Kamis, 25 April 2013

iPunk - iCutting-edge

Cukup lama aku berada di lingkungan cutting edge, dan itu berarti aku sudah bisa berbicara tentang cutting edge dong?! Nggak juga! Karena terus terang sampai saat ini aku ga bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang komunitas ini. Hhh...!

Sekarang aku sedikit cerewet atau berbelit-belit tentang diriku sendiri. Esensi punk bagiku dan perspektif aku di scene. Aku tumbuh dan berkembang dan masih bertahan sampai saat ini dalam komunitas punk, walau aku tidak bisa menjadi seorang punk yang ideal di scene. Keberadaan aku di scene punk masih belum diakui sama beberapa orang sampai sekarang. Aku sering di tertawakan dan diremehkan cuman alasan mata seseorang di scene yang rasis. FUCK YOU!

Aku penikmat musik dan sudah tidak lagi bermusik (baca: ngeband). Aku ga punya rambut kick ass dan sepatu boot. Aku ga pakai gelang spike, apalagi rantai besi. Tetapi saya menggunakan asesoris yang lebih kekal yaitu body piercing. Sekarang aku jarang hadir di party punk ataupun acara-acara underground dan cutting edge berlangsung. Aku sudah tidak mungkin lagi untuk berlama-lama nongkrong di pinggir jalan atau di halte. Aku sangat senang berkumpul dan diskusi. Aku juga ga begitu tertarik ikut aksi turun ke jalan atau apalah namanya identitas bagi seseorang.

Tapi aku, seorang cowok yang pernah nakal, yang mengidentifikasikan bahwa punk adalah diri sendiri. Aku yang lebih tertarik menulis atau bercerita dengan orang lain tentang punk-nya aku. Rambutku cepak ala oldskull dan lubang piercing-ku ada tiga. Gaya pakaianku rockabilly dimana kepalaku selalu ditutupi topi snapback dan trucker. Aku suka jalan kemana saja dengan sepatu kembung (iSkate version) atau sandal jepit hitam. Semasa SMA, aku paling suka nyetreet di rumah kosong sambil merokok atau kadang juga nge-beer. Aku senang berkawan dengan mereka yang lebih liar dari aku sehingga aku punya kawan seorang bitch (I fucking proud of you...really!). Tahun 2005-2009 aku sering keluar kota untuk mengikuti kompetisi skateboarding. Sekarang ikutan jalan-jalan keliling kota bareng orang-orang mainstream dan sering nyasar di hutan untuk kerja sebagai geologist. Aku sangat betah di alam, tapi bukan alam maya, hhh... Aku lebih tertarik diskusi bersama kawan-kawan di tongkrongan, maupun di kos with someone. Now...I get the idea! Aku yang hanya punya 1 zine (baca: blog) ini merasa sangat bermanfaat untuk menjadi pendorong.

Semuanya ga bikin aku merasa cool atau bukan jadi seorang punk. Karena bagiku punk bukan untuk dipegang, bukan untuk disentuh, bukan untuk dipandang ataupun bukan untuk ditempelkan kepada orang. Tapi menurutku punk itu mesti dimengerti, dijalani, dan diaplikasikan sama diri kita. Jadi aku bisa bilang bahwa punk itu bukan untuk ditonton, dikuasai, ditinggalkan, dan dibuang. Makanya, punk mesti ada dalam diri kita sendiri. Di dalam pikiran, di dalam jiwa, dan di dalam darah. Jika punk ada didalam diri kita sendiri maka dalam komunitas punk ga akan ada orang yang menganggap dirinya hebat, pintar, senior, atau apalah sebutannya. Lihat dan pahamilah komunitas taring babi oleh marjinal, luar biasa penanaman akan paham punk. Punk harus berkreasi, punk menumbuhkan ide untuk hidup. Dan aku sekarang sedang tidak mendapat pertanyaan: "kamu sudah punk ya?" Karena aku yakin kalian sudah tahu jawaban pastinya. Something must be done.

Aku bilang janganlah kita memperkenalkan dan menjelaskan punk itu dari awal tentang musik saja. Tapi ceritakan sama mereka latar belakang sejarah yang dimiliki oleh punk, supaya mereka mengidentifikasikan oirisinalitas punk bukan dari luar saja. Sehingga aku yakin seyakin-yakinnya kalau eksistensi punk sendiri akan mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari lapisan masyarakat. Jadi aku bisa kasih kesimpulan bahwa esensi punk bukan hanya di identikkan dengan konser-konser, fanzine-fanzine atau gaya hidup.

Jadi jika punk adalah diri kita sendiri, aku yakin kita ga akan lagi di atur, ditipu, dihina, ditindas, dan dihancurkan. Kita ga akan pernah takut lagi untuk melawan manusia-manusia kotor seperti penjilat bangsa, koruptor, dan penindas hidup kita.
Akhirnya aku akan berteriak kalau saat ini sudah saatnya kalian sadar dan bangun dalam berpikir yang lebih realistis bahwa aku juga berhak beropini dan melakukan sesuatu untuk diriku sendiri, untuk punk-nya aku, It's so cruel...Yeah!

Akhir kata, terima aku apa adanya, Maka aku pun akan memahami dan mengerti karakter, serta menghormati tipikal kalian semua.


Cheers,
-GJG-

Rabu, 24 April 2013

KOMANDAN KOPASSUS PASANG BADAN

Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Mayor Jenderal Agus Sutomo menyatakan siap bertanggung jawab atas kasus penyerangan terhadap Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, DIY, pada 23 Maret lalu. Dia bahkan rela dipenjara untuk menggatikan 11 anggotanya tersebut. "Bila perlu, 11 orang itu saya tukar. Mereka di luar sel, saya di dalam sel. Saya siap," ujar Jenderal Agus yang diliput oleh media Liputan 6 Petang tadi sore. "Lima tahun lagi saya pensiun," sambungnya.

Menurut Koran Tempo 7 April 2013, sebelas orang yang dimaksud Agus adalah anggota Kandang Mejangan, Sukoharjo, Jawa Tengah. Mereka kini disidik Detasemen Polisi Militer IV/Diponegoro. Mereka, kepada tim investigasi TNI Angkatan Darat, mengaku telah menyerang Penjara Cebongan, sehingga mengakibatkan empat tahanan tewas.

Berita yang sekilas saya tonton sangat memacu saya untuk menuangkan disini. Saya mengapresiasi pernyataan Jenderal Agus itu. "ITULAH NAMANYA KOMANDAN." Sepengetahuan saya, pasukan baret merah (kopassus) adalah pasukan khusus dalam jumlah kecil. "Karena itu jiwa korsanya kuat sekali."

Jenderal Agus mengatakan, saat ini dia masih menunggu proses hukum yang sedang dijalani anak buahnya. Dia menegaskan tak ada pelanggaran HAM dalam penyerangan itu. "Yang ada hanya pelanggaran anggota, jelas, " kata dia.

Adapun Komnas HAM berkeras adanya pelanggaran HAM dalam penyerangan itu. Ketua Komnas HAM Siti Noor Laila mengatakan lembaganya menemukan indikasi adanya bentuk pelanggaran HAM. "Misalnya atas hak hidup, hak rasa aman, terbebas dari penganiayaan, dan perlindungan dari harta benda," ujar Siti.

Saya berpendapat, sebaiknya masyarakat melihat penembakan di Penjara Cebongan dari berbagai sisi. Saya malah menyebut preman sebagai pelanggar HAM. "Mereka (preman) menginjak hak kita untuk terbebas dari rasa takut."

Sehingga menurut saya, hal yang dilakukan 11 anggota Kopassus itu memang salah dimata hukum. Tapi, tindakan mereka baik jika dilihat secara moral. Di balik keadilan yang harus ditegakkan, ada pesan moral yang penting, yakni demi kepentingan masyarakat. Think again.


Sekian komentar saya terkait kasus LP Cebongan. Sesungguhnya saya sangat salut dengan masyarakat Yk yang tidak terprovokasi dengan adanya kasus ini. Yk tetap aman, karena memang premanisme lah yang mengacaukan segala kenyamanan kota pelajar ini.



Salam,
-GJG-

Selasa, 09 April 2013

MENYAMBUT PESTA DEMOKRASI RAKYAT

Hanya satu hari kau jadi malaikat, kasih sembako untuk semua rakyat (idiih akal bangsat). Tapi seratus tahun kau jadi penjahat, kerjaannnya nilepin uang rakyat (awas kualat). Hai wakil-wakil rakyat tunjukkanlah pada kami suri tauladan seorang pengabdi (nah macam gitu dong). Jangan ajari kami terus menerus, yang hanya bisa ngibul dan korupsi. Oii, partai, parta-i, par-tai, hi...hi...hi...

Buruh, tani, dan nelayan makannya gabah padahal mereka adalah raja. Ego para pembesar, pelayan kami sedangkan kau makan gaji buta (ini yang kelewatan).

Pada suatu pesta-pesta demokrasi rakyat, banyak tengkulak berebut massa rakyat. Kempen sana kempen sini curi simpati tebar janji tebar mimpi sok peduli. Tapi sayang di sayang setali tiga uang, dari dulu sampai sekarang pinternya ngarang. Janji tinggallah janji yang penting dapat posisi, soal rakyat biar mengurus dirinya sendiri. Heran...heran...kebelinger.

Apapun nanti siapapun nanti yang akan mewakili, ingat gaung janji yang pernah kau tawari. Jangan nanti berlagak gila, tutup mata tutup telinga air susu dibalas air tuba. Partaiii... partai...


Cheers, 
-GJG-

LETS PUNK AND BE FRIENDS

Hei bagaimana kabar kawan-kawan? Apakah baik kondisimu disana? Saya disini sedang recovery (penyembuhan dari patah tulang) tapi akan tetap kuat dan berusaha jadi laki-laki yang membanggakan. Kurindukan selalu untuk dirimu, semoga kamu disana bersahaja selalu. Amin.


Kemana aku akan pergi saat pagi datang? Apa yang akan kamu lihat saat mata kasat memandang? Kemana akan aku kembali saat malam datang? Apa yang terindukan saat hati merasa sepi?



Adalah kekuatan tidak mengharap balasan, tidak terlihat dan tidak ternilai. Hanyalah kekuatan yang menjadi jawaban yang bernilai tidak kasat terlihat. Mungkin ringan terdengar ditelinga untuk terima. Mungkin berat terasa dihati untuk bersinggah kenyataan tak terlihat. Malam semakin menyeram, siang membuatku bimbang tak karuan akankah berujung.

Yakinlah kawan bahwa kita ga berjalan sendirian disetiap langkah dan tujuan. __GJG.
Rayakan perbedaan tanpa ada permusuhan, tanpa perang jalin rasa persaudaraan. Karena kita anak muda dan berbeda, anak-anak yang merdeka. Tanpa batas, tanpa arah membeda-beda, karena aku kau merdeka.

Aku ini anak muda, tak berpunya tapi merasa kaya. Sebab di Yk milik bersama, untuk dibagi secara adil dan merata. Ku bawa-bawa matahariku, ku bagi-bagi layaknya roti. Semua mendapatkannya dan senang bersama-sama. Hitam, putih, coklat, kuning, abu-abu monyet, siapapun kamu dimata Yk kita sama. Bhinneka Tunggal Ika berbeda beda satu jua, berbeda itu saudara kita.
Keseragaman membuat saya bangga, bisa berbeda dengan kalian. Karena saya punya pendirian bukan musiman. __Eka Rock | punkrockers.
Tidak perlu ragu mengurai air mata lelaki tak mudah terurai. Jangan menamai diri seorang pecundang yang hanya mampu tertawa tak bermakna. Jangan pernah merasa besar meski wujud terasa kekar. Jangan pernah merasa rendah meski untuk merasa lelah tak bermakna, tak bermakna, tak bermakna.


Cheers,
-GJG-

PATAH TULANG III (clavicula begitu Tiang menyebutnya)

Over drop in... kraaak. Ou mey gaaaawd!!
Skateboarding accident.
Thursday, April 4, 2013.

Ini risiko atas segala kegemaran saya, survive menikmati rasakan sakitnya tulang yang patah. Seandainya saya menyerah dan mengeluh kapan saya akan bisa sukses untuk trik itu. Banyak yang nanya, bahkan dari kawan saya sekalipun, sebut saja dia Afgan Burhanudin (ex-partner in my job at SDAconsultant).
"Sakit ga sih, Jo?"
"Gila sakitnya, mau mampus rasanya, gan!"
"Aku ga percaya, soalnya kamu bisa senyum gitu. Malah kamu yang menghibur kami disini, makin cablak." Di mobil saat perjalanan pulang dari Rumah Sakit Panti Rapih.
"Ya aku kayak gini karena sakit aja Gan. Coba kalau aku sehat/fit, pasti kewibawaanku keluar. Hhh..." dengan humble saya semakin mencairkan suasana sembari berusaha kuat menahan sakitnya.
Saya tidak memberitakan kondisi saya ini ke orang-orang terdekat yang saya kenal (hanya keluarga di Kaltim). Sesunggguhnya ini saya anggap bukan sebagai musibah, tetapi dengan ikhlas saya menyatakan bahwa ini adalah obstacle untuk semakin memacu kegemaran saya terhadap salah satu extreme sport. Menurut saya berita yang harus di kabarkan terkait hidup saya adalah berita sukacita, saya tidak mengabarkan berita duka karena menghindari rasa kasihan terhadap saya. Jujur, saya kurang senang kalau dikasihani, meskipun berbentuk kepedulian, tapi alangkah bermanfaatnya kalau saya di doakan. Tks atas doanya, saya percaya kekuatan yang saya miliki untuk menahan rasa sakit ini adalah jawaban dari doa kawan-kawan sekalian.

Selama recovery saya mendengarkan lagu, berimajinasi, terkadang membaca buku, dan tidak lupa juga untuk berdoa. Sehingga saya dapat menyelesaikan beberapa materi artikel yang nanti juga akan saya share, semoga termotivasi ya kawan! Selain itu saya juga dapat menyicil proposal tesis saya.

Kata kawan: Ada anugerah di balik musibah.
Anugerahnya saya semakin intens dengan lady's Babel (Bangka-belitung), mendapatkan kenyamanan dengan dia. Tepatnya Minggu 6 April 2013, saya sudah berusaha dalam keseriusan bersama dia. Ya keseriusan!! karena sebelumnya saya dan dia hanya berbalas-balasan flirtings melalui sosial media line. Tidak saya sangka memang segalanya berubah menjadi lebih baik dan jelas, inilah ANUGERAH. Yeah of course, Tita Monita is my finest soul right now till die (that's my hope).

Perpaduan smart, sederhana, simple, cablak, low profile, humble, dan bikin hati nyaman, sangat langka memang. Namun, malam ini saya menjadi percaya, bahwa wanita/gadis/cewek seperti itu belum punah. Selamat datang ya, Tita.

Kukagumi kelemahanmu, kuakui kekuranganmu, semuanya indah. Tears of joy!


Cheers,
- GJG -


Minggu, 07 April 2013

LEARN HOW TO NOT COMPLAINING

Artikel ini jauh dari makna EYD (ejaan yang dialaykan/disempurnakan) serta tidak bakal diterima kalau saya ajukan sebagai novel. Semua penerbit langsung menolak matang-matang eh mentah ding. Tutur bahasanya pun tidak sesuai dengan kaidah baku. Tapi gaya bahasanya easy going man, inspiring banget lah. Saya coba ingin memberi pesan dan kesan terhadap hidup kita yang katanya berat, ada juga yang bilang rumit, terus pengen bunuh diri. Sabar kawan, sempatin baca artikel saya ini dulu dong lalu dilanjutin niatnya untuk bunuh diri.

Kalau memang masih niat bunuh diri, sayalah orang yang paling bersalah. Ya secara tidak langsung melalui artikel ini saya tidak mampu mendoktrin kalian yang sedang gundah gulana (bahasa ababilnya: galau) akan kerasnya kehidupan. Anjiir, kok jadi sok lebay gini saya ya, yaudah mending saya sok tajir aja deh.

Kalau kita terus complain, kita tidak akan pernah hidup.
Kita tidak akan pernah menikmati hidup, kalau hanya selalu mengeluh.
Selebihnya, nikmati artikel saya berikut..........


===============================================

Kita semua pasti pernah ngeluh. Gausah berkelit dehh. Pasti semua orang pernah. Gw juga… Well, ngeluh itu emang sifat dasar kita dan wajar aja. Sebagai manusia yang berdosa dan ga pernah puas. Punya a minta b, dikasi b minta c. Apa yaah namanya? Ngelunjak. nah itu. Wajar sih sebenernya, tapi wajar bukan berarti boleh-boleh aja! Ini sebenernya salah satu bad habit juga. Gw sendiri juga nyadar banget gw terlalu banyak minta, ngeluh, ga puas, de el el yang disingkat complaining

~ Kala SD atau SMP gw juga lupa ~ 
Pas gw dijalan dari Rumah Sakit Pertamina di Pulau Bunyu Kaltim, gw liat ada anak sekolah (ga pake seragam sih emang, tapi bawa tas yang *cukup* gede, lunchbox, dan perangkat anak sekolah lainnya. Jadi gw simpulkan dia anak sekolah) yang kayaknya habis valentinan, soalnya bajunya nge-pink gt. Ga tau juga sih, hhh… dia jalan kaki gatau kemana, tapi gw jadi mikir, selama ini gw jalan dikit dari sekolah ke tempat gw dijemput ngeluh mulu. Ga jarang gw teriak2, bersungut2 ngapain gw dijemput jauh2, kenapa ga di depan lobby aja supir bus standby jadi kapanpun gw keluar bisa langsung ngadem di bis jemputan. Ok, manja banget ya gw? Hhh... terus gara2 itu pikiran gw jadi terus terbang makin jauh, flashback ke saat2 gw ngeluh karena hal yang SANGAT kecil lainnya. 


~ Kala SMA gw inget banget ~ 
Pas tugas numpuk, gw udah ribut duluan, telpon2 temen, cari2 alesan buat ga masuk besoknya *WELL, HARI INI GW BUKAN GA MASUK GARA2 BANYAK TUGAS LOH. SAKIT BENERAN*, lari2 keliling kos. Ok, yang barusan rada lebay, hhh… Ya intinya gw ngomel2 ga jelas deh, entah nyalahin siapa. Nyalahin sekolah karena ngasi tugas ga kira2, nyalahin temen2 juga kenapa pada garap ntu tugas padahal kalo pada ga bikin tugas kan diomelinnya rame2 kan enak, nyalahin bini gw (pacar/Lucya) kenapa ga bantuin, nyalahin diri sendiri juga kenapa ga dari kemaren2 kerjainnya, pokoknya semua yang ga salah juga jadi ikutan kena. Sorry yah semua yang pernah gw gituin. Hhh… I’m so sorryyy.. :) Padahal, anak2 di sekolah laen yang mungkin tugasnya jauh lebih banyak dan jauh lebih ga jelas dari sekolah gw biasa2 aja tuh! *ga tau juga sih dalem hatinya gimana, yang pasti tugas mereka jauh lebiiii banyak!* Bokap-nyokap seharian kerja cari duit ga ngeluh! Bini gw yang seharian padat ama rutinitas asramanye, belum lagi nyempatin ketemuan ma gw, ga ngeluh juga! *Setidaknya kalopun mereka ngeluh, keluhannya sebanding sama kerjaan mereka*. 

~ Kala libur di Kaltim, entah pas Natal atau apa pokoknya liburan ~ 
Gw juga mikir, pas makanan di rumah ga gitu banyak, ga jelas pula rasa apalagi bentuknya. Gw sering banget mogok makan gara2 itu. Kalo ga, cuap2 duluan dehh. Minta pesen inilah, itulah. Bikinin indomi lah. Ngambek juga… Padahal, mungkin orang2 diluar sana punya nasi aja engga. Gimana lauk-pauk yang gw anggep ga gt enak? Yang di gw di celaa, di hina2 tapi sama mereka uda jadi anugerah. Jadi mikir lagi gw, selama ini gw idup ngapain aja? Masa cuma ngeluh doang kerjaannya? =.=" 
Kriiik, zzzttt… 

Ada yang paling gw sering keluhin itu kalo ga ada orang yang ngehubungin gw, atau meratiin gitu kalo lg sakit atau sibuk. Walaupun cuma nanya "lagi apa? sibuk yah? perlu dibantu?" Walaupun kadang ganggu juga tapi sebenernya gw seneng tuhh. Ngerasa ada yang perluin. But mostly, justru mereka2 yang gw harepin buat nanya kayak gitu malah ga jelas keberadaannya dimana. Muncul deh sifat negative thinking'an gw…Mulai mikir gw ga dibutuhin lah, ga penting lah, dsb dsb yang kalau dipikirin malah tambah sakit ati. Tapi gw jg ga bisa berhenti mikir kayak gitu! I am killed by my own thinkings! Tapi barusan gw sadar lagi. Masih banyaaaaaaakkk orang yang sayang sama gw kok. Mungkin mereka juga lagi sibuk aja, atau mungkin mereka lagi sakit juga? Who knows... yang pasti banyak banget yang sayang sama gw. I do believe it. At least, nyokap-bokap (kebalik ding bokap dulu baru nyokap - bonyok) yang always sayang gw. Coba liat anak2 jalanan, orangtua gatau dimana, hidup atau ngga aja ga ada yang tau. Dia kerjaan ngapain? Nyari duit sendiri, yang merhatiin yang kesianin? paling juga orang lewat. Itu juga kalo mereka NGEH ada si anak jalanan tsb. Kok ya gw yang punya lottttsss of people out there who do love me act even worse than them who have nothing? 

You know, pas kita ngerasa unfulfilled, pas kita ngerasa serba kurang, pas kita sebel sama apa yang uda ada sama kita, pas kita nuntut lebih. Kita seringnya lupa ada Tuhan yang liatin kita dari atas sana. Apa ga marah tuh Dia liat kita terus2an minta lebih? Coba deh ke nyokap lo minta duit, tar misalkan dikasi ceban (Rp 10.000,-). Pasti minta lagi dan bilang "ga cukup nih ma" trus ditambahin lagi misalkan, dan terus bilang ga cukup dan tunggu reaksinya…kalau ga di damprat, paling diusir dari rumah. Hhh… Tapi Tuhan kita itu sahabat yang SUPERB, yang ga bisa digambarin pake kata2 kebaikannya. Kita minta a, dikasi a. Kita bilang ga cukup kalau cuma a, sama Tuhan bakal dikasih a kuadrat. Ahli matematika sekalipun ga bakal bisa ngitung kebaikan Tuhan yang ditumpahin ke kita. Believe me. Ya emang sihh kadang apa yang kita pengenin, kita rencanain tiba2 *bless* hancur gitu aja, tapi itu bukan gara2 Tuhan itu jahat atau uda ga mau jd sahabat kita lagi. 
FYI, Jesus itu bukan sahabat yang ngambekan like i did. Hhh... kalau rencana kita gagal, itu bisa jadi dua hal:
1) kita yang emang kurang mantepp siapinnya, atau
2) Tuhan punya yang jauuuuuuuuuuh lebih baik buat kita.
Jadi jangan jadi kecil dulu! tunggu aja tanggal maenNya.. Tuhan itu satu2nya sahabat yang selalu ada pas lu butuhin. Tinggal lu nya aja yang nyadar atau engga sama kehadiran Dia. 

Ibaratnya ada tukang bakso lewat depan rumah tiap jam 5 sore, pas lu laper, dia ada kan jam 5? cuma tinggal elunya aja yang manggil dia apa ngebiarin dia lewat. Nahh, Tuhan juga gitu.. lu respon Dia ga saat Dia hadir buat lu? Dia juga selalu kasih apa yang lu mau. Cuma lu harus sabar aja tunggu pemberian terbaikNya. Kurang apa coba? Lu mau apa,, kurang apa,, tinggal minta! Tapi bukan juga berarti lu jadiin Sang Sahabat itu batu loncatan lu! biar bagaimanapun, dia itu bukan pembantu yang bisa lu suruh2. Lu nya juga tau diri lah... :) 

Yeah,, ni artikel emang panjang gilaa. Hhh… gw juga bingung mau tulis apa lagi sekarang. Yang pasti buat yang uda baca,, gw nulis ini bukan buat cari muka sama lu pada, bukan juga jadi ajang pengakuan dosa. Cuma yaa.. punya sesuatu yang mau gw ungkapin dan ga tau harus ungkapin kemana/kesiapa. Gw juga ga maksud nyinggung ato apa, cuma sebagai refleksi aja kok. Tks yah yang udeh baca ;)


Cheers,
- GJG -



Referensi:
Melanie Subono dan Angela Stevina

Selasa, 02 April 2013

KOMAT-KOMAT HATI (romansa)

Sore ini, kulihat dirimu.
Saat ku tatap, engkau terdiam.

Ku berpijak, pada bumi.
Seakan tak lagi, dia berputar.

Menepis ketidak-percayaan.
Kau diam, tanpa seseorang.

Disini... aku selalu mendoakan.
Tiap sore, tiga puluh menit.

Dikafe... aku selalu menunggumu.
Bagai malam, menanti sang fajar.


~ Coretan setelah misa harian sore,
Gereja St. Antonius, Kotabaru, YK. ~


Salam,
-GJG-