Senin, 17 Februari 2014

MANY KIND OF PUNK

Seminggu lalu pemuda berkulit sawo matang, berbadan rada bulat, wawasan agak luas, dan yang pasti dianugerahi oleh Tuhan sepasang telinga yang universal (syukuri itu!!) telah menulis tentang In Touch with Punkrock Music (klik disini). In touch with punkrock music merupakan sebuah artikel berupa ulasan tentang playlist, yeah we are what we hear!! Pemuda tersebut ialah Rizki Ryanda (nama sebenarnya disertai Sembiring). Review yang ditulisnya sangat rapi dan diklasifikasikan berdasarkan sub-genre sehingga menghidupkan kata “PUNX”. Thx dude. Karena itulah artikel ini saya wujudkan sebagai penyambung lidah agar semakin kejinya komposisi tentang punk. Artikel ini juga memotivasi saya untuk terus menulis dengan misi sebagai the next chapter - in touch with punkrock.

Dalam dunia punk, terdapat berbagai jenis punk yang mengusung ideologi berbeda-beda. Ada yang cinta damai dengan menjauhi segala bentuk kekerasan. Ada pula yang merasa bahwa suatu tindakan langsung memang dibutuhkan agar pesan yang ingin disampaikan benar-benar mendapat perhatian dan didengarkan.

Hal yang juga perlu diperhatikan adalah banyak dari mereka (baca: yang menjadi bagian dari punk) telah melakukan kegiatan-kegiatan positif. Sayangnya, kegiatan positif itu tidak terlihat dibandingkan dengan yang negatif. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa apa yang mereka lakukan agak meleset sehingga image buruk terlanjur beredar di masyarakat. Kemudian, justru yang negatif inilah yang diadopsi oleh generasi muda dengan sembrono.

Atau, ada pula yang meski berlaku positif di satu sisi tetapi menampilkan sisi negative juga di sisi lain secara nyata dan gambling. Didorong pemikiran remaja yang masih mentah, kebebasan yang bertanggung jawab dalam punk mereka ubah menjadi kebebasan semau gue (suka-suka akunya atau terserahku lah).

Berikut jenis punk berdasarkan ideologi:

1.     Anarcho Punk
Termasuk salah satu komunitas yang sangat keras dan idealis dengan ideology yang mereka anut. Mereka menganut anti-otorian dan anti-kapitalis. Dapat dikatakan mereka menutup diri dengan orang lain dan kekerasan sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka. Tidak jarang mereka bentrokan dengan sesama komunitas punk lain. Hal ini dikarenakan anarcho punk secara umum percaya terhadap tindakan langsung, meskipun ngewujudinnya bervariasi. Beberapa diantaranya percaya bahwa kekerasan atau kerusakan properti adalah suatu cara yang dapat diterima untuk mencapai perubahan social. Kekerasan itu semisal kerusuhan, pengrusakan, mengejek, melakukan penyerangan, sabotase, dan yang paling ekstrem yakni pengeboman.

Di sisi lain, banyak dari para anrcho punk adalah pendukung isu-isu hak hewan, kesetaraan ras, anti-homofobia, feminism, enviromentalisme, otonomi pekerja, gerakan anti-perang, dan gerakan anti-globalisasi. Anarcho punk juga mengkritik lemahnya gerakan punk itu sendiri dan budaya pemuda yang lebih luas secara umum.

Beberapa anrcho punk yang lurus mengklaim bahwa tembakau, obat-obatan, dan seks adalah alat penindasan dan perusak diri. Hal ini dikarenakan hal-hal tersebut dapat membuat pikiran terjebak di awing-awang dan menimbulkan bentuk penindasan jenis lain. Maka, seorang anarcho punk berusaha menjauhi hal-hal tersebut.

Sementara itu, beberapa anarcho punk terutama di Amerika Utara, berusaha menggunakan proses pemilihan untuk membawa daerah masing-masing lebih dekat dengan anarkisme. Meskipun mereka ga bakal bersedia menjadi anggota partai anarkis. Sebagai band yang berasal dari anarcho punk antara lain Crass, Conflict Flux of Pink Indians, Icon of Filth, Chumbawamba, Rudimentary Peni, Dead kennedys, Extreme Noise Terror, Subhumans, A.P.P.L.E, A//Political, Againts Me, dan Behind Enemy Lines.


2.     Crust Punk
Crusties merupakan istilah untuk anggota sub-kultur yang sekarang lebih dikenal dengan istilah crust punk yang merujuk pada punk jalanan atau penghuni liar. Crusties pernah menjadi tren bahkan sempat menjadi subset internasional. Ketika itu yang paling luas terjadi di Inggris pada akhir 1980-an dan awal 1990-an.

Anggota crust punk terkenal berpenampilan kusut dan kritikannya yang pedas. Mereka juga suka melakukan protes di jalanan, mengemis, penghuni liar (penghuni illegal tempat, property, atau rumah kosong milik orang lain), melompat naik ke kereta, penghibur jalanan, dan tuna wisma muda.mekipun berpandangan politik longgar, crusties yang anarkis atau anarko-promitif, menolak konsumerisme reusing. Mereka memilih hidup dari limbah masyarakat. Hidup dekat dan menyelam diantara sampah merupakan realisasi dari pemanfaatan sumberdaya yang tidak terpakai dan tindakan politik dalam diri para crusties. Banyak crusties yang yang bergaya hidup bermigrasi mengambil pekerjaan sementara atau musiman seperti panen tanaman. Pekerjaan yang tidak tetap tersebut sering membuat mereka tampak sebagai pengangguran.

Band yang termasuk dalam crust punk di England antara lain Amebix, Anti System, Antisect, Concrete Sox, Deviated Instinct, Doom, Sore Throat, Extinction of mankind, Extreme Noise Terror, Hellbastard, dan Electro Hippies.
Sementara di USA antara lain Anti-Product, Antischism, Aus-Rotten, Behind Enemy Lines, Born/Dead, Capitalist Casualties, Caustic Christ, Destroy, Disrupt, Dropdead, Dystopia, Early Graves, Filth, From Ashes Rise, His Hero Is Gone, Initial Detonation, Nausea, Phobia, Toxic Narcotic, Tragedy, Trap Them, Witch Hunt, dan World Burn to death.
Sementara itu di Swedia ada Disfear, Driller Killier, Skitsystem, dan Wolfbrigade. Band lainnya Iskra dan Curse (Canada), Gallhammer (Japan), Hiatus (Belgium), dan Fleas and Lice (Netherland).


3.     Glam Punk
Para anggota dari komunitas ini merupakan para seniman yang pengalaman sehari-harinya dituangkan sendiri dalam berbagai macam karya. Mereka menjauhi perselisihan dengan sesame komunitas maupun orang lain.

Band glam punk yang berpengaruh adalah New York Dolls dengan penampilannya yang androgini. Band lainnya yang terkenal sebagai glam punk diantaranya Hanoi Rocks, Manic Street Preachers, and D-Generation.


4.     Oi
Oi biasanya terdiri dari para hooligan (istilah yang digunakan sejak pertengahan 1890-an. Ketika itu dipakai untuk menggambarkan nama sebuah geng jalanan di London). Oi berarti hey atau hello dalam aksen cockney di England. Mereka sering membuat keonaran di berbagai tempat, terlebih lagi di setiap pertandingan sepakbola. Orang yang melihat rendah pada kaum elit atau orang yang bekerja sepanjang hari sebagai budak gaji maupun orang yang selalu merasa berbeda dapat dikaitkan dengan oi.

Ketika bermusik, orang sering beranggapan bahwa oi identic dengan skinhead, sementara skinhead identic dengan rasisme. Hal ini mengakibatkan kesalahpahaman muncul yang menganggap oi adalah musik rasis. Padahal, musik oi tidak memandang perbedaan ras, warna, dan kepercayaan. “Oi music is about having a laugh and having a say, plain, and simple…”

Beberapa band pertama yang secara eksplisit diberi label sebagai oi adalah Cockney Reject, Angelic Upstarts, dan The 4-Skins yang kemudian diikuti band-band seperti The Business, Blitz, The Blood, Combat 84, The Burial, dan The Oppressed.


5.     Queercore
Queercore adalah budaya dan gerakan social yang dimulai pada pertengahan 1980-an sebagai sebuah cabang dari punk. Anggotanya terdiri dari orang-orang yang pada umumnya “sakit” yaitu para lesbian, homoseksual, biseksual, dan para transeksual. Queercore mengekspresikan dirinya dalam gaya do it yourself (DIY) melalui majalah penggemar, music, menulis, seni, dan film.

Ketika bermusik, mereka mengeksplorasi tema prasangka dan masalah-masalah seperti identitas seksual, identitas gender, dan hak-hak individu. Pada tataran lebih umum band-band menawarkan sebuah kritik masyarakat endemic untuk posisi mereka didalamnya. Liruknya kadang secara halus penuh perasaan, terkadang juga serius.

Kelompok queercore mencakup banyak genre seperti hardcore punk, synthpunk, indies rock, power pop, new wave, noise, ekspremental, yang bersifat industry atau lainnya. Isu pertama dirilis pada tahun 1985, dengan sebuah manifesto berjudul “Don’t Be-Gay” yang diterbitkan dalam majalah penggemar Maximum RocknRoll yang kemudian menjadi inspirasi dan diikuti oleh majalah lainnya, seperti Holy Titclamps yang disunting Larry-bob, Homocore oleh Tom Jennings dan Deke Nihilson, Chainsaw dan Outpunk yang kemudian beralih fungsi menjadi label musik.


6.     Riot Grrrl
Riot Grrrl merupakan gerakan punk feminisme bawah tanah yang dimulai awal tahun 1990-an. Riot band grrrl sering mengangkat isu-isu seperti pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, seksualitas, dan pemberdayaan perempuan. Beberapa band yang berhubungan dengan gerakan ini, yakni Fifth Clumn, Bikini Kill (salah satu personilnya merupakan mantan kekasih Kurt Cobain – Nirvana), Bratmobile, Jack of Jill, Excuse 17, Heavens to Betsy, Huggy Bear, Adickdid, The Third Sex, Sleater-Kinney, dan juga queercore yang lesbian seperti Team Dresch. Para anggota riot grrrl kebanyakan berasal dari Seattle, Olympia, dan Washington DC.


7.     Scum punk
Scum punk menamakan anggotanya dengan sebutan straight edge scene (baca: straight edge). Mereka sangat peduli dengan kenyamanan, kebersihan, kebaikan moral, kesehatan, menghargai diri sendiri juga orang lain. Mereka berusaha tidak mengkonsumsi zat-zat yang dapat merusak tubuh mereka sendiri.

Scum punk mencoba menggabungkan antara kehidupan keras dengan music punk yang sama kerasnya. Banyak pengikutnya terlibat dalam penulisan tentang hal yang “tabu” antara lain termasuk inses, perkosaan, pedofilia, melukai diri sendiri, bestialti, homoseksualitas, pencurian, penggunaan narkoba, dan perilaku anti sosial. Di sisi lain, terdapat pro kontra dalam scum punk karena mereka memiliki filosofi life hard die young. Hidup mereka hanya untuk hari ini, tidak terlalu memikirkan masadepan.


8.     Skate punk
Skate punk dimulai pertengahan 1980-an di California. Ketika itu, bermain skateboard semakin popular dan dianggap sebagai bentuk perlawanan. Dinamai skate punk karena kegemaran anggotanya dalam bermain skateboard. Band-band yang termasuk dalam gelombang pertama, yaitu RKL, NOFX, Stalag 13, dan Suicidal Tendencies. Sementara yang berpengaruh adalah Black Flag, JFA, Agent Orange, dan Minor Threat.

Adanya tumpang tindih yang signifikan antara suara skate punk dan bentuk lain dari punk, membuat banyak band dari skate punk juga termasuk ke dalam genre seperti pop punk,, melodic hardcore, hardcore punk, dan thrashcore.


9.     Ska punk
Ska punk merupakan gabungan antara punk dengan music asal Jamaica yang biasa disebut dengan reggae. Mereka juga memiliki jenis tarian tersendiri yang bias mereka sebut dengan skanking atau pogo. Tarian enerjik ini sesuai dengan musik dari ska punk yang memiliki beat-beat yang cepat. Band-band yang mengawali ska punk diantaranya The Specialist, The Selecter, The Beat, dan Madness.


Cheers,
-GJG-


Referensi:
Danu - vox Morning Horny,
Rocky Swagel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar