, dia berbicara dengan logat batak yang cukup kental. Sedangkan aku, ga pernah punya saudara orang batak. Kedua, spesies manusia macam apa yang nyariin saudaranya pagi-pagi buta.
"Salah sambung, om!"
"Ah macam mana bisa salah sambung! Jangan mengada-ada kau!"
"Sumpah, salah sambung!"
"Kau ini Sondang anaknya si Alex kan?"
"Bukaaaan. Saya Dimas. Bukan Sondang. Dan setau saya, saya ga punya bapak yang namanya Alex". Aku mencoba meyakinkan.
"Wah kalau begitu, aku salah sambung!"
"Kan tadi saya bilang begitu!!" Aku pun menutup telpon dan kembali melanjutkan tidur.
Beberapa menit kemudian, hp-ku kembali berbunyi..
Si penelpon misterius itu, menghubungi aku lagi. Terpaksa harus aku angkat karna aku tau, kalo ga aku angkat, dia pasti ga bakal berhenti nelponin aku.
"Apa lagi?"
"Jadi, Sondang mana Sondang?" Tanpa pikir panjang, aku langsung menutup telpon. Dan segera mematikannya. Sebelum aku reflek jual hp karna dibikin kesel sama opungnya si Sondang yang entah siapa itu.
Pukul 6 pagi. Aku terbangun lagi. Kali ini gara-gara hal yang ga kalah ngeselin dari sebelumnya. Aku terbangun gara-gara suara kucing kawin. Sengaja aku diemin karna aku pikir, kucing kawin biasanya ga lama. Paling cuma 5 menit.

30 menit kemudian...

Setaaan! Dua kucing ga tau aturan itu masih teriak-teriak. Aku harus nyari cara buat menghentikan perilaku amoral mereka. Dengan penuh rasa kesal, aku keluar rumah. Melempar sendal, yang entah sendal siapa, ke arah dua kucing yang sedang dimabuk asmara itu.

Setelah aku lemparin sendal, kucing betinanya kabur. Sedangkan kucing jantannya menatap sinis ke arahku. Matanya seakan berkata, "Biadab! Tunggu pembalasanku!" Tapi aku ga mau kalah. Aku juga membalas tatapan sinisnya, seraya berkata "APA KAU?!" Dan kucing mesum itu pun kabur.

Aku kembali ke kasur. Mencoba melanjutkan perjuangan menikmati setiap lekuk tubuh kasurku yang indah. Baru 5 menit tertidur, muncul lagi satu cobaan hidup dari Tuhan.
"TEVAANNN!" Suara teriakan ibuku, memecah keheningan. Bahkan hampir memecahkan gendang telinga setiap orang yang ada di sekitar komplek dalam radius 10 kilometer.
"Yaaa Mah? Kenapa?"
"Kamu uda bangun?"
"Belum nih"
"...."
Pagi itu ibuku iseng nyobain resep masakan yang dia baca dari sebuah majalah. Tanpa sadar bahwa keisengan dia secara nggak langsung sudah menyiksa dan mengorbankan darah dagingnya sendiri.
"Mamah lagi nyobain resep masakan dari majalah. Tapi, bahannya kurang"
"Terus?"
"Tolong beliin jeruk nipis ya!"
Saat itu aku seakan ada di situasi yang paling sulit dalam hidupku. Kalo aku tolak, aku khawatir akan langsung dikutuk jadi batu. Kalo aku turutin, hidupku akan semakin tersiksa. Harus masuk ke pelosok pasar dan dempet-dempetan dengan ibu-ibu bau balsem. Hanya demi seonggok jeruk nipis.

Setelah menatap mata ibu yang penuh ancaman, aku terpaksa memilih untuk menurut. Karna aku ga mau bernasib sama seperti Malin Kundang. Lagian ga keren banget dikutuk jadi batu cuma gara-gara jeruk nipis.

Dalam otakku, mencari jeruk di tengah pasar pasti gampang. Tinggal nanya dari satu tukang sayur ke tukang sayur lainnya, kelar. Tapi ternyata aku salah. Sesampainya di pasar, aku muter-muter nyari tukang jeruk nipis. Tukang sayur yang aku tanya, jawabnya cuma "di situ". Tanpa memberikan arah yang lebih spesifik. Satu jam berlalu. Aku masih belum menemukan si tukang jeruk nipis sialan ini. Perjalanan mencari jeruk nipis, terasa seperti perjalanan mencari 9 bola naga. (Eh, 7 apa 9? Ya pokoknya segitu lah).

Setelah nanya-nanya ke hampir semua pedagang, akhirnya aku menarik kesimpulan. Bahwa mungkin tukang jeruk nipis yang aku cari, hari itu sedang cuti. Pencarian gue adalah Mission Imposible. Aku pun kembali ke rumah. Tanpa hasil. Karna uda terlalu capek, aku uda ga peduli kalaupun nantinya aku dikutuk jadi batu sama ibu sendiri. Aku pasrah.

Matahari semakin terik. Setelah panas-panasan di jalan dalam perjalanan pulang, akhirnya aku sampai di rumah. Ada perasaan cemas yang mengganggu aku saat itu. Takut ketika aku kabarin bahwa aku pulang tanpa membawa jeruk nipis pesanannya, dia langsung shock, dan teriak "APAH?! TIDAK MUNGKIN!" Lalu dilanjutkan dengan adegan memegang dada. Matanya mengarah ke atas. Badannya kejang-kejang. Serangan jantung. Tapi kayaknya ga mungkin. Itu cuma terjadi di adegan-adegan sinetron dan ftv.

Aku memberanikan diri menghadapi kenyataan. Dengan perasaan cemas yang bercampur dengan rasa takut dikutuk jadi batu, aku berjalan ke dapur untuk bertemu dengan ibu. Dia terlihat sedang sibuk mengiris-ngiris wortel. Belum sempat aku bersuara, ibu uda menengok ke arahku.
"Eh. Gimana? Dapet jeruk nipisnya?" Aku seketika merasa seperti seorang spionase Amerika yang tertangkap di Rusia. Dan sebelum dieksekusi mati, ditanya dulu "ada kata-kata terakhir?"
"Jadi gini, mah.."
"Gimana gimana?"
"Uuuumm"
"Kamu pasti ga dapet jeruk nipisnya ya? Yaudah gpp. Ternyata setelah mamah periksa lagi, di kulkas, jeruk nipis masih banyak."
"Emanueel!"
Rasanya campur aduk. Antara lega dan kesel. Lega karna aku ga jadi dieksekusi mati, kesel karna uda buang-buang energi keliling pasar buat nyari jeruk nipis yang sebenernya uda ada di kulkas. Untuk yang kesekian kalinya, aku segera kembali ke haribaan kasur untuk kembali melanjutkan tidur. Ga lama, aku bisa tertidur lelap. Kali ini, aku bisa tidur sekitar 5 jam. Dari pukul 10 siang, terbangun di jam 3 sore. Lumayan.

Saking enaknya tidur, aku lupa dari kemaren sore belum makan. Dengan nyawa yang masih belum terkumpul, aku berjalan menuju dapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Cuma ada beberapa peralatan masak, piring-piring kotor, dan sendal jepit yang tergeletak tak berdaya di lantai. Sepertinya aku ga menemukan sesuatu yang bisa aku makan. Aku pun mencari ibu untuk meminta klarifikasi tentang kemana perginya masakan yang tadi dia masak.
"Maaaah.. maaaah..."
"Apaaaa?" ibuku menyaut. Suaranya berasal dari dalam kamarnya.
"Makanan yang tadi mamah masak, kemana?"
"Oh itu? Gagal. Rasanya aneh. Daripada ga ada yang makan, mamah kasih kucing aja"
"Yaaammpuuun.."
"Oh iya tadi Rensi ke sini." kata ibuku, mencoba membahas topik lain sebagai pengalihan isu atas kegagalannya memberi makan anaknya. "Dia nyari kamu. Tapi kamunya ga bisa dibangunin"
"Terus?"
"Ya dia pulang. Dia nunggu kamu di rumahnya".
Renchyta (ini nama samaran) adalah cewekku. Kami uda jalan 3 tahun lebih. Akhir-akhir ini, hubungan kami agak renggang. Karena jarak, aku di Yk dan dia di Kaltim. Sama-sama rindu.
Sore itu, aku dateng ke rumah Rensita. Sekalian minta makan.
"Hai..." Sapaku.
"Eh, kamu. Kangen ya sama aku?" Jawabnya yang penuh rasa pede.
"Iya. Mamah kamu, masak?"
"....."
Sambil melahap dengan cepat makanan dari Rensi, kami ngobrol. Awalnya semua berjalan baik-baik saja. Sampai akhirnya Rensi berkata..
"Kayaknya kita uda ga cocok". Ucapan Rensi ini sempat membuat beberapa nasi yang ada di mulutku, melompat ke muka Rensi. Saking kagetnya.
"Maksud kamu?"
"Percuma, yang berusaha mempertahankan hubungan ini cuma satu pihak. Cuma aku. Bukan kita"
"Tapi..."
"Aku harus memilih jalan yang terbaik. Maaf, kita putus"
"Hmm.."
"Kok hmm?"
"Sebenernya yang membuat kita seperti ini ya kita berdua. Aku sibuk, kamu sibuk. Kita berjarak. Jalan yang terbaik harusnya bertemu. Bukan berpisah."
Rensi terdiam. Aku pergi meninggalkan dia dan meninggalkan makanan yang belum sempat aku habiskan. Aku memang sengaja ga meminta dia untuk tetap mempertahankan hubungan kami. Karena dari kalimat yang dia ucapkan, bisa diambil kesimpulan kalau sebenarnya, ga ada lagi tempat buat aku di hatinya.

Sore berganti malam. Biru dan jingga mulai habis ditelan gelap. Pelan-pelan.
Pukul 7 malam. Entah kenapa, malam itu, suasana kamarku terasa lebih sunyi dari malam-malam sebelumnya. Membuat seluruh sel-sel dalam otakku serempak meneriakan nama Rensi. Di satu sisi, aku benci dengan dia. Di sisi yang lain, ada harapan dalam hatiku, semoga malam ini dia nelpon aku. Dan meminta aku untuk memulai semua dari awal.

Waktu hampir menunjukkan pukul 10 malam. Harapanku terancam pupus. Rensi ga nelpon. Hp-ku sepi. Aku menghembuskan napas panjang. Mencoba menenangkan diri, sambil berkata dalam hati "Yaudah lah.."

Setelah beberapa menit melamun, hp-ku bunyi. Nada dering telpon masuk. Aku dengan cepat menyergap hp-ku yang tergeletak di kasur. Dengan penuh harapan bahwa itu telpon dari Rensi.
"Hallo?"
"Ya hallo. Sondang mana Sondang?"
"Innalilahi wainailaihirojiun.."
"Hah?"
THE END.
Beberapa fiktif.


Cheers,
-GJG-

MASA LA(LAU)

(2012)
Doi menulis alinea keempat. Menimbang-nimbang apakah doi perlu memesan satu gelas bir lagi dengan risiko honornya amblas demi sedikit memanjakan perasaan. Doi memutuskan untuk memesan bir ketiga dan akan menyuap pelayan dengan imbalan lima puluh ribu rupiah (Rp 50k,-) supaya ga menagih biaya minuman yang doi pesan. Ga apalah korupsi kecil-kecilan. Toh ga akan membuat hotel berbintang lima ini gulung tikar hanya dengan ga membayar sepuluh botol bir sekalipun.
Kemang, Jkt. 24 Mei 2014. 3:19:21 AM.

Doi serasa melayang. Menyentuh hujan, menggapai pepohonan, menyapa ombak pasang, mengecup pasir, menendang bebatuan, mencari bayang-bayang Rhencyta (bacanya Rensita, tokoh dalam fiktif) di dalam kegelapan malam.

Malam hadirkan bulan. Bulan cipta cahaya. Cahaya menyeka angkasa. Angkasa mengirim hujan. Hujan menyapa angin. Angin menggoyang perahu. Perahu tempat mereka bercinta dan menjalin lamanya delapan bulan berhubungan. Namun angin hanya menggoyang perahu mereka tanpa pernah mengirim ke pelabuhan. Pelabuhan dimana mereka bisa menepi dan membangun rumah bahagia dengan fondasi cinta. Angin hanya mengombang-ambingkan perahu dan menggulung ombak hingga mereka tertelan ke dalam samudera tanpa dasar.

***

Lounge itu mulai ramai, mendadak nuansa stage. Sudah saatnya untuk tahu diri dan memberikan tempatnya kepada pengunjung yang datang. Doi sudah beranjak menuju sudut backstage. Memantau crew yang sedang setting alat, dengan damai doi sambil memainkan playlist di iPod-nya yang akan menuntutnya untuk enerjik di atas stage.

Doi mempelajari songlist yang harus digebuk. Hampir semua lagu-lagu tentang kelas pekerja yang kembali mengingatkannya kepada Rensita. Mengingat akan perasaannya. Mengingat akan kerinduannya. Rindu akan kebersamaan. Rindu akan waktu yang tak terbatas (28 jam, hhh...). Rindu akan rasa memiliki. Rindu akan harapan yang selalu menjauh tak terjangkau hingga tanggal dan bulan kelahirannya di 24 tahun yang lalu. Selamat panjang umur, semoga ulangtahun.

Pandangannya tertumbuk pada pemandangan sebuah keluarga di depannya. Doi teringat kembali kepada orangtuanya. Teringat akan kehangatan rumah sebelum bundanya pergi. Teringat perubahan dan teror yang terjadi hingga doi memutuskan untuk angkat kaki dan ga pernah kembali.

Doi menggelengkan-gelengkan kepala mengusir kecamuk dalam pikirannya. Salah satu personil band mengingatkannya untuk bersiap-siap. Doi meneguk birnya sampai habis lalu berjalan menuju stage.

Lautan cahaya menari. Lautan tawa membahana. Lautan tepuk tangan menggelora. Semua berdesing-desing bagai letusan senapan di sekelilingnya ketika doi melihat sesosok gadis berdiri menatapnya. Gadis yang telah membuat hidupnya jungkir balik. Gadis yang telah membuat dirinya terasing dari dirinya sendiri. Gadis yang telah membuat hitam jadi putih, putih jadi kelabu, dan merah jadi ungu.

Musik telah dimulai. Gadis itu melempar senyuman. Ketukan snare dan ihate melantun gemulai, gadis itu memberi isyarat kecupan. Gitar melengking syahdu, gadis itu menucapkan selamat tinggal. Bas berirama sendu, gadis itu melambaikan tangan. Biola tergesek sunyi. Gadis itu pergi dan doi mulai menggebuk drum sekuatnya, tanpa dapat mendengar alunan musiknya.


Cheers,
-GJG-