Seminggu
lalu pemuda berkulit sawo matang, berbadan rada bulat, wawasan agak luas, dan
yang pasti dianugerahi oleh Tuhan sepasang telinga yang universal (syukuri
itu!!) telah menulis tentang In Touch with Punkrock Music (klik disini).
In touch with punkrock music merupakan sebuah artikel berupa ulasan tentang playlist, yeah we are what we hear!! Pemuda tersebut ialah Rizki Ryanda (nama
sebenarnya disertai Sembiring). Review yang ditulisnya sangat rapi dan
diklasifikasikan berdasarkan sub-genre sehingga menghidupkan kata “PUNX”. Thx dude.
Karena itulah artikel ini saya wujudkan sebagai penyambung lidah agar semakin kejinya komposisi tentang punk. Artikel
ini juga memotivasi saya untuk terus menulis dengan misi sebagai the next
chapter - in touch with punkrock.
Dalam
dunia punk, terdapat berbagai jenis punk yang mengusung ideologi berbeda-beda.
Ada yang cinta damai dengan menjauhi segala bentuk kekerasan. Ada pula yang
merasa bahwa suatu tindakan langsung memang dibutuhkan agar pesan yang ingin
disampaikan benar-benar mendapat perhatian dan didengarkan.
Hal
yang juga perlu diperhatikan adalah banyak dari mereka (baca: yang menjadi
bagian dari punk) telah melakukan kegiatan-kegiatan positif. Sayangnya,
kegiatan positif itu tidak terlihat dibandingkan dengan yang negatif. Oleh
sebab itu, dapat dikatakan bahwa apa yang mereka lakukan agak meleset sehingga image buruk terlanjur beredar di
masyarakat. Kemudian, justru yang negatif inilah yang diadopsi oleh generasi
muda dengan sembrono.
Atau,
ada pula yang meski berlaku positif di satu sisi tetapi menampilkan sisi
negative juga di sisi lain secara nyata dan gambling. Didorong pemikiran remaja
yang masih mentah, kebebasan yang bertanggung jawab dalam punk mereka ubah
menjadi kebebasan semau gue
(suka-suka akunya atau terserahku lah).
Berikut
jenis punk berdasarkan ideologi:
1. Anarcho Punk
Termasuk salah satu komunitas yang sangat
keras dan idealis dengan ideology yang mereka anut. Mereka menganut
anti-otorian dan anti-kapitalis. Dapat dikatakan mereka menutup diri dengan
orang lain dan kekerasan sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka. Tidak
jarang mereka bentrokan dengan sesama komunitas punk lain. Hal ini dikarenakan
anarcho punk secara umum percaya terhadap tindakan langsung, meskipun
ngewujudinnya bervariasi. Beberapa diantaranya percaya bahwa kekerasan atau
kerusakan properti adalah suatu cara yang dapat diterima untuk mencapai
perubahan social. Kekerasan itu semisal kerusuhan, pengrusakan, mengejek,
melakukan penyerangan, sabotase, dan yang paling ekstrem yakni pengeboman.
Di sisi lain, banyak dari para anrcho punk
adalah pendukung isu-isu hak hewan, kesetaraan ras, anti-homofobia, feminism,
enviromentalisme, otonomi pekerja, gerakan anti-perang, dan gerakan
anti-globalisasi. Anarcho punk juga mengkritik lemahnya gerakan punk itu
sendiri dan budaya pemuda yang lebih luas secara umum.
Beberapa anrcho punk yang lurus mengklaim
bahwa tembakau, obat-obatan, dan seks adalah alat penindasan dan perusak diri.
Hal ini dikarenakan hal-hal tersebut dapat membuat pikiran terjebak di
awing-awang dan menimbulkan bentuk penindasan jenis lain. Maka, seorang anarcho
punk berusaha menjauhi hal-hal tersebut.
Sementara itu, beberapa anarcho punk terutama
di Amerika Utara, berusaha menggunakan proses pemilihan untuk membawa daerah masing-masing
lebih dekat dengan anarkisme. Meskipun mereka ga bakal bersedia menjadi anggota
partai anarkis. Sebagai band yang berasal dari anarcho punk antara lain Crass,
Conflict Flux of Pink Indians, Icon of Filth, Chumbawamba, Rudimentary Peni,
Dead kennedys, Extreme Noise Terror, Subhumans, A.P.P.L.E, A//Political,
Againts Me, dan Behind Enemy Lines.
2. Crust Punk
Crusties merupakan istilah untuk anggota
sub-kultur yang sekarang lebih dikenal dengan istilah crust punk yang merujuk
pada punk jalanan atau penghuni liar. Crusties pernah menjadi tren bahkan
sempat menjadi subset internasional.
Ketika itu yang paling luas terjadi di Inggris pada akhir 1980-an dan awal
1990-an.
Anggota crust punk terkenal berpenampilan
kusut dan kritikannya yang pedas. Mereka juga suka melakukan protes di jalanan,
mengemis, penghuni liar (penghuni illegal tempat, property, atau rumah kosong
milik orang lain), melompat naik ke kereta, penghibur jalanan, dan tuna wisma
muda.mekipun berpandangan politik longgar, crusties yang anarkis atau
anarko-promitif, menolak konsumerisme reusing.
Mereka memilih hidup dari limbah masyarakat. Hidup dekat dan menyelam
diantara sampah merupakan realisasi dari pemanfaatan sumberdaya yang tidak
terpakai dan tindakan politik dalam diri para crusties. Banyak crusties yang
yang bergaya hidup bermigrasi mengambil pekerjaan sementara atau musiman
seperti panen tanaman. Pekerjaan yang tidak tetap tersebut sering membuat mereka
tampak sebagai pengangguran.
Band yang termasuk dalam crust punk di England
antara lain Amebix, Anti System, Antisect, Concrete Sox, Deviated Instinct,
Doom, Sore Throat, Extinction of mankind, Extreme Noise Terror, Hellbastard,
dan Electro Hippies.
Sementara di USA antara lain Anti-Product,
Antischism, Aus-Rotten, Behind Enemy Lines, Born/Dead, Capitalist Casualties,
Caustic Christ, Destroy, Disrupt, Dropdead, Dystopia, Early Graves, Filth, From
Ashes Rise, His Hero Is Gone, Initial Detonation, Nausea, Phobia, Toxic
Narcotic, Tragedy, Trap Them, Witch Hunt, dan World Burn to death.
Sementara itu di Swedia ada Disfear, Driller
Killier, Skitsystem, dan Wolfbrigade. Band lainnya Iskra dan Curse (Canada),
Gallhammer (Japan), Hiatus (Belgium), dan Fleas and Lice (Netherland).
3. Glam Punk
Para anggota dari komunitas ini merupakan
para seniman yang pengalaman sehari-harinya dituangkan sendiri dalam berbagai
macam karya. Mereka menjauhi perselisihan dengan sesame komunitas maupun orang
lain.
Band glam punk yang berpengaruh adalah New
York Dolls dengan penampilannya yang androgini. Band lainnya yang terkenal
sebagai glam punk diantaranya Hanoi Rocks, Manic Street Preachers, and
D-Generation.
4. Oi
Oi biasanya terdiri dari para hooligan
(istilah yang digunakan sejak pertengahan 1890-an. Ketika itu dipakai untuk
menggambarkan nama sebuah geng jalanan di London). Oi berarti hey atau hello dalam aksen cockney di England. Mereka sering membuat
keonaran di berbagai tempat, terlebih lagi di setiap pertandingan sepakbola.
Orang yang melihat rendah pada kaum elit atau orang yang bekerja sepanjang hari
sebagai budak gaji maupun orang yang selalu merasa berbeda dapat dikaitkan
dengan oi.
Ketika bermusik, orang sering beranggapan
bahwa oi identic dengan skinhead, sementara skinhead identic dengan rasisme.
Hal ini mengakibatkan kesalahpahaman muncul yang menganggap oi adalah musik
rasis. Padahal, musik oi tidak memandang perbedaan ras, warna, dan kepercayaan.
“Oi music is about having a laugh and
having a say, plain, and simple…”
Beberapa band pertama yang secara eksplisit
diberi label sebagai oi adalah Cockney Reject, Angelic Upstarts, dan The
4-Skins yang kemudian diikuti band-band seperti The Business, Blitz, The Blood,
Combat 84, The Burial, dan The Oppressed.
5. Queercore
Queercore adalah budaya dan gerakan social
yang dimulai pada pertengahan 1980-an sebagai sebuah cabang dari punk.
Anggotanya terdiri dari orang-orang yang pada umumnya “sakit” yaitu para lesbian,
homoseksual, biseksual, dan para transeksual. Queercore mengekspresikan dirinya
dalam gaya do it yourself (DIY)
melalui majalah penggemar, music, menulis, seni, dan film.
Ketika bermusik, mereka mengeksplorasi tema
prasangka dan masalah-masalah seperti identitas seksual, identitas gender, dan
hak-hak individu. Pada tataran lebih umum band-band menawarkan sebuah kritik
masyarakat endemic untuk posisi mereka didalamnya. Liruknya kadang secara halus
penuh perasaan, terkadang juga serius.
Kelompok queercore mencakup banyak genre
seperti hardcore punk, synthpunk, indies rock, power pop, new wave, noise,
ekspremental, yang bersifat industry atau lainnya. Isu pertama dirilis pada tahun
1985, dengan sebuah manifesto berjudul “Don’t Be-Gay” yang diterbitkan dalam
majalah penggemar Maximum RocknRoll
yang kemudian menjadi inspirasi dan diikuti oleh majalah lainnya, seperti Holy Titclamps yang disunting Larry-bob,
Homocore oleh Tom Jennings dan Deke
Nihilson, Chainsaw dan Outpunk yang kemudian beralih fungsi
menjadi label musik.
6. Riot Grrrl
Riot Grrrl merupakan gerakan punk feminisme
bawah tanah yang dimulai awal tahun 1990-an. Riot band grrrl sering mengangkat
isu-isu seperti pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, seksualitas, dan
pemberdayaan perempuan. Beberapa band yang berhubungan dengan gerakan ini,
yakni Fifth Clumn, Bikini Kill (salah satu personilnya merupakan mantan kekasih
Kurt Cobain – Nirvana), Bratmobile, Jack of Jill, Excuse 17, Heavens to Betsy,
Huggy Bear, Adickdid, The Third Sex, Sleater-Kinney, dan juga queercore yang
lesbian seperti Team Dresch. Para anggota riot grrrl kebanyakan berasal dari
Seattle, Olympia, dan Washington DC.
7. Scum punk
Scum punk menamakan anggotanya dengan sebutan
straight edge scene (baca: straight edge). Mereka sangat peduli dengan
kenyamanan, kebersihan, kebaikan moral, kesehatan, menghargai diri sendiri juga
orang lain. Mereka berusaha tidak mengkonsumsi zat-zat yang dapat merusak tubuh
mereka sendiri.
Scum punk mencoba menggabungkan antara
kehidupan keras dengan music punk yang sama kerasnya. Banyak pengikutnya
terlibat dalam penulisan tentang hal yang “tabu” antara lain termasuk inses,
perkosaan, pedofilia, melukai diri sendiri, bestialti, homoseksualitas,
pencurian, penggunaan narkoba, dan perilaku anti sosial. Di sisi lain, terdapat
pro kontra dalam scum punk karena mereka memiliki filosofi life hard die young. Hidup mereka hanya untuk hari ini, tidak
terlalu memikirkan masadepan.
8. Skate punk
Skate punk dimulai pertengahan 1980-an di
California. Ketika itu, bermain skateboard semakin popular dan dianggap sebagai
bentuk perlawanan. Dinamai skate punk karena kegemaran anggotanya dalam bermain
skateboard. Band-band yang termasuk dalam gelombang pertama, yaitu RKL, NOFX,
Stalag 13, dan Suicidal Tendencies. Sementara yang berpengaruh adalah Black
Flag, JFA, Agent Orange, dan Minor Threat.
Adanya tumpang tindih yang signifikan antara
suara skate punk dan bentuk lain dari punk, membuat banyak band dari skate punk
juga termasuk ke dalam genre seperti pop punk,, melodic hardcore, hardcore
punk, dan thrashcore.
9. Ska punk
Ska punk merupakan gabungan antara punk
dengan music asal Jamaica yang biasa disebut dengan reggae. Mereka juga
memiliki jenis tarian tersendiri yang bias mereka sebut dengan skanking atau
pogo. Tarian enerjik ini sesuai dengan musik dari ska punk yang memiliki
beat-beat yang cepat. Band-band yang mengawali ska punk diantaranya The
Specialist, The Selecter, The Beat, dan Madness.
Cheers,
-GJG-
Cheers,
-GJG-
Referensi:
Danu - vox Morning Horny,
Rocky Swagel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar