Hanya satu hari kau jadi malaikat, kasih sembako untuk semua rakyat (idiih akal bangsat). Tapi seratus tahun kau jadi penjahat, kerjaannnya nilepin uang rakyat (awas kualat). Hai wakil-wakil rakyat tunjukkanlah pada kami suri tauladan seorang pengabdi (nah macam gitu dong). Jangan ajari kami terus menerus, yang hanya bisa ngibul dan korupsi. Oii, partai, parta-i, par-tai, hi...hi...hi...
Buruh, tani, dan nelayan makannya gabah padahal mereka adalah raja. Ego para pembesar, pelayan kami sedangkan kau makan gaji buta (ini yang kelewatan).
Pada suatu pesta-pesta demokrasi rakyat, banyak tengkulak berebut massa rakyat. Kempen sana kempen sini curi simpati tebar janji tebar mimpi sok peduli. Tapi sayang di sayang setali tiga uang, dari dulu sampai sekarang pinternya ngarang. Janji tinggallah janji yang penting dapat posisi, soal rakyat biar mengurus dirinya sendiri. Heran...heran...kebelinger.
Apapun nanti siapapun nanti yang akan mewakili, ingat gaung janji yang pernah kau tawari. Jangan nanti berlagak gila, tutup mata tutup telinga air susu dibalas air tuba. Partaiii... partai...
Cheers,
-GJG-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar