Beberapa perempuan Melayu lari dan menghindar dari matahari mungkin karena ia ingin otentik dan baru.
Karena there is nothing new under the sun.
Tanggapan "wow" atau "keren" ga selamanya buruk. Kadang aku merasa surprised ketika beberapa tulisan di blog-ku ini ditanggapi dengan kosakata umum tersebut. Sedang nulis (heitt ngetik ding) artikel tentang kegundahanku malah ditanggapi "keren". Ini membuat aku tersenyum dan terkesan ganteng. Yaiyalah, mereka yang habis ngebaca blog-ku langsung private messages ke aku untuk nanggepin, tapi tanggapannya KEREN, uda gitu doang, kriiik!! Kan ga jelas apanya yang keren, aku mah nangkepnya mereka bilang aku yang keren (bukan tulisanku). Hhh... kalo itu emang dari lahir. Thx mom, thx dad, berkat sikuel percintaan kalian terlahirlah anakmu yang dibilang keren oleh kawannya.
Ingat!!! Yang bilang itu kawannya, bukan media massa. Bisa aja si kawan itu bencis atau homreng. Hhh... Tetapi sesungguhnya, tanggapan "wow" atau "keren" membuatku jengkel karena saking mewabahnya kata-kata itu.
Ngadepin penulis berbakat seperti aku ini (asseeekk) jangan dengan cara-cara umum dan klise. Be authentic-lah. Jiwaku akan tergerak, hhh...
Otentik dan orisinal itu lain. Ga ada yang orisinal di jagad raya ini, semua saling "meniru" dan "menginspirasi". Contoh, kamu ga usah capek-capek membuat bahasa baru agar orisinal. Pakai aja bahasa yang udah ada, tapi kamu pakai secara khas versi kamu.
Buat apa kamu berusaha mati-matian menemukan kata lain untuk papan, untuk makan, dan untuk depan, kalau semuanya sudah ada di dalam sejarah. Pakai saja kata-kata itu. Pakai saja kata-kata yang sudah tersedia dengan tata bahasa yang sudah tersedia juga, tapi dengan gaya yang khas kamu.
Tidak ada lagi kebaruan, semua kata pernah dikalimatkan. Pilih sisanya diudara, ucap lagi dengan mulutmu. Tak ada yang baru di bawah matahari. _Farid | Fstvlst.
Buat apa capek-capek kamu menemukan tablet, instagram, smartphone? Manfaatkan aja semua itu menurut selera dan tujuanmu sendiri. Tugasmu adalah menemukan hal lain melalui berbagai perangkat itu. Kamu bisa bikin film, ber-citizen journalism, bikin sketsa maupun lukisan yang menjadi obsesimu sendiri.
Contoh selanjutnya: Kamu ga usah capek-capek menemukan bahan lukisan orisinal. Pakai aja yang uda ada dari nenek moyang, misalnya cat minyak, atau akrilik, atau krayon, tapi melukislah khas kamu. Meskipun saya ga bisa ngelukis, tapi saya nulis (eeh ngetik ding).
Masih ada lagi. Capek-capek nyari tangga nada baru? Udah aja dari tangga-tangga nada yang sudah ada (pentatonik, daitonik, dan lain-lain) kamu bikin lagu khas kamu.
Oh ya, satu lagi. Ngapain capek-capek nemukan Hukum Newton?? Pakai aja dalil dan hukum warisan itu buat keperluan khas kamu. Ga usah sok deh, aku aja ga pernah ngaplikasiin hukum ini. Hhh...
Charles Darwin juga ga orisinal-orisinal amat tuh. Sebelumnya ada pemuda India (lupa aku namanya) yang punya pikiran soal evolusi. Tapi cara-cara yang digunakan Darwin untuk menjelaskan argumentasinya dinilai otentik walaupun mungkin ia terpengaruh oleh Wallace yang juga melakukan observasi seleksi alam di Ternate.
Padi juga ga orisinal kita, dari India (kok India mulu sih, negaranya Katrina Kaif soalnya). Tapi cara bertani padi orang Bali, orang Jawa, orang SUnda, dan lain-lain otentik.
"Jo, apa otentik itu harus nyentrik di mata umum??" Tanya si kawan yang lagi gitting.
"Ga harus juga kali. Yang penting mah kita ngerasa merdeka. Kalo dengan jaket kulit udah merdeka, ya gooo kita ikutan upacara agustusan." Jawabku sinting, sambil jemur jaket.
Aku ganti LOL dengan "Hhh..." pertama-tama bukan agar beda atau nyentrik, tapi bagi aku ketawa tuh bagusnya campuran ngakak dan tangis. Itulah kemerdekaan bagiku. Yaitu menafsirkan tawa dan tangis secara gado-gado. Kenapa gado-gado? Karena itulah makanan kesukaanku, hhh...
"Hhh..." itu bisa saja:
1) hahaha,
2) hehehe, dan
3) hihihi, bahkan
4) hohoho, atau malah
5) huhuhu.
Terserah kawan-kawan mau mengimajinasikan tawaku seperti apa, bebas! Ada yang bilang bebas itulah merdeka. Jadi selain merdeka, aku juga memberi kebebasan kepada kawan-kawanku yang membaca tawaku. Merdeka dan bebas itu identik dengan punkrock. Punya jalur dan semangat hidup sendiri untuk mendobrak tujuan hidupnya, mapan! Mapan dalam punkrock ga harus kaya, tapi mapan itu bisa bebas serta merdeka. Ya balik lagi deh, seputar itu doang ternyata. Bebas - merdeka - punkrock - mapan.
Tapi sebetulnya ini ga baru, sudah lama Semar ketawa secara begini. Tangisnya sudah melebur kedalam tawa, tawanya sudah melebur kedalam samudera tangis *haseeek. Tapi "Hhh..." itu kan dulu cuma sound. Wong waktu jaman Semar itu jamannya sastra tutur, belum sastra tulis. Tawa Semar ga pernah ditulis oleh orang jawa. Tapi kemudian pergaulanku dengan pelaku seni di Yk (baca: anak ISI) yang terkesan lugas dan simple menimbulkan inspirasi buat aku untuk menulis tawa Semar "Hhh...". Kemudian "Hhh..." menjadi tawaku di dalam sosmed yang mungkin belum pernah dibayangkan oleh Semar. Lumayan simple kan? Bisa juga di tulis "Hhh" untuk menghemat karakter sms atau medsos.
Aku kemana-mana pakai celana pendek selutut, kecuali kalo sekolah. Di pulauku kalimantan jenis celana ini di sebut celana skater, ntah darimana asal usulnya, padahal Rodney Mullen selalu pakai celana panjang saat ngulik-ngetrik papannya. Sulit membayangkan celana khasku? Kawan-kawan semua uda pernah SMP dong pastinya. Yaa seukuran itu, selutut. Karena pakai celana panjang itu panas, gerah, ga bebas, ga merdeka juga, dan pastinya ga punkrock, hhh... Pakai celana pendek tapi aku tetap bersepatu, biar terkesan rapi dan ga mengecewakan pasangan yang aku gandeng, hhh... It's really interesting. It's like a whole new world to me.
Point-ku, keanehan dan kebedaan janganlah jadi tujuan. Tujuannya kemerdekaan. Di artikel lain aku pernah nulis, berani tampil beda itu hebat! Tapi jangan sok mau beda, kalau kita sendiri ga nyaman ngejalaninnya karena kita di awal perbedaan kita bakal dikucil dan kecilkan. Kalau kita ga kuat dalam beda bakal runtuh deh.
Perbedaan berasa indah sebelum di beda-bedakan. _GJG
Seperti kataku tadi, kalau dengan jaket kulit kamu merasa merdeka, ya GO! Banyak punkrockers yang mendunia itu rapi-rapi. Sebut saja Matt Freeman (Rancid) skill bass-nya sangat liar, seperti di lagu roots radical dan maxwell murder. Tapi Matt Freeman rambut disisir rapi (klimis), boots docmar, lengan baju dilipat dengan berlapis kulit leopard, meskipun seluruh badan bertato tapi karya-karya beliau belum pernah dicekal KPK. Ya itulah rapi menurut saya, bersih dan murni tanpa mengambil atau mengakui hak-hak orang lain.
Gampangnya gini deh...
Orisinil itu asli, dan
Otentik itu khas.
Ga asli gapapa, tapi begitu kamu gunakan yaaa harus jadi khas kamu. Aku ga pake ketawa "Wkwkwk dan Ckckck" tapi pake "Hhh" bukan untuk gaya-gayaan. Tapi karena "Wkwkwk dan Ckckck" bagi aku terlalu sok imut dan terlalu girly. Bagi aku "Hhh..." lebih lugas, jauh lebih macho, dan sangat mengekspresikan kekhasanku.
Tapi ingat lho, khas pun ada batasnya. Ga semuanya harus khas kamu. Kalo kamu nyetir di jalan dua arah dan kamu ambil jalur kanan supaya khas, rasanya bukan otentik tapi DONGO. Mungkin suster-suster di UGD (setelah kamu kecelakaan) bisa menjelaskan apakah kamu otentik atau ... sangeh.
Cheers,
-GJG-
Hai om jo. postingan ini membuatku sedikit berpikir tentang pemaksaan terhadap sesuatu yang baru.hahaha
BalasHapusDlu jaman kita masih kecil (SD barangkali) model celana botol merupakan hal yang tabu atau dalam definisinya dalam benak kepala kita merupakan hal yang memalukan dijaman itu (karena model clana jaman itu gobrong/lebar banget dri paha sampai mata kaki). tapi coba ditelisik kembali dijaman ini, model clana skinny itu sama saja dengan model clana jaman dlu, hanya diubah sdikit lebih fit dengan penggunanya dan diberi nama skinny agar terlihat kurus seperti namanya.haha
pemaksaanya adalah, tidak semua orang cocok dalam menggunakannya. coba lihat pulau dimana kita dibearkan (kalimantan) semua orang memaksakan dalam pengunaannya. padahal ya ada yang bagus dan ada yang tidak. kita tau itu hanya masalah ke-pede-an dan tidak. tapi pernah kah mereka melihat dari kacamta oranglain tentang penampilan itu.
menyedihkan bila niat mereka ingin mendokrak style mereka yang justru malah membanting harga diri mereka.haha
jangan hanya "be your self" tapi "be your best self".
Yeah right sir.
BalasHapusTerkait kasus celana, itu salah satu pelengkap u/ analogi dari artikel saya ini (celotehan kalo kata si zulu), hhh... Tenyata anda menangkap celotehan (ijin ngutip kalimat) saya.
Celana botol bahasa dulu, atau kalau mereka yang up to date nyebutnya skinny jeans, tapi kalo bahasa pasar bilang itu model slim fit. Hhh... Apapun namanya, itu semua bukan hal yang baru atau terbaru, hanya pengembangan dari jaman dulu terus ganti nama jenis biar modern.
Itu bakal "otentik" kalo bisa bertahan pada masanya, atau orang bisa mengingatnya secara khas. "Oooh model slim fit itu kan jamannya 2009-2012."
Perihal pemaksaan, menurut saya sangat down to earth. Realitanya begitu sih, semua pada ego u/ berlomba-lomba jadi trendi tetapi tidak bercermin pada background (postur dan finansial).
Be your best self?
I'm sorry dude, saya menganut paham "do it yourself."
Salam,
Kacamata.