Punkrockers sejati mau
mendengarkan curhatnya kawan yang baru putus cinta, meski dia sendiri
kelimpungan karena baru saja mutusin pacarnya. Dengan kata lain, punkrockers tuh mau menghibur kawannya
yang hancur karena baru putus cinta, meski dia sendiri sebenarnya juga pesimis
karena baru mutusin pacarnya yang bukan cintanya. Bukan punkrockers namanya kalau dicurhati malah balik curhat, “Ngehe, aku
juga baru putus nih! Kamu malah curhat ke aku.”
Punkrockers selalu beranggapan
kalau yang lebih luas dari air hujan adalah sela-selanya, maka jangan kamu ga
berkutik menghadapi derasnya aturan hidup.
Punkrockers ga hanya mikir atas
dasar “biasanya” (empiris) tapi juga “boleh jadi” (rasional).
Punkrockers bukan orang yang
selalu memperhatikan hal besar-besar dan sudah tenar. Hal kecil-kecil juga
menarik perhatiannya untuk diangkat dalam perspektif luas. Itulah punkrockers dengan tipikal yang
pembangun bukan penikmat, punkrockers akan
menikmati hasil yang dibangun karena akan menerima royalti.
Punkrockers tuh manggil orang
dengan: “Kamu, Lu, Koe, Cok, Ente, dan lain lain.” Tapi ga “Anda”. Aku sedih
banget kalau dipanggil “Anda”. Ga asyik, berjarak, ga personal, ga ada touch.
Punkrockers tuh orang yang ga
bisa mengumpat dengan nama-nama alam. Karena semuanya baik. “Anjing” tuh setia
dan hargai territorial.
Punkrockers juga ga bisa ngumpat
dengan “Babi”. Karena babi tuh kompas atau navigator kuno untuk para pelaut.
Mereka yakin bahwa di kapal babi selalu cenderung menghadap ke arah daratan.
Uda aku buktikan waktu pulang kampong nyeberang lautan, kan aku anak pulau.
Dunia
punkrockers ga kenal kata “Bencana
Alam”. Itu “Sabda Alam”. Gimana bisa disebut bencana? Lha wong tsunami, gempabumi, banjir, dan gunung meletus itu cuma cara
alam mencaru keseimbangannya baru sesuai hukum alam itu sendiri alias sabda
alam.
Terkait hujan abu yang menimpa Yk gegara letusan Gunungapi Kelud, “Harusnya kita mikir justru Yogyakarta itu kebagian rejeki, dikasih peringatan simple untuk mengingat pencipta dan bersyukur. Makanya di video itu (aerial video) aku ga mau sedih-sedihan. That’s the point, ga perlu mengasihani Yk, karena kami senang bisa berbagi rasa duka dengan saudara-saudara di Kelud” ujar Erix, frontman band punk Endank Soekamti, yang saya kutip melalui Surat Kabar Harian Merdeka.
Yang
jelas, punkrockers ga mau makai
ceng-cengan “ke laut aja!!!” Karena kita sebenarnya negara kelautan dan mulai
harus kembali menjunjung kemuliaan laut.
Punkrockers itu urakan dan
ngawur, tapi mendalam karena ga punya dasar. Tapi dengan semua itu semoga aku
dan kalian punkrockers sanggup
menghalau kebencian walau untuk itu kita harus jatuh bangun dan tertatih-tatih.
Punkrockers jangan dangkal.
Maksudku: bukan hanya karena kekasihmu maka kamu selalu ngomongin Kitab Suci,
tapi juga karena senyumnya dan lain-lainnya mengingatkanmu pada rahasia Tuhan.
Kalau
gemar simpati, gampang. Bela dan dukung perempuan sesuai pendapat umum, apalagi
di dalam era pengkultusan perempuan bagai sekarang. Maka punkrockers harus tetap waspada. Boleh suka dayang-dayang di
kepolisian tapi jangan lupa bahwa persoalan polisi cukup banyak. Jangan
terkecoh pola kehumasan polri yang mengedepankan briptu-briptu polwan.
Menurut
punkrockers, satu-satunya foto
pahlawan yang tersenyum cuma Bung Hatta. Masihkah kau sebut bangsa ini ramah
tamah?
Bagi
punkrockers, marah dan benci sudah
diceburkan ke dalam samudera cinta. Cinta tuh perasaan yang paling semesta.
Sehingga begitu punkrockers menjalin
hubungan maka akan berlangsung dengan durasi yang sangat lama. Aku ga
menyebutnya kekal, karena ga ada yang kekal ada saatnya nanti terpisah untuk
menuju kehidupan yang kekal (akhirat).
Punkrockers tetaplah rendah
hati. Menang lebih susah ketimbang kalah. Salah langkah dikit aja pemenang bisa
sombong.
Punkrockers ga menghina gigolo
dan pelacur. Siapa tahu mereka lebih terhormat ketimbang kita di mata Tuhan.
Punkrockers adalah orang yang
terutama menertawai diri sendiri. Kelihatannya sedang nertawain DPR tapi
sebenarnya sedang nertawain diri kita sendiri. Kenapa kok milih DPR sepert itu?
Cheers,
-GJG-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar