Kamis, 24 Oktober 2013

Journey to the checkspot Banjar (berburu Satpam)

Ini kisah semalem yg aku tuangkan. Aku sampai Banjarmasin (Kalsel) jam 6.30 pm, dijemput abang ipar. Lalu jam 9 pm disamperin kawan yang aku kenal saat event closing ceremony Go Skate - Go Green. Kawan ini namanya Anca, doi yang banyak ngebantu u/ publikasi event Go Skate - Go Green di sekitaran Kalsel ini. Tadi malam Anca juga yg ngajak u/ hangout sekaligus checkspot di Kota Banjarmasin ini.

Alhasil, tau ga siapa musuh nomor satu skateboarders di kota-kota besar di Indonesia? bukan rollerbladers, bukan `college jocks`, bukan juga preman jalanan.
Jawaban yang tepat: SATPAM (satuan pengamanan) mereka bener-bener makhluk `resek` yang kurang kerjaan ngusirin skateboarders yang biasa main di parkinglot sebuah buildings yang punya features kegemaran skateboarders seperti banks (landasan miring), marble/cement curbs, dan handrails serta tangga. Ini semua jadi tempat favorit dari streetskaters karena biasanya sarana tempat skating tidak disediakan oleh pemda setempat (ngertipun belum tentu mereka soal skateboarding). Sementara sarana publik dan gedung-gedung kantor, sekolah, kampus dan rumah sakit banyak memiliki feature yg sebenarnya bukan dibuat untuk skating, tapi toh bikin kita-kita `drooling` pengen menaklukannya, hhh...

Ini juga sebabnya banyak local skateboarders di Yk, Bdg, bahkan Jkt mengadopsi gaya hidup nocturnal (alias jadi makhluk malam). Siang hari kita chillout dirumah temen doing whatever. Lalu saat malam tiba baru kita berangkat skatespot hunting.

Disaat inilah friksi antar street skateboarders dengan para satpam terjadi, termasuk kisah semalem di Banjar. Dipihak mereka (baca: satpam) mungkin kita dianggap sekedar berandalan yang niatnya mau ngerusak dan mungkin berbahaya buat keamanan gedung yang dijaganya.

Sebenarnya fenomena ini ga cuma ada di Indonesia, di USA sendiri para street skateboarders paling langganan diusir bahkan ditangkap dan didenda. Kita masih enak disini belum ada perda yg mengatur soal ini. Kalau di USA dan Singapore misalnya, coba-coba skating ditempat gedung atau sarana publik lainnya urusannya bukan sama satpam lagi tapi sama polisi langsung. Cuma enaknya mereka punya pemerintah yg pengertian berani bikin larangan skating ditempat umum, tapi juga membangun public skatepark.

Sementara di Banjar boro-boro skatepark, puskesmas aja masih bobrok dan kumuh gini. Kalaupun ada, itu buatan skateboarders juga dengan dana patungan dan terancam suatu waktu digusur. Coba aja ada orang berduit mau nyumbang tempat dan dana buat bikin skatepark (yeah right…) atau mungkin ga ya, programnya ES, Volcom, dan Emerica sampe ke Banjar sini juga?

Bahas ini bakal ga ada mentoknya deh. Udah deh ya, ini aku share aja beberapa illegal skatespot favoritku:
Pondok Indah Plaza (Jkt): banks, stairs, marble ledges. Banyak satpam cuma waktu siang.
Ratu Plaza basement parkinglot (Jkt): smooth cement surface, rails, ledges, benchs. Full satpam 24/7
Blok-M dan Melawai Plaza (Jkt): hanya bisa buat main malam hari (siang full of passer by) area luas, banyak pilihan stairs, banks rails, handrails, bench etc. Ditambah kalo malem banyak pecun dan preman (jadi harus bawa 10 kawan/lebih biar ga dipalak).
Kampus ITB (Bdg): stairs, banks dan handrails (harus punya kenalan anak sana biar nggak risih maen dikampus orang).
Balai Kota/Gedung Sate (Bdg): stairs, cement curbs, etc.

Kehutanan UGM, dulunya di Graha Sabha (Yk): cement curbs, skatepoint saya. Anak-anaknya jago-jago, pada endorse-an semua, jangan minder!
Balai Kota Timoho (Yk): legenda, totalitas. Event tahunan Viva La Balkot 7 tahun berseri.
Bloodbath (Yk): skatepark swasta milik Bang Bet.

Selebihnya baca di happen magazine deh, capek juga ini. Hhh...
Okey Banjar, I'm came tonight again! #singletrip


50-50 grind, waktu checkspot di Boulevard UGM (Yk), jam 23.00.



Frontside Kgrind - Anca, semalem di parkinglot Bank Mandiri (Banjar).



Cheers,
-GJG-

Selasa, 08 Oktober 2013

KARMA

Kalau katanya John Lennon:
"Instant Karma's gonna get you
Gonna knock you right on the head
You better get yourself together
Pretty soon you're gonna be dead."
- Instant Karma -

Ga tegas nih ya judul artikelnya, apaan sih malah ngebahas karma? Itu kan malah nyumpahin. Gausah takut ini hanya judul, tenang aja isi artikelnya tentang karma juga kok, hhh... Karma yang universal tapi. Agak lama juga nulis materi ini hampir seminggu. Aku nyari bahan pikiran yang agak jernih, supaya Karma yang ini ga terjerumus ke Karma yang sering di tweet si Regina. Jahat banget si Regina emang, nge-Karma-in si itunya gitu, diih parah!
Jadilah seperti anak kecil, hilangkan prasangka agar tercipta karya-karya karma.
Tidak ada karma yang tiba-tiba muncul. Karma kreatif selalu berawal dari karma yang pernah ada sebelumnya. - Sir Joshua Reynolds.
"Think left
and think right
and think low
and think high.
Oh, the thinks you can think up if only you try!"
- Dr. Seuss -

Lets read and be friends!

Aku nyebut Karma sebagai hukum sebab-akibat semesta yang berlaku dalam berbagai agama dan keyakinan. Tapi kalian belum-belum udah alergi dengar KARMA.

Ah aku sedih... Ternyata sebagian kawan-kawanku dalam beragama masih ngejar formalitas. Padahal aku nyebut karma ga ada hubungannya ama agama tertentu. Once again: Ini universal.

Hati-hati terhadap karma dari kebencian. Kalau kalian ngebet Pak Akil Muchtar yang ketua MK itu segera diadili karena benci koruptor, bisa jadi kalian atau keluarga kalian tar kena kasus serupa.

Aku ga sreg sama FPI. Tapi sekuat-kuatnya aku berusaha terlepas dari kebencian pada FPI dan tetap ingin fair melihat kasus FPI.

Diberita-berita, madia massa lainnya pemberitaannya ga sedikit polisi yang gencar memberantas kasus narkoba, tapi memberantas dengan kebencian. Eh... anak atau keponakannya kena kasus narkoba.

Oke tambahan:
Penggagas UU Pornografi yang menggagas itu karena kebencian terhadap pornografi, emang bisa kena karma.
Sama halnya penggagas UU antikorupsi yang menggagagas itu karena kebencian pada koruptor-koruptor, mungkin suatu saat kena jeratan karma korupsi juga.

Aku setuju, jika hidup ini adalah perjalanan maka kargo terberat dan paling merepotkan adalah kebencian.

Mau terhadap kuasa pertambangan, mau terhadap SK Migas. Satu pesanku jangan sekali-kali mengkritik dengan kebencian. Ini juga peringatan buat aku sendiri.

Salah satu alasan kenapa saya mendewakan Rancid dan trio punk Endank Soekamti (bukan Kamtisnya). Mereka lebih menyuarakan aspirasinya dengan pola pikirnya tanpa mengkritik atau membeda-bedakan. Bahas Rancid pasti mengarah ke Green Day yang lebih dikenal oleh masyarakat mainstream di USA. Green Day juga ada di playlist saya, mereka band besar, tetapi disetiap live perform-nya Billie Jo Armstrong selalu mengandung unsur pencucian otak. Rancid? Liriknya segar, membuka wawasan pendengar bagaimana suasana di East Bay Night, menyampaikan kegiatan-kegiatan di komunitasnya, finest line up ever for Rancid. Lalu kenapa Endank Soekamti bukannya ada Superman Is Dead atau yang lebih dedengkot Marjinal. Jrx si penabuh drum SID terlalu frontal dalam membenci sesuatu yang diluar pemikirannya, sedangkan Marjinal itu jiwa punk-nya kuat melekat segalanya dikorbankan demi punk. Sehingga pemahaman punk-nya kurang membumi. ES trio punk dari Yk yang sangat down to earth, menjadi landasan saya untuk menjiwai punk tanpa harus selamanya berada di circle punk.

Kita kritik Pak Jokowi-Ahok karena kita ingin situasi macetnya lebih baik, bukan karena kebencian. Ini gampang diucapkan tapi susah dipraktikkan. Tapi kita coba.

Seorang kawanku yang memberantas narkoba dengan kebencian, akhirnya keponakannya meninggal dunia karena overdosis.

Aku punya kawan yang kerja di BNN namanya Bima akrabnya Bimex/bmx. "Sistem pemberantasan narkoba yang kantormu terapkan demi tegaknya hukum apa karena kebencian pada pelaku?" Si Bmx itu ga bisa jawab.
Bimex mikir lama, lalu bilang "Wah, aku ga bisa bedakan sudah, demi tegaknya hukum atau karena kebencian ke bandar-bandar narkoba."
Anak-anak di SMA saya dulu banyak yang pemakai, tapi luar biasa mereka-mereka itu masih bertanggung jawab dengan studinya masing-masing. Bahkan ada yang masuk 3 besar saat pembagian raport. Kalau kayak gini gimana aku bisa benci sama mereka? Beda dengan Bimex sewaktu belum gawe di BNN, begitu tau kalau ada kawan yang pengguna maka Bimex langsung ngejauhin.

Lalu aku tanya lagi, "Ada ga kakak atau keluarga yang kena kasus narkoba setelah pemberantasan itu?"
Bimex berkaca-kaca, menjawab lirih, "Ada. Keponakanku meninggal. Semiggu lalu overdosis." Maka wasapadalah dengan kebencian.

Yang paling bikin kita sempoyongan bukan melawan goverment dan DPR, tapi menggerus kebencian dalam diri setiap kita.

Tuhan, salah satu mahan karya-Mu adalah tipisnya batas antara perjuangan dan kebencian, setipis dan setransparan lingerie-nya Asia Carera antara hidup dan mati.

Semoga twit-twit antarkita beberapa kali tiap tengah malam yang penuh hhh...(hahahahihihi) dan flirtings-an itu sejatinya adalah upaya menyatukan airmata untuk menenggelamkan kebencian. *si Tiang mah pasti paham!*

Sumber dari segala sumber revolusi haruslah CINTA, ga haramkan nyelipin unsur cinta? Lha, Bulux Superglad yang dulu salah satu personil di Antiseptik (band punk pertama di Jkt) juga ngomongin cinta kok (simak: asmara punkrockers). Cinta pada situasi yang lebih asyik tentunya, bukan karena kebencian kepada sang mantan.

Eh Jo, menurutmu lebih mungkin mana: mencintai cinta apa membenci kebencian?
Thx untuk seluruh respon kaliantentang cinta dan kebencian. Kalau cinta kalian cintai, kebencian kalian apain?

Mari latihan menghilangkan kebencian tapi ga dengan membencinya. Emang susah, tapi minimal tantangan sudah aku ucapkan padamu.

Kalau ga yakin bahwa kebencian dapat kita halau tanpa membencinya, buat apa kami berbalas tweet?

Silahkan marah ke PSSI, tapi please jangan dengan kebencian. Ini terutama peringatan kepada aku sendiri. Sekian.

Wah ternyata artikel ini belum bisa saya akhiri. Masih ada seputar kasus aparat pertambangan di daerah. Hhh...

Siapa akan bersaksi: pejabat dan pengusaha tambang apakah hidupnya, keluarganya? Apa anaknya sering sakit, istri atau suaminya?

Maksudku adakah yang bersaksi bahwa kehidupan pejabat dan pengusaha tambang tuh ga happy?
Jadi maksudku, tanpa pengadilan pers dan rakyat, pejabat dan pengusaha tambang sudah tersiksa akibat karma.

Kawanku di Kaltim pernah bilang: semua pejabat dan pengusaha tambang enak Jo, kaya raya apa-apa lancar.

Emang ada yang ngaku? Aku ga yakin. Masa hukum karma boong sih. Jangan lihat luarnya (jumlah mobil, rumah, baju, dll), tapi lihatlah kehidupannya. Hubungan dengan anak-anaknya, kesehatan, dan lain-lainnya.


Cheers,
-GJG-

Selasa, 01 Oktober 2013

MINDER #2

Pagi ini otak lagi semangat untuk ngelanjutin artikel Minder #1. Ya diskusi hangat malam itu dengan kawan yang biasa aku panggil Adis dari lengkapnya Andisa, aku dapat spirit dari kutipan Adis: "Membahasakan apa yang dipikirin itu ilham Jo, syukurin itu!" Oke Dis, thxIni hasil semangatmu.

Ini lho ciri-ciri Minder

Ciri bangsa minder:  Teater Sujiwo Tedjo dan Kabaret Butet Kartaradjasa yang tiket HTM-nya 100k aja cocotnya ribut, tapi tiket Metallica jutaan malah diborong sekalian sok ngebayarin pacarnya masing-masing.
Ciri lainnya: Punya gaya tersendiri yang tropikal, tapi lebih bangga pakai jas acara-acara resmi.

Minder itu pakai produk asing, tapi dengan tata cara yang menurut asing juga. Bukannya pakai sepatu yang digrowongi jadi selop. Bukannya pakai jas yang digrowongi jadi beskap jadi bisa untuk tempat keris di punggung. Pakai BB tapi broadcast untuk masarin Volcom, Rusty, dll, bukannya untuk memasarkan produk lokal sendiri: nasi rawon, gado-gado, nasi pecel, dan lain-lain. Oooh vagh, laper! (sambil sms chandra ah, tar sarapan pecel seberang depan ambarukmo hotel).

Kalau aku pakai caraku sendiri, yaitu topi trucker. Ga minder bukan berarti antiasing. Sepatu merahku tuh Emerica, pabrikan footwear skateshoes yang menurut aku higher quality, tapi aku pakai menurut versiku. Aku kombinasikan dengan topi trucker (foto tar di-upload pas jaringan kencang), topi itu kadang aku pakai buat bepergian ke luar jawa juga, sekalian memperkenalkan ke masyarakat lokal setempat.

Sebelum nulis tentang minder ini, aku pernah cerita hal ini juga di tongkrongan, kadang sama anak kos pernah juga, dengan rekan di SDAconsultant. Dari kesemua itu aku ingat ada kawanku nyelethuk:
"Balik lagi Jo, katanya budaya negeri ini, nyatanya kamu pake iPhone, hayoo."
Minder itu make produk asing untuk kepentingan asing. Aku pakai iPhone untuk ngasih tau rute perjalanan kalo di lapangan pas survey batubara. Ngasih tau kapan ada event band indie lokal perform, terus ngajakin untuk support mereka yang bermusik dengan jalur cutting edge. Nge-share foto yang bermanfaat di media sosial, serta searching di Safari kalo pas lagi senggang atau lagi ga ngerti sesuatu. Orang naik haji pake pesawat bikinan Amerika, tapi untuk kepentingan Islam. Apakah mereka minder? Jangan segampang itu mengartikan minder. Kalo kita beli tank Amerika untuk menghancurkan Pulau Bunyu (bagian kecil dari pulau-pulau di Kalimantan Timur), itu minder. Tapi kalo kita beli tank dari Italia dan Jerman agar pedagang mie ayam dari Belitung Timur bisa naik dan menyerbu Eropa, itu bukan minder coiii.

Hmmm, bener ga sih kita minder? Ah, kayaknya minder deh.

  1. Kalo ga minder, mana mungkin tiap ada festival jazz yang namanya terpampang gede-gede bahkan ada fotonya di baliho itu pemusik asing. Terus Glenn Fredly, Syaharani, dan Indra Lesmana kecil-kecil hurufnya dan nyempil di spanduk?
  2. Kalo ga minder, mana mungkin perjanjian-perjanjian migas jauh lebih nguntungin asing ketimbang kita?
  3. Kalo ga minder, mana mungkin produk-produk di mall kebanyakan produk luar ketimbang dalam negeri. Vietnam aja ga gitu, mereka menjual produknya sendiri di mall.
  4. Kalo ga minder, mana mungkin kita mau disetir Bank Dunia, dll. ~rupiah lemah syahwat~
Tapi mungkin ga sih kita ini ga minder, lha negara-negara lain aja seperti Australia, agak-agak takut gimana gituu sama Amerika...apalagi kita. Ga masuk akal kalo ga minder.
Tapi apakah hidup semuanya harus masuk akal?
Coba inget-inget deh waktu kamu nembak gebetanmu, emang caranya masuk akal? Apakah semuanya harus kamu rumuskan rencana-rencananya, gimana, dan kapan mengucapkan tembakan itu, DOORRR! Sering kali nembak itu spontan aja dan didorong oleh rasa nekat yang beralaskan perasaan kalo aku suka dan say.............................tiiitttt$$$%%%%. Nekat itu selalu ga masuk akal, yang masuk akal adalah berani.

Mumpung tahun depan 2014, kudu cerdas untuk menyaring menghadapi hawa politik. Kadang aku terpikir salah satu syarat jadi presiden Indonesia adalah ga punya riwayat minder dalam hidupnya. Jika ada capres yang dari data intelijen diketahui bahwa dulu waktu SMA pernah malam mingguannya naik angkot kalo mau ngapel tapi sesampainya didepan rumah gebetan malah balik kanan karena ada tamu pria lain datang dengan mobil, yang capres kayak gitu jangan dipilih jadi presiden. Menghadapi saingan bermobil aja takut, apalagi menghadapi PT. Freeport.

Hmmm...aku ga pernah puasa, tapi selalu coba menghormati yang puasa. Tapi aslinya yang paling berat dalam puasa adalah menahan diri dari rasa minder! Sekian, tks.


Cheers,
-GJG-