Selasa, 31 Desember 2013

DIALOG AKHIR TAHUN

Ingin kuputar kembali, 2013 yang akan pergi untuk kita renungkan.
Andai semua yang terjadi, ga akan habis di duaributigabelas.

Memang 2013 akan berakhir mungkinkah kau selalu mengingat ku disini.
(Dan) bila semua itu kau rasa, mungkin aku pun berubah untuk dapatkan semuaaaa (panjang).

C! yang pernah singgah.
C! yang dulu ada.
C! yang kau rasa.
Tks yang ngebatalin naik.


Salam,
-GJG-

HINGGA 31 DESEMBER

Tarakan, 31 Desember 2013

Hey semua!
Kabar gembira sekaligus posting pemaksaan. Blog-ku yang uda mencapai 48 artikel nampak lebih trendi dan mencapai target produksi serta uda resmi naek cetak. Berbagai topik uda aku tulis yang mana itu bersumber langsung dari otak kecilku ini, kadang ada masukan dari obrolan-obrolan atau diskusi hangat dengan kawan-kawan sejawat, (tuh aku cantumin nama kalian padal untuk nyenengin kalian doang). Bukan ding, tapi aku berusaha untuk jujur dalam nulis, soalnya kalo dikehidupan aku uda keseringan boong! Bosen juga sih boong, ga dapet apa-apa, tapi kalo jujur malah dapet cercaan.

Uda aaah buruan baca ya, ini perintah! Bukan permintaan. Hhh…
Dijamin wawasan bertambah dan isinya ga ngebosenin. Bisa dibaca di waktu senggang sambil kalian bercinta di bale-bale, di bawah rindangnya pohon karet, mengunyah snack pillows yang renyah sebagai camilan, dan jangan lupa bir hitam penawar dahaga.

Tau-tau blog uda selesei dibaca dan setelah itu kalian pasti akan langsung mendaftar di GJG Fans Club (canda-canda!). Kalau uda baca dan koreksi, kirim komentar dan kritik kalian yang sepedas dan selezat kripik sanjai itu ya. Jangan lupa!


Salam ada udang dibalik batu,
-GJG-

Jumat, 27 Desember 2013

KAWAN LAMA (lama banget)

Udah 1 tahun, tapi gw selalu ngerasa seperti baru kemaren maen ma dia. Ya gw masih bisa inget secara detail bentuk senyumnya, cara dia ketawa, lubang idungnya yang gede (hhh), pokoknya sifat ama kelakuannya gw inget seperti baru kemaren sore gw ngeliatnya.

Cewek itu ngakunya 80% cowok, 20% cewek, penggila musik punk, skater and harajuku. Mulutnya gak pernah berhenti ngoceh “Gw ini kayak gini…Gw ini kayak gitu..dan tetek bengek lainnya tentang dia!.” Najis.

Kalo lagi jalan, tuh tangan ga pernah absen tiap lima menit buat juntrungin kepala, atau dorong badan gw, atau seengaknya iseng nempelin upilnya kebaju gw. Sinting juga, kadang gw bales dengan yang lebih sadis kayak bilang, “Perut lu buncit banget sih, lu lagi hamil ya? Itu selulit kapan mau lo iris?”. Walhasil kata-kata penduduk kebun binatang dan alam gaib keluar!. Anjing, babi, monyet, setan, dedemit, tuyul. Pokoknya ancuuuuuurrrrr, kayaknya ni cewek produk reject a.k.a gagal.

Sebenernya gw males bilang ini, soalnya lebay, tapi nyata: “Ga ada yang bisa ngerubah seseorang se-efektif CINTA, prettt..”. Suatu hari dia bilang dia suka seseorang, cowok, dia bilang dia jatuh cinta. Huahahaha, gw ngakak abies, gw bilang “Yang bener lu? Monyet kebun binatang mana yang lu taksir? Huahaha, cewek kayak lu jatuh cinta? Apa kata akherat?!” Asli lho gw digampar!, abis itu dia ngeloyor pergi. Gila sakit banget pipi gw waktu itu.

Malemnya dia nelpon, gw kira dia mau minta maaf, tapi ga taunya curhat, sampe pagi. Padahal paginya gw musti garap data ke MJ, tapi seperti biasa dia ga mau tau, dia taunya besok pagi dia yang libur, titik. Dia bilang pas tadi mau beli komik jepang conan, dia ketemu sama cowok yang mirip Miyavi, artis punk Jepang yang apalah gitu, mana gw tau, karena satu-satunya artis jepang yang gw tau itu cuma Miyabi. Dia bilang dia kenalan, terus diajak makan sambil ngobrol-ngobrol tentang conan, jepang, ama lain-lain yang katanya nyambung banget. Dia bilang cowok itu ada keturunan jepang juga, cuteee bangettt, bikin gw tambah bete karena inget jam segitu harusnya gw uda pules tidur, mungkin aja bisa dapet bonus mimpiin Laura Basuki ama Tika Putri.

Siangnya gw disatronin di salah satu kampus di ringroad YK tempat gw sekolah. Tepatnya tempat gw ama dia menuntut ilmu sebagai mahasiswa kebanggaan bangsa. Tumben juga dia kerajinan dateng pas libur, padahal biasanya jangankan libur, schedule masuk aja dia suka ga dateng. Tapi untunglah dia datang pas rame jam makan siang, jadi gw ga perlu langsung dengerin ocehannya. Tapi dia nunggu gw loh sampe selesei bimbingan jam empatan sore gitu. Sial.

Baru aja nongol keluar rektorat setelah bmbingan TA gw kelar, tangan gw langsung diseret ke parkiran untuk buruan keluar menjauhi kampus dan memasuki restoran pizza yang agak jauh dari situ. Gw pikir asik nih dapet pizza gratis, kebetulan gw emang laper.

Hmmm, ada yang beda dari dia, perasaan dari tadi nyengir mulu ama gw, gw curiga.
“Mau pinjem duit lu?” selidik gw.
“Enak aje, gw juga punya duit!” bentaknya.
Dan here we go again, gw ngedengerin lagi curhatannya yang sebenernya uda gw denger semaleman suntuk, tentang cowok indo jepang yang cute-nya setengah mampus, yang punya koleksi conan lengkap mampus, yang bisa bahasa jepang mampus. “Ya iyalah, turunan kuntilanak kayak lu aja bisa basa jepang, apalagi dia yang turunan jepang, dasar dongo!”, pikir gw dalem hati karena kalo gw ucapin, acara nyuap ama ngunyah pizza gw bisa keganggu ama cocotnya yang faseh banget ngucapin nama-nama binatang dan mahluk alam gaib.

Lalu gw baru bisa konsentrasi dengerin dia pas dua bunderan gede pizza menghilang dari hadapan karena sukses mengungsi keperut gw. Pokoknya intinya terakhir gw denger dia minta bantuan gw untuk bisa dapetin itu cowok.
“Lu serius?” Tanya gw serius.
Dia membuat symbol victory di tangannya yang masih penuh dengan remah-remah pizza dan meletakannya tepat didepan muka gw.
“Kalo lu mau dapet cowok, lu musti bisa jadi cewek yang normal!” Lanjut gw.
“Hah, maksud lu apa neh?” balasnya sewot.
Gue ketawa…

TO BE CONTINUED...my fiction!


Cheers,
-GJG-

Sabtu, 21 Desember 2013

KEBEBASANNYA PEREMPUAN

22 Desember ya??

Heavy Motherday, my mom, woman, and you!
Momentum nih ya makanye gw coba numpahin tentang wanita alias perempuan yang biasa disebut cewek tapi kalo belum nikah istilahnya gadis.

Ga berasa, ternyata udah 108 tahun berlalu sejak R. A. Kartini meninggal (aaah masasih?). Ya, siapa yang ga mengenal sosok seorang perempuan yang mati-matian memperjuangkan kesetaraan pendidikan dan hak-hak para wanita di Indonesia ini? Gw cukup yakin siapapun pasti setidaknya pernah mendengar nama itu. Semasa hidupnya dulu, Kartini yang merupakan seorang anak dari keluarga aristokrat di Jawa ini selalu berjuang untuk bisa keluar rumah. Maklum, pada masanya, seorang perempuan dituntut untuk menguasai segala pekerjaan rumah dan hanya bekerja di rumah saja. Apalagi ia terlahir di keluarga yang masih sangat memegang budaya pingitan jawa. Padahal sebagai seorang gadis remaja ia pun ingin merasakan rasanya bermain dengan teman-teman sebayanya. Kartini ingin belajar di sekolah umum. Kartini ingin menyesap sedikit hawa kebebasan.

Berbicara tentang kebebasan, apa benar kalian, para wanita, adalah manusia yang bebas? Apa benar kalian memiliki kendali penuh atas segala yang dapat kita lakukan? Pasalnya, seringkali kebebasan tersebut kembali terbentur dengan budaya, usia, serta faktor-faktor lainnya. Lalu manusia pun kembali menjadi makhluk yang terbatas.

Katanya perempuan masa kini harus bisa mandiri. Dulu pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dianggap sebagai pekerjaan yang mulia, kodrati perempuan. Sekarang mereka berlomba-lomba untuk berkarir setinggi mungkin, bahkan kadang sampai menunda kelahiran seorang anak karena menjadi penghambat mobilitas orangtuanya. Mereka yang bekerja sebagai ibu rumah tangga juga terkadang merasa minder karena profesinya yang HANYA sebagai seorang ibu rumah tangga. Jadi apa yang harus dilakukan oleh seorang wanita? Menjadi wanita dengan karir yang menjulang namun rumah tangga nol besar? Atau harus cukup puas dengan hanya mengurus anak dan suami di rumah?

Tanpa sedikitpun maksud untuk mempromosikan salah satu provider handphone tertentu, gw akan mengutip kata-kata dari iklan yang menurut gw cukup menarik dan cerdas.
"Kebebasan itu omong kosong. Katanya aku bebas berekspresi, tapi selama rok masih di bawah lutut. Hidup ini singkat, mumpung masih muda nikmati semuanya, asal jangan lewat dari jam 10 malam. Katanya, urusan jodoh sepenuhnya ada ditanganku. Asalkan sesuku. Kalau bisa kaya, pendidikan tinggi, berasal dari keluarga baik-baik... Katanya jaman sekarang pilihan itu ga ada batasnya, selama ikutin pilihan yang ada."
Jadi, gimana hasil perjuangan R. A. Kartini? Apakah dengan adanya emansipasi wanita manusia menjadi lebih bebas? Apakah dengan kebebasan tersebut hidup para perempuan lebih mudah? Belum tentu. Mungkin selama-lamanya para wanita akan dihadapkan dengan kenyataan demi kenyataan yang dilematis mengenai kebebasan yang mereka miliki :)

Penutup, gw bakal inget-inget pesan nyokap ke mpok-mpok gw. Nih katanye:
"Terserah deh ya, tar kalian bakal berkarier atau berumah tangga, tapi seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi ibu. Ibu-ibu cerdas akan menghasilkan anak-anak cerdas." Tks.
*Ketawain ajadeh kalo tar ada yang copy-paste*


Salam,
-GJG-

Selasa, 17 Desember 2013

KEJAMNYA MAJOR LABEL

Ini catatan dibawah sangat panjang, supaya bisa jelas. Sesungguhnya catatan ini hasil dari diskusi gw sama beberapa pemusik di Yk (Stupid Again, DOM 65, Morning Horny, dan Monkey Bussiness) dan Kaltim (Kaos Kutang) serta masukan paling terlengkap yaitu dari Wenz Pratama (kawan SMA gw yang sekarang berkarya di Trax fm dan RollingStone Magazine).


Kawan-kawin, kita uda nyampe nih di era baru industri musik.
Era dimana label rekaman melancarkan strategi terkejam dalam sejarah industri musik di tanahair: Menguasai artis dengan jalan mengelola karir mereka. Istilah populernya mereka melakukan ekspansi bisnis dengan cara membuka divisi Manajemen Artis di label rekaman.

Gw adalah salah seorang yang ga setuju dengan berdirinya manajemen artis dalam sebuah label rekaman. Gw punya argumentasi yang kuat untuk ini. Label rekaman itu INKOMPETEN untuk urusan manajemen artis dan nantinya gw yakin malah bakal ngerusak tatanan industri musik yang selama ini otonom dari tiga belah pihak terkait (artis, manajemen, label).

TOLONG BERKENAN BACA SAMPAI LANJUT... NANGGUNG ITU GA HALAL, hhh...

Bisnis utama label rekaman adalah jualan kaset, CD, RBT, dsb. Semua yang berhubungan dengan rekaman musik. Dari nama saja sudah jelas: Perusahaan Rekaman! Akhirnya ketika mereka membuka divisi baru (Artis Manajemen) gampang ditebak kalo kerepotan dan berbagai kebodohan dalam urusan manajerial artis bakal terjadi di sana. Mulai dari SDM yang mereka miliki butut hingga praktek-praktek jualan band yang obscure. Karena mereka masih "belajar" maka jangan cari profesionalisme manajemen artis di dalam major label :)

Conflict of interest tingkat tinggi juga bakal terjadi di dalam band ketika manajernya bingung harus membela kepentingan yang mana nantinya (artis atau label?). Secara manajer lama kemungkinan besar bakal ”digaji” oleh label dan nanti hanya akan menjadi sub-ordinat dari manajemen baru.

Gara-gara pembajakan musik yang makin gokil (bahkan konon direstui negara) dan menurun drastisnya penjualan album fisikal, akhirnya mereka mengambil jalan pintas mendirikan manajemen artis yang ujungnya lagi-lagi merugikan artis nantinya. Label bukannya bersatu memerangi pembajakan namun malah berkomplot untuk mengeksploitasi artis habis-habisan agar mereka bisa terhindar dari kebangkrutan.

Biarkan artis yang bangkrut, tapi jangan labelnya! Kira-kira kasarnya begitu. Sekali lagi artis adalah obyek penderita nomor satu nantinya. Detailnya kira-kira seperti di bawah ini.

Ini prediksi yang bakal terjadi di masa depan dengan ”artis-artis baru” yang kontrak dengan major label yang memiliki divisi manajemen artis:
  1. Masa depan karir band baru akan tergantung dari label rekaman, bukan berada di tangan manajemen lama atau artisnya sendiri.
  2. Tumpulnya peran dan kontrol manajemen artis yang lama dalam membela kepentingan-kepentingan artis. Manajemen lama akan menjadi sub-ordinat dari label dan kemudian hanya berfungsi sebagai baby-sitting artis. Semua fungsi kontrol dan decision making artis akan terpusat kepada label sebagai investor. Manajer lama tidak punya hak karena mereka tidak invest apapun. Kemungkinan besar mereka akan disingkirkan dengan jalan "pembusukan". Mempengaruhi artis dengan iming-iming kesuksesan di industri musik.
  3. Kontrol yang sangat ketat dalam proses kreatif dan menciptakan musik berakibat hilangnya idealisme artistik & estetis karena artis hanya akan diperbolehkan menciptakan musik-musik yang tengah disukai oleh pasar yang tidak cerdas. Sejuta band sendu diprediksi akan terus membanjir di industri musik kita, karena benar kata Efek Rumah Kaca (ERK) kalo telinga rakyat yang melayu mendayu-dayu :)
  4. Berkurang secara signifikannya pemasukan bagi artis karena mereka harus share profit selain dari royalti mechanical, live show, merchandise, touring, advertising, publishing dan sebagainya. Hal yang belum pernah terjadi sebelumya. It's a very big, big, big LOSS, ladies & gentleman!
  5. Buruknya lagi, kalau artis baru nanti terlalu blo'on, maka tingkat eksploitasi akan diperkejam lagi hingga nama band dipatenkan oleh label, internal band akan dikontrol langsung pihak label, penggelapan royalty, sales report yang culas hingga berlakunya sistem bodoh dengan label menggaji para artis. Jika selama ini kita memandang artis sebagai seniman dengan talenta yang tidak ternilai maka selanjutnya kita akan dipaksa memposisikan artis tak lebih dari "kuli musikal". 
Strategi ”mega-eksploitatif” ini memang hanya diberlakukan bagi band-band baru yang ditawarkan kontrak rekaman oleh major record company. Contoh paling konkret misalnya terjadi pada Nidji, Letto (Musica), The Changcuters, Repvblik dan Vagetoz (SonyBMG Indonesia), Kangen Band (Warner), Tahta (EMI), dsb. Semuanya memang memiliki deal-deal yang berbeda satu sama lain. Maksudnya tingkat eksploitasinya berbeda-beda. Ada yang parah dan ada yang parah banget. Gw sempat mendengar ada satu band yang dipotong komisinya sebesar 45% (gross) setelah join dengan manajemen artis major label.

Band yang hadir dengan strategi yang brilian dan sangat berhasil di awal karirnya adalah St. Loco yang melakukan master licensing deal dengan Universal Music Indonesia. Mereka membiayai sendiri produksi rekaman dan kemudian menjalin kerjasama promosi & distribusi dengan major label selanjutnya. Ke depannya deal seperti ini nantinya akan menjadi ”favorit” para manajer artis (tentu bila mampu).

Pastinya, label rekaman tidak akan menawarkan strategi keji ini kepada band-band lawas/senior karena bargaining position mereka sudah sangat kuat. Selain brand mereka sudah dikenal luas, pengalaman dan pengetahuan bisnis musik yang sangat memadai, fanbase yang kuat juga sangat berpengaruh terhadap positioning mereka di industri musik. Label sendiri kadangkala melihat artis-artis lawas sebagai ”uzur,” ”grace period” atau sudah rendah ”selling point”nya.

Itulah kenapa akhirnya label rekaman besar hanya akan memburu band-band/artis baru yang masih hijau, yang minim pengetahuan bisnis musiknya dan belum paham peta/konstalasi industri musik lokal. Selain bakal gampang dibodohi dengan kontrak yang sangat eksploitatif mereka juga akan dipengaruhi iming-iming "fame & fortune" di industri musik. Padahal belum tentu bakal "booming" juga :)

Jika Anda saat ini berada di sebuah band baru dan ditawarkan kontrak rekaman dari major label maka jangan terburu-buru tergiur dulu! Imej bergengsi major label tidak akan banyak memberi keuntungan. Yang terpenting adalah deal-nya, bukan masalah major atau indie label-nya. Pelajari dulu dengan seksama kontraknya, undang pengacara kenalan Anda untuk membedahnya, konsultasi dengan band-band lain yang sudah berpengalaman.

Sudah banyak kasus terjadi sebelumnya. Band-band baru menandatangani kontrak rekaman jangka panjang dengan major label dan akhirnya menyesal. Ketika bandnya booming dan banyak menerima job manggung beberapa ada yang melakukan ”resistensi” konyol dengan tidak menyetorkan komisi kepada label sesuai perjanjian. Menjadi konyol karena setelah kontrak rekaman itu ditandatangani maka konsekuensi-konsekuensi di belakangnya seharusnya sudah kita tahu sejak awal. Oleh karena itu jangan ikut mengantri di barisan kebodohan. Empowered yourself!

Cara kerja label juga akan lebih mirip jarum suntik nantinya. Sekali pakai langsung buang, disposable. Artis-artis baru tidak akan ada yang didevelop untuk panjang umur karirnya, mereka hanya akan disupport demi "popularitas maksimal dua atau tiga album saja!" Setelah booming besar dan untung besar, siap-siap menuju ladang pembantaian. Setelah dibantai maka dicari lagi talenta baru. Kalau kita jeli fenomena seperti ini sebenarnya telah terjadi sekarang ini di Indonesia.

Label besar sejatinya nanti hanya akan menjadi pusat manufaktur band! :) Kita tidak akan menemukan lagi band-band awet populer seperti Slank, Gigi, Netral, Dewa19, Naif di masa depan nantinya. Semuanya hanya akan "easy come, easy go!"

Tapi kalo ada yang bilang label membuka manajemen artis bakal membunuh pula profesi manajer artis individual/otonom, gw sama sekali nggak setuju. Gw justru nggak melihat kalau manajer-manajer artis yang independen itu bakal tergusur atau kehilangan pekerjaan. Ini analisa yang terlalu sembrono. It's not the end of the world as we know it :) Negara ini punya lebih dari 200 juta penduduk. Yang pengen jadi artis, bikin band dan gilpop (gila popularitas) setiap harinya pasti bertambah ribuan. Justru segudang talenta ini menjadi market yang sangat potensial bagi manajer-manajer artis untuk dikelola.

Manajemen artis yang individual atau berbentuk firma masih akan sangat dibutuhkan dan berperan penting di sini nantinya. Perkembangan teknologi yang gokil belakangan masih menjanjikan masa depan yang cerah buat band-band yang tidak dikontrak major label lokal/internasional a.k.a indie. Hadirnya MySpace, YouTube, Multiply, Ning, iTunes dan perangkat musik digital lainnya sangat memungkinkan untuk mencetak artis besar via jalur alternatif. The Upstairs sendiri udah membuktikan hal ini sebelumnya.

Apalagi tren terbaru di Amrik dan Inggris sekarang rata-rata artis bernama besar malas memperpanjang kontrak rekaman mereka dan memilih hengkang dari major label. Prince, Madonna, Radiohead, NIN adalah para pelopor ”gerakan kembali ke indie” ini. Mereka justru mempercayakan manajemen artis mereka yang independen untuk berfungsi pula sebagai "label rekaman". Cepat atau lambat gue pikir band-band besar di Indonesia akan mengambil langkah yang sama nantinya. Naif, Endank Soekamti, dan Netral malah sudah membuktikannya..... dan mereka cukup berhasil! Salute!

Masih adakah jalan lain? Ada banget! Di dalam negeri sendiri sudah ada yang mempelopori ”penggratisan musik.” Album rekaman kini telah berubah fungsi menjadi sebuah ”marketing tool” untuk menjaring job manggung. Mungkin inilah masa dimana musisi tidak lagi memikirkan royalti rekaman! Bisa jadi kalau teknologi kloning nanti sudah semakin sempurna maka ini berarti ancaman besar! :)

Koil menjadi pionir dengan menjalin kerjasama dengan majalah musik untuk mendistribusikan album terbarunya (Blacklight Shines On) secara gratis. Selain itu mereka juga memberi akses download album gratis via website/mailing list musik. Ide Koil ini memang tergolong baru walau sebenarnya tidak original juga. Prince bulan Juni lalu lebih dulu mengedarkan 3 juta keping album terbarunya secara gratis via Tabloid Sun di Inggris.

Memang perlu dipelajari lebih lanjut lagi apakah strategi ”penggratisan musik” ini nantinya bakal merugikan atau malah menguntungkan. Yang pasti band-band baru tidak akan memiliki ”keistimewaan” seperti Koil jika mau mengambil strategi serupa.

Yang menarik lagi, sempat ada pertanyaan di bawah ini yang datang ke gw ketika jadi pembicara di sebuah tongkrongan beberapa bulan lalu:
Bagaimana dengan marak terjadinya kasus manager-manager artis individual/otonom yang tidak profesional atau bermasalah? Katakan saja menipu artisnya, melakukan penggelapan keuangan, dsb.
"Nah, untuk poin di atas sebenernya gw jamin ga akan terjadi lagi kalau di dalam manajemen artis kita sudah DITERTIBKAN secara organisasi dan administrasinya. Mari kita lihat apakah kita sudah memiliki kontrak tertulis antara manajemen dengan artis yang mengatur kerjasama profesional ini? Apakah peran, hak & kewajiban masing-masing pihak sudah di jabarkan secara rinci? Pemisahan fungsi manajemen sudah diberlakukan? Apakah antar personel band kita sudah memiliki kontrak internal pula? Kalo semua konsolidasi internal ini beres gue jamin masalah-masalah di atas nggak bakal terulang lagi di masa depan." Itulah jawaban Danu  dari Morning Horny.
Oke, sementara begitu aja pandangan gue tentang isu ini. Memang tulisan ini ga akan mengubah strategi major label untuk ga ngebuka divisi manajemen artis di dalam perusahaan mereka, toh semuanya jadi keputusan bisnis mereka juga. It’s their damn business afterall :) Lagipula masih ada juga major label yang tidak memberlakukan strategi dagang ini (paling tidak sementara ini), misalnya seperti Aquarius Musikindo, Universal Music Indonesia.

Yah, minimal kita bisa mencegah regenerasi kebodohan dan berlanjutnya proses pembodohan seperti ini sekarang juga.

Gw bakal berterimakasih banget deh kalo ada kawan-kawan yang mau mem-forward atau menyebarluaskan tulisan ini agar dibaca lebih banyak artis-artis baru yang berniat mempertaruhkan masa depan dan karir mereka sebagai musisi. Jangan biarkan mereka dirampok!

Hope we could make real changes together.

For better, not worst....


Cheers,
-GJG-


Rabu, 27 November 2013

TIKUNGAN Z


Met ultah woy!!
Aku dimari basah kuyub lho (baca: kehujanan), tapi otak ga kebasahan dong dan masih bisa difungsikan. Ini barusan aja aku make otak, pas perjalanan pulang dari site ke kota. Kota mana itu? Kota yang terkenal dengan kerajaan hindu tertua itu tuh *logat Kaltim* hayoooo tebak dong aaah.

Otak aku pake buat mikir ginian sih tadi:
Ternyata tuh yaa disetiap tikungan tajam (cieileeeh tikungan, biasa nikung atau ketikung nih) ada rambu-rambu yang ngingetin agar kita hati-hati berkendaraan karena ada tikungan tajam. Terus uda gitu simbol yang biasa digunain sebagai rambu-rambu adalah jalan zig-zag menyerupai huruf Z.

Nah ini poinnya:
Dijalan kehidupan pun banyak tikungan tajam dan kalau ga hati-hati bisa ngebuat kita-kita terperosok ke dalam jurang kegelapan (ih serem ih). Namun karena huruf Z sering dipanjangkan menjadi Zzzzz... Makanya dia si tukang nikung itu memaknainya sebagai kesempatan untuk molor alias tidur sehingga terperosoklah dia. Hhh...


Cheers,
-GJG-

Jumat, 15 November 2013

CAN YOU FEEL THE LOVE IN THE RAINY DAY?

Rules:
1. Put your iTunes, Windows Media Player, etc. on shuffle.
2. For each question, press the next button to get your answer.
3. YOU MUST WRITE THAT SONG NAME DOWN NO MATTER HOW SILLY IT SOUNDS.
4. Discuss with your finest friends.
5. Everyone tagged has to do the same thing.
6. Have fun!


1.) IF SOMEONE SAYS 'ARE YOU OKAY' YOU SAY?
- Officially missing you.
*eaaa* 

2.) HOW WOULD YOU DESCRIBE YOURSELF:
- Over the rainbow.

3.) WHAT DO YOU LIKE IN A GUY/BOY?
- Pernah muda
*loh?* 

4.) HOW DO YOU FEEL TODAY?
- SMILE!

5.) WHAT IS YOUR LIFE'S PURPOSE?
- TERSERAH.
*wahaha. sebenernya ada purposenyaaa*

6.) WHAT'S YOUR MOTTO?
- Play Hard Kill The Rest
*yoii*

7.) WHAT DO YOUR FRIENDS THINK OF YOU?
- Three little birds *ha? what?*

8.) WHAT DO YOUR PARENTS THINK OF YOU?
- Time to say goodbye
*maksudnyaaaaaaaaa????*

9.) WHAT DO YOU THINK ABOUT VERY OFTEN?
- True colours *yeaa. Colorfull lifee.
ga nyambung daaahhh*

10.) WHAT IS 2 + 2?
- Walking in the air *...*

11.) WHAT DO YOU THINK OF YOUR BEST FRIEND?
- Way back into Love. *i love friends*

12.) WHAT IS YOUR LIFE STORY?
- When you say nothing at all. 
*iyaaa...makna lagunyaaa...*

13.) WHAT DO YOU WANT TO BE WHEN YOU GROW UP?
- Wonderful world.

14.) WHAT DO YOU THINK WHEN YOU SEE THE PERSON YOU LIKE?
- You're beautiful!
*gyahaha. PRETTY dehh!*

15.) WHAT WILL YOU DANCE TO AT YOUR WEDDING?
- You raise me up! *oh my gosh. so sweet yaaak?*

16.) WHAT WILL THEY PLAY AT YOUR FUNERAL?
- Swan Lake Waltz (Baby Einstein)
*mungkin mksudnya biar aku tenang ya?*

17.) WHAT IS YOUR HOBBY/INTEREST?
- Any dream will do. *i love dreaming but not nocturnal emission, hhh...*

18.) WHAT IS YOUR BIGGEST FEAR?
- Jesus *
jesus itu siapa ya?*

19.) WHAT IS YOUR BIGGEST SECRET?
- Punk rock *ha? i punk!*

20.) WHAT DO YOU WANT RIGHT NOW?
-
Demi Cinta *ketemu sama cintaku? hhh...najong*

21.) WHAT DO YOU THINK OF YOUR FRIENDS?
- Reflection. *yoeeeehhh. my friends, my reflection*

22.) WHAT WILL YOU POST THIS AS?
- Can You Feel The Love In The Rainy Day?

waaaa! I want morreee! 
Cobain ya kawin *eeeh kawannn ding... : )


Cheers,
-GJG-

Senin, 11 November 2013

MINDSET-ku

Orang nomor 1 itu ibu. Orang nomor 2 guru.
Presiden tuh pegawai nomor 1.

Kali ini aku bukan mau nulis soal pemimpin, tapi aku mau nulis soal salah kaprah. Presiden, gubernur, bupati, dll itu bukanlah pemimpin. Mereka lebih tepatnya pegawai kita, maksimal direktur. Kitalah komisarisnya!!

Mindset-ku harusnya, kita pemilik sumberdaya, kita komisaris. Lalu kita mencari ketua dewan komisaris (pemilu tahun depan). Itulah pemimpin. Wakil-wakil komisaris hendaknya orang-orang berkuasa (ga harus kaya) sehingga jadi anggota Dewan Komisaris bukan buat nyari duit. Aku yang komisaris cutting edge ini cukup melimpahkan wewenang ke komisaris-komisaris yang punya power, yang aku pilih dari golonganku sendiri.

Pemimpin harus dari golongannya sendiri, itu betul, tapi hanya dalam menunjuk dewan komisaris. Bukan dalam nunjuk pegawai kayak gubernur.

Dengan demikian, presiden atau gubernur dan jabatan ecek-ecek lain ga harus dari golongan kita sendiri, lha wong derajat mereka cuma pegawai.

Dari sini seluruh mindset aku ubah. Kalau di jalan presiden didahulukan, bukan karena dia tertinggi. Tapi karena dia pegawai yang harus melaksanakan tepat waktu agenda-agenda kita sebagai komisaris negeri ini...maka presiden harus kita dahulukan.

Mindset-ku gini, presiden atau gubernur dll harus tepat waktu di perjalanan karena mereka pegawai kita. Kita boleh telat karena kita komisaris.

Lalu kenapa presiden kok mesti banyak yang minta foto bareng? Bukan karena mau ngagung-agungkan presiden, tapi agar mereka (yang minta foto) kelak bisa cerita ke anak-anaknya: Ini lho bapak ibumu pernah punya pegawai bernama SBY, Sri Sultan X, dll.

Marilah kita sama-sama kembali ke sejarah. Sejarah republik (lupa nama bukunya), di Barat umumnya dari munculnya orang-orang berpengaruh lalu berembuk sebagai komisaris, nyari pegawai (presiden). Kalau kita kebalik, dari mental terjajah lalu menunggu datangnya pemimpin (presiden). Mindset-ku bukan menentukan pegawai.

Eh, jangan ngetawain mindset-ku lho. Mindset itu kalau konsisten dan kolektif akan melahirkan atau membentuk fakta. Kalau mindset kita konsisten dan kolektif bahwa yang cantik adalah yang pesek, maka saat itu Dian Sastro jadi ga cantik lagi.

Kenapa kemarin aku blas ga nanggepin ucapan Selamat Hari Ibu dari kawan-kawanku? Karena Hari Ibu itu kan diambil dari tanggal kongres pertama perempuan di Yk tahun 40-an, tanda perempuan bergerak di sektor publik (politik dan sebagainya). Tapi kemudian salah kaprah payah, Hari Ibu jadi ucapan selamat ke perempuan sebagai istri dan ibu anak-anak, ke sektor domestik.

Berani tapi ga salah kaprah. Air bening ya air bening, jangan ikut arus jadi air putih (susu).
Lha terus ucapan Selamat Hari Ibu buat siapa, Jo?Tetep buat Ibu. Soalnya bagiku orang nomor 1 itu ibu. Orang nomor 2 guru. Presiden tuh pegawai nomor 1.
Jo, kalo ibuku aktif di sektor publik, PKK misalnya.Nah mestinya ucapan Hari Ibu diucapkan ke orang-orang kayak beliau yang pengalamannya pasti sudah segudang.
Tapi segudang apapun pengalaman perempuan, ga akan pernah mengalami pahit getirnya kejepit resleting. Hhh...ngawur.


Cheers,,
-GJG-

Kamis, 24 Oktober 2013

Journey to the checkspot Banjar (berburu Satpam)

Ini kisah semalem yg aku tuangkan. Aku sampai Banjarmasin (Kalsel) jam 6.30 pm, dijemput abang ipar. Lalu jam 9 pm disamperin kawan yang aku kenal saat event closing ceremony Go Skate - Go Green. Kawan ini namanya Anca, doi yang banyak ngebantu u/ publikasi event Go Skate - Go Green di sekitaran Kalsel ini. Tadi malam Anca juga yg ngajak u/ hangout sekaligus checkspot di Kota Banjarmasin ini.

Alhasil, tau ga siapa musuh nomor satu skateboarders di kota-kota besar di Indonesia? bukan rollerbladers, bukan `college jocks`, bukan juga preman jalanan.
Jawaban yang tepat: SATPAM (satuan pengamanan) mereka bener-bener makhluk `resek` yang kurang kerjaan ngusirin skateboarders yang biasa main di parkinglot sebuah buildings yang punya features kegemaran skateboarders seperti banks (landasan miring), marble/cement curbs, dan handrails serta tangga. Ini semua jadi tempat favorit dari streetskaters karena biasanya sarana tempat skating tidak disediakan oleh pemda setempat (ngertipun belum tentu mereka soal skateboarding). Sementara sarana publik dan gedung-gedung kantor, sekolah, kampus dan rumah sakit banyak memiliki feature yg sebenarnya bukan dibuat untuk skating, tapi toh bikin kita-kita `drooling` pengen menaklukannya, hhh...

Ini juga sebabnya banyak local skateboarders di Yk, Bdg, bahkan Jkt mengadopsi gaya hidup nocturnal (alias jadi makhluk malam). Siang hari kita chillout dirumah temen doing whatever. Lalu saat malam tiba baru kita berangkat skatespot hunting.

Disaat inilah friksi antar street skateboarders dengan para satpam terjadi, termasuk kisah semalem di Banjar. Dipihak mereka (baca: satpam) mungkin kita dianggap sekedar berandalan yang niatnya mau ngerusak dan mungkin berbahaya buat keamanan gedung yang dijaganya.

Sebenarnya fenomena ini ga cuma ada di Indonesia, di USA sendiri para street skateboarders paling langganan diusir bahkan ditangkap dan didenda. Kita masih enak disini belum ada perda yg mengatur soal ini. Kalau di USA dan Singapore misalnya, coba-coba skating ditempat gedung atau sarana publik lainnya urusannya bukan sama satpam lagi tapi sama polisi langsung. Cuma enaknya mereka punya pemerintah yg pengertian berani bikin larangan skating ditempat umum, tapi juga membangun public skatepark.

Sementara di Banjar boro-boro skatepark, puskesmas aja masih bobrok dan kumuh gini. Kalaupun ada, itu buatan skateboarders juga dengan dana patungan dan terancam suatu waktu digusur. Coba aja ada orang berduit mau nyumbang tempat dan dana buat bikin skatepark (yeah right…) atau mungkin ga ya, programnya ES, Volcom, dan Emerica sampe ke Banjar sini juga?

Bahas ini bakal ga ada mentoknya deh. Udah deh ya, ini aku share aja beberapa illegal skatespot favoritku:
Pondok Indah Plaza (Jkt): banks, stairs, marble ledges. Banyak satpam cuma waktu siang.
Ratu Plaza basement parkinglot (Jkt): smooth cement surface, rails, ledges, benchs. Full satpam 24/7
Blok-M dan Melawai Plaza (Jkt): hanya bisa buat main malam hari (siang full of passer by) area luas, banyak pilihan stairs, banks rails, handrails, bench etc. Ditambah kalo malem banyak pecun dan preman (jadi harus bawa 10 kawan/lebih biar ga dipalak).
Kampus ITB (Bdg): stairs, banks dan handrails (harus punya kenalan anak sana biar nggak risih maen dikampus orang).
Balai Kota/Gedung Sate (Bdg): stairs, cement curbs, etc.

Kehutanan UGM, dulunya di Graha Sabha (Yk): cement curbs, skatepoint saya. Anak-anaknya jago-jago, pada endorse-an semua, jangan minder!
Balai Kota Timoho (Yk): legenda, totalitas. Event tahunan Viva La Balkot 7 tahun berseri.
Bloodbath (Yk): skatepark swasta milik Bang Bet.

Selebihnya baca di happen magazine deh, capek juga ini. Hhh...
Okey Banjar, I'm came tonight again! #singletrip


50-50 grind, waktu checkspot di Boulevard UGM (Yk), jam 23.00.



Frontside Kgrind - Anca, semalem di parkinglot Bank Mandiri (Banjar).



Cheers,
-GJG-

Selasa, 08 Oktober 2013

KARMA

Kalau katanya John Lennon:
"Instant Karma's gonna get you
Gonna knock you right on the head
You better get yourself together
Pretty soon you're gonna be dead."
- Instant Karma -

Ga tegas nih ya judul artikelnya, apaan sih malah ngebahas karma? Itu kan malah nyumpahin. Gausah takut ini hanya judul, tenang aja isi artikelnya tentang karma juga kok, hhh... Karma yang universal tapi. Agak lama juga nulis materi ini hampir seminggu. Aku nyari bahan pikiran yang agak jernih, supaya Karma yang ini ga terjerumus ke Karma yang sering di tweet si Regina. Jahat banget si Regina emang, nge-Karma-in si itunya gitu, diih parah!
Jadilah seperti anak kecil, hilangkan prasangka agar tercipta karya-karya karma.
Tidak ada karma yang tiba-tiba muncul. Karma kreatif selalu berawal dari karma yang pernah ada sebelumnya. - Sir Joshua Reynolds.
"Think left
and think right
and think low
and think high.
Oh, the thinks you can think up if only you try!"
- Dr. Seuss -

Lets read and be friends!

Aku nyebut Karma sebagai hukum sebab-akibat semesta yang berlaku dalam berbagai agama dan keyakinan. Tapi kalian belum-belum udah alergi dengar KARMA.

Ah aku sedih... Ternyata sebagian kawan-kawanku dalam beragama masih ngejar formalitas. Padahal aku nyebut karma ga ada hubungannya ama agama tertentu. Once again: Ini universal.

Hati-hati terhadap karma dari kebencian. Kalau kalian ngebet Pak Akil Muchtar yang ketua MK itu segera diadili karena benci koruptor, bisa jadi kalian atau keluarga kalian tar kena kasus serupa.

Aku ga sreg sama FPI. Tapi sekuat-kuatnya aku berusaha terlepas dari kebencian pada FPI dan tetap ingin fair melihat kasus FPI.

Diberita-berita, madia massa lainnya pemberitaannya ga sedikit polisi yang gencar memberantas kasus narkoba, tapi memberantas dengan kebencian. Eh... anak atau keponakannya kena kasus narkoba.

Oke tambahan:
Penggagas UU Pornografi yang menggagas itu karena kebencian terhadap pornografi, emang bisa kena karma.
Sama halnya penggagas UU antikorupsi yang menggagagas itu karena kebencian pada koruptor-koruptor, mungkin suatu saat kena jeratan karma korupsi juga.

Aku setuju, jika hidup ini adalah perjalanan maka kargo terberat dan paling merepotkan adalah kebencian.

Mau terhadap kuasa pertambangan, mau terhadap SK Migas. Satu pesanku jangan sekali-kali mengkritik dengan kebencian. Ini juga peringatan buat aku sendiri.

Salah satu alasan kenapa saya mendewakan Rancid dan trio punk Endank Soekamti (bukan Kamtisnya). Mereka lebih menyuarakan aspirasinya dengan pola pikirnya tanpa mengkritik atau membeda-bedakan. Bahas Rancid pasti mengarah ke Green Day yang lebih dikenal oleh masyarakat mainstream di USA. Green Day juga ada di playlist saya, mereka band besar, tetapi disetiap live perform-nya Billie Jo Armstrong selalu mengandung unsur pencucian otak. Rancid? Liriknya segar, membuka wawasan pendengar bagaimana suasana di East Bay Night, menyampaikan kegiatan-kegiatan di komunitasnya, finest line up ever for Rancid. Lalu kenapa Endank Soekamti bukannya ada Superman Is Dead atau yang lebih dedengkot Marjinal. Jrx si penabuh drum SID terlalu frontal dalam membenci sesuatu yang diluar pemikirannya, sedangkan Marjinal itu jiwa punk-nya kuat melekat segalanya dikorbankan demi punk. Sehingga pemahaman punk-nya kurang membumi. ES trio punk dari Yk yang sangat down to earth, menjadi landasan saya untuk menjiwai punk tanpa harus selamanya berada di circle punk.

Kita kritik Pak Jokowi-Ahok karena kita ingin situasi macetnya lebih baik, bukan karena kebencian. Ini gampang diucapkan tapi susah dipraktikkan. Tapi kita coba.

Seorang kawanku yang memberantas narkoba dengan kebencian, akhirnya keponakannya meninggal dunia karena overdosis.

Aku punya kawan yang kerja di BNN namanya Bima akrabnya Bimex/bmx. "Sistem pemberantasan narkoba yang kantormu terapkan demi tegaknya hukum apa karena kebencian pada pelaku?" Si Bmx itu ga bisa jawab.
Bimex mikir lama, lalu bilang "Wah, aku ga bisa bedakan sudah, demi tegaknya hukum atau karena kebencian ke bandar-bandar narkoba."
Anak-anak di SMA saya dulu banyak yang pemakai, tapi luar biasa mereka-mereka itu masih bertanggung jawab dengan studinya masing-masing. Bahkan ada yang masuk 3 besar saat pembagian raport. Kalau kayak gini gimana aku bisa benci sama mereka? Beda dengan Bimex sewaktu belum gawe di BNN, begitu tau kalau ada kawan yang pengguna maka Bimex langsung ngejauhin.

Lalu aku tanya lagi, "Ada ga kakak atau keluarga yang kena kasus narkoba setelah pemberantasan itu?"
Bimex berkaca-kaca, menjawab lirih, "Ada. Keponakanku meninggal. Semiggu lalu overdosis." Maka wasapadalah dengan kebencian.

Yang paling bikin kita sempoyongan bukan melawan goverment dan DPR, tapi menggerus kebencian dalam diri setiap kita.

Tuhan, salah satu mahan karya-Mu adalah tipisnya batas antara perjuangan dan kebencian, setipis dan setransparan lingerie-nya Asia Carera antara hidup dan mati.

Semoga twit-twit antarkita beberapa kali tiap tengah malam yang penuh hhh...(hahahahihihi) dan flirtings-an itu sejatinya adalah upaya menyatukan airmata untuk menenggelamkan kebencian. *si Tiang mah pasti paham!*

Sumber dari segala sumber revolusi haruslah CINTA, ga haramkan nyelipin unsur cinta? Lha, Bulux Superglad yang dulu salah satu personil di Antiseptik (band punk pertama di Jkt) juga ngomongin cinta kok (simak: asmara punkrockers). Cinta pada situasi yang lebih asyik tentunya, bukan karena kebencian kepada sang mantan.

Eh Jo, menurutmu lebih mungkin mana: mencintai cinta apa membenci kebencian?
Thx untuk seluruh respon kaliantentang cinta dan kebencian. Kalau cinta kalian cintai, kebencian kalian apain?

Mari latihan menghilangkan kebencian tapi ga dengan membencinya. Emang susah, tapi minimal tantangan sudah aku ucapkan padamu.

Kalau ga yakin bahwa kebencian dapat kita halau tanpa membencinya, buat apa kami berbalas tweet?

Silahkan marah ke PSSI, tapi please jangan dengan kebencian. Ini terutama peringatan kepada aku sendiri. Sekian.

Wah ternyata artikel ini belum bisa saya akhiri. Masih ada seputar kasus aparat pertambangan di daerah. Hhh...

Siapa akan bersaksi: pejabat dan pengusaha tambang apakah hidupnya, keluarganya? Apa anaknya sering sakit, istri atau suaminya?

Maksudku adakah yang bersaksi bahwa kehidupan pejabat dan pengusaha tambang tuh ga happy?
Jadi maksudku, tanpa pengadilan pers dan rakyat, pejabat dan pengusaha tambang sudah tersiksa akibat karma.

Kawanku di Kaltim pernah bilang: semua pejabat dan pengusaha tambang enak Jo, kaya raya apa-apa lancar.

Emang ada yang ngaku? Aku ga yakin. Masa hukum karma boong sih. Jangan lihat luarnya (jumlah mobil, rumah, baju, dll), tapi lihatlah kehidupannya. Hubungan dengan anak-anaknya, kesehatan, dan lain-lainnya.


Cheers,
-GJG-

Selasa, 01 Oktober 2013

MINDER #2

Pagi ini otak lagi semangat untuk ngelanjutin artikel Minder #1. Ya diskusi hangat malam itu dengan kawan yang biasa aku panggil Adis dari lengkapnya Andisa, aku dapat spirit dari kutipan Adis: "Membahasakan apa yang dipikirin itu ilham Jo, syukurin itu!" Oke Dis, thxIni hasil semangatmu.

Ini lho ciri-ciri Minder

Ciri bangsa minder:  Teater Sujiwo Tedjo dan Kabaret Butet Kartaradjasa yang tiket HTM-nya 100k aja cocotnya ribut, tapi tiket Metallica jutaan malah diborong sekalian sok ngebayarin pacarnya masing-masing.
Ciri lainnya: Punya gaya tersendiri yang tropikal, tapi lebih bangga pakai jas acara-acara resmi.

Minder itu pakai produk asing, tapi dengan tata cara yang menurut asing juga. Bukannya pakai sepatu yang digrowongi jadi selop. Bukannya pakai jas yang digrowongi jadi beskap jadi bisa untuk tempat keris di punggung. Pakai BB tapi broadcast untuk masarin Volcom, Rusty, dll, bukannya untuk memasarkan produk lokal sendiri: nasi rawon, gado-gado, nasi pecel, dan lain-lain. Oooh vagh, laper! (sambil sms chandra ah, tar sarapan pecel seberang depan ambarukmo hotel).

Kalau aku pakai caraku sendiri, yaitu topi trucker. Ga minder bukan berarti antiasing. Sepatu merahku tuh Emerica, pabrikan footwear skateshoes yang menurut aku higher quality, tapi aku pakai menurut versiku. Aku kombinasikan dengan topi trucker (foto tar di-upload pas jaringan kencang), topi itu kadang aku pakai buat bepergian ke luar jawa juga, sekalian memperkenalkan ke masyarakat lokal setempat.

Sebelum nulis tentang minder ini, aku pernah cerita hal ini juga di tongkrongan, kadang sama anak kos pernah juga, dengan rekan di SDAconsultant. Dari kesemua itu aku ingat ada kawanku nyelethuk:
"Balik lagi Jo, katanya budaya negeri ini, nyatanya kamu pake iPhone, hayoo."
Minder itu make produk asing untuk kepentingan asing. Aku pakai iPhone untuk ngasih tau rute perjalanan kalo di lapangan pas survey batubara. Ngasih tau kapan ada event band indie lokal perform, terus ngajakin untuk support mereka yang bermusik dengan jalur cutting edge. Nge-share foto yang bermanfaat di media sosial, serta searching di Safari kalo pas lagi senggang atau lagi ga ngerti sesuatu. Orang naik haji pake pesawat bikinan Amerika, tapi untuk kepentingan Islam. Apakah mereka minder? Jangan segampang itu mengartikan minder. Kalo kita beli tank Amerika untuk menghancurkan Pulau Bunyu (bagian kecil dari pulau-pulau di Kalimantan Timur), itu minder. Tapi kalo kita beli tank dari Italia dan Jerman agar pedagang mie ayam dari Belitung Timur bisa naik dan menyerbu Eropa, itu bukan minder coiii.

Hmmm, bener ga sih kita minder? Ah, kayaknya minder deh.

  1. Kalo ga minder, mana mungkin tiap ada festival jazz yang namanya terpampang gede-gede bahkan ada fotonya di baliho itu pemusik asing. Terus Glenn Fredly, Syaharani, dan Indra Lesmana kecil-kecil hurufnya dan nyempil di spanduk?
  2. Kalo ga minder, mana mungkin perjanjian-perjanjian migas jauh lebih nguntungin asing ketimbang kita?
  3. Kalo ga minder, mana mungkin produk-produk di mall kebanyakan produk luar ketimbang dalam negeri. Vietnam aja ga gitu, mereka menjual produknya sendiri di mall.
  4. Kalo ga minder, mana mungkin kita mau disetir Bank Dunia, dll. ~rupiah lemah syahwat~
Tapi mungkin ga sih kita ini ga minder, lha negara-negara lain aja seperti Australia, agak-agak takut gimana gituu sama Amerika...apalagi kita. Ga masuk akal kalo ga minder.
Tapi apakah hidup semuanya harus masuk akal?
Coba inget-inget deh waktu kamu nembak gebetanmu, emang caranya masuk akal? Apakah semuanya harus kamu rumuskan rencana-rencananya, gimana, dan kapan mengucapkan tembakan itu, DOORRR! Sering kali nembak itu spontan aja dan didorong oleh rasa nekat yang beralaskan perasaan kalo aku suka dan say.............................tiiitttt$$$%%%%. Nekat itu selalu ga masuk akal, yang masuk akal adalah berani.

Mumpung tahun depan 2014, kudu cerdas untuk menyaring menghadapi hawa politik. Kadang aku terpikir salah satu syarat jadi presiden Indonesia adalah ga punya riwayat minder dalam hidupnya. Jika ada capres yang dari data intelijen diketahui bahwa dulu waktu SMA pernah malam mingguannya naik angkot kalo mau ngapel tapi sesampainya didepan rumah gebetan malah balik kanan karena ada tamu pria lain datang dengan mobil, yang capres kayak gitu jangan dipilih jadi presiden. Menghadapi saingan bermobil aja takut, apalagi menghadapi PT. Freeport.

Hmmm...aku ga pernah puasa, tapi selalu coba menghormati yang puasa. Tapi aslinya yang paling berat dalam puasa adalah menahan diri dari rasa minder! Sekian, tks.


Cheers,
-GJG-


Selasa, 24 September 2013

MINDER #1

 ~ Semakin kamu ga pernah sombong, semakin kamu jarang minder! ~


Minder dan sombong itu jodoh, bertemunya pada orang yang kerjanya ga lain cuma banding-bandingin diri terhadap orang lain.

Dibawah ini sepenggal ocehan Erix (punkrockers) yang masih aku ingat saat minggu lalu lehernya di rajah oleh Oni sang tatois sekaligus owner di Killcat tattoo studio. Erix terdengar ngoceh kesana-kesini karena untuk mengurangi dan melupakan rasa sakit ketika jarum menari-ria di lehernya.
Kalau sejak kecil ditanamkan bahwa kita dijajah asing 350 tahun lebih, ya beginilah jadinya bangsa ini. Minder! Mestinya dikasihtau bahwa 350 tahun itu berperang melawan asing. Yang takluk sama asing 350 tahun tuh kan cuma keraton-keraton tertentu. Di luar keraton rakyat terus bergolak. Kerajaan-kerajaan luar Jawa malah baru belakangan takluk. Ternate dan Bali misalnya malah baru takluk pada hampir-hampir proklamasi kemerdekaan.
Dalam buku baru terbitan Komunitas Bambu Bukan 350 Tahun Dijajah malah disebutkan kita hanya dijajah 40 tahun. Sisa waktu 310 tahun malah digunakan oleh Belanda untuk menaklukkan kita.
Pilot Garuda pernah protes karena gaji pilot asing di Garuda dua kali lipat gaji pilot pribumi. Itu karena para pemimpinnya minder? No, kita ga kalah kok. Bukan cuma pilotnya, kemampuan teknis polisi kita hebat-hebat. Intel kita hebat-hebat. Ilmuwannya juga. Ini cuma soal mental!

Kalau perlu bikin cerita bohong dan ngawur juga gapapa demi kebanggaan anak-cucu. Amerika kurang ngawur gimana. Mereka keok di Vietnam, tapi sok jagoan bikin Rambo! Dan kita semua plok plok plok *tepuktanganriuh.

Sepanjang pengalaman hidupku, mereka yang bahasa inggrisnya semakin casciscus malah minder terhadap bule. Hanya ada satu dua perkecualian. Aku pernah melihat ibuku ga ketawa ketika seorang siswi SD membaca islen untuk island yang mestinya dibaca ailen. Diam-diam aku salut kepada ibuku (padahal beliau aku anggap diktator, simak di: anakmu ibuku atau baca: dewasa demi masadepan).
Umumnya orang yang inggris-nya casciscus akan menghina setengah mati bangsanya sendiri, tapi mengkeret menghadapi bule. Banyak orang Indonesia yang menertawai Inggris-ku karena berpengucapan atau berlogat Jawa-Kalimantan, padahal kalau bule-bule yang dengarkan aku ngomong, mereka mengerti dan tidak menertawakan aku. Termasuk dalam presentasiku terakhir di PT. Arutmin (Arizona Utah Mining) perusahaan batubara di Kalimantan Selatan, Juni 2012, profesor-doktor disana sama sekali tidak menertawakan bahasa Inggris-ku.

Kenapa aku ga minder? Mungkin sejak kecil bapakku memperkenalkanku pada kesenian Reog dan aku bangga terhadap identitas itu. Seandainya kalian yang Padang bangga akan randai dan kana, kamu yang Batak bangga dengan tortor dan gondang, anda yang Betawi bangga dengan gambang kromong, situ yang Bugis bangga dengan la galigo, dan lain-lain... masa sih kita minder menghadapi bule?

Apakah kawan-kawanmu minder? Bukan cuma kepada bule lho. Umumnya orang minder itu karena, itu tadi, suka ngebanding-bandingin diri. Hasilnya kalau ga sombong ya minder. Kamu jago gitar ya di jago ronda? Terus kamu bangga? Merasa paling wah? Pasang foto di sosial media pake gitar? Pasti kamu minder kalau tampil di depan John Paul Ivan, Bondan Prakoso, atau bahkan Lars Frederiksen. Coba kalau kamu ga sombongdengan permainan gitarmu di Karang Taruna, pasti kamu biasa-biasa saja tampil di depan para maestro gitar. Karena yang penting kamu memainkan maksimal yang kamu bisa, baik di depan tongkrongan kampungmu maupun di gebyar industri musik tanah air.

Wanita yang memiliki satu tas Hermes sombong pada perempuan bertas Prada, pasti minder di depan yang tas Hermes-nya gonta-ganti sesuai warna baju dan lipstiknya. Hhh...pasti itu, silahkan kalian tanya ke wanita-wanita kalian yang peminder (tukang minder).
Hhh...saya coba anabel.
Anaaaabel?? Apa itu?
Analisa gembel.
Lho lukisan emang ada yang gembel?
Kalo lukisan itu Monalisa...!!! Tapi ini Analisa, dongo aah...
Oooh, Monalisa itu bukannya yang disilet-silet di Malaysia, tho?
Aduh, itu Manohara.
Hhh... au dah pokoknya saya gek mumet, lanjut sesuk yo..................*bersambung*


Cheers,
-GJG-

MALAM INI HUJAN

Di sudut sempit sosok yang rapuh sembunyi, mengalir kencang darah.
Dialah hati yang telah menanggung dan perih.
Gigih...
Menahan diri, mata pun sayu dan letih, hingga malam telah pergi.
Singkat yang aku tulis gak akan buat kamu mengerti.

Temukanlah misteri yang menakuti diriku seakan gak mudah langit padamkan sinar.

Benarkah ini halusinasi dan mimpi ataukah kenyataan?
Beri sedikit waktu untukku tertiiii...duurr.

Aku temukan mawar yang indah di sana, jauh, dan gelap.
Namun ku takkab habis melihat dia selamanya.
Dan saat ini ku rasa berbeda.
Disana MALAM INI HUJAN.

Dan gugurlah mekar merah indah didalam hati kamu dengar.
Namun aku gak akan lagi kamu lihat.


Cheers,
-GJG-



Referensi:
Suitcase for Kennedy

Senin, 16 September 2013

SK8

SELAM, selamat malam kawan.
FYI, tar lagi ada event sk8 (baca: skeight) Viva la balkot tauuk. Lahh aku disini masih padat merayap sama garapan yg katanya menjamin masa depanku. Ternyata ini malem aja nulis karena gatel kaki pen ngulik-ngulik. Sekedar asal ngoceh yang tumben sekiranya bakal singkat.

Maen sk8 (skate) itu sangat mudah:

  • Beli papan skate.
  • Sabar, jangan turuti napsu untuk harus cepat bisa bermain seperti skateboarders idola kalian (ga mungkin bisa dalam 1 jam, 1 bulan, 1 tahun). Bertahap dongo!
  • Pelajari komponen papan, kelengkapan, dan fungsinya (Gambar dibawah aku share).
  • Nonton skatevid (video), perbanyak download, kalau jaringan internet lagi lemot di saranin download yang 3gp aja, tapi gambarnya pecah-pecah, konak/ngacengnya juga bakal ga stabil ----> indekos ~ in the hoy. Hhh...
  • Ollie, shove it, kickflip, tailslide, frontside K-grind... Asiiik padahal aku juga belum tentu bisa.
  • Sering-sering main gabung sama komunitas, jangan sok jago karena pengalaman dr kawan-kawan sepermainanku, kami males ngelayanin orang yang sok waahh...
  • Kuasai pelan-pelan dari run dan variasikan dengan ollie.
  • Kalau mau jago harus berani jatuh. Tapi yg jatuh mulu belum tentu jago juga ciiing. Kalau aku dua kali patah tulang. Biasa skateboarders kalau cedera ya patah tulang bahkan kepala bocor darah pada ngocor, ketabrak motor, kalau naksir langsung di DOR... *tembak.
  • Jangan terlalu galau dan kontrol emosi saat belajar atau memainkan papan tercinta, apalagi diatas obstacle atau banks. Pasti kraaaakkkk, koyo aku mungkin. Patah tulang.
  • Ceritakan pada mama papa untuk sumbangsihnya, YK need skateparks, seriously!!!

Mencoba mentelaah, apa saya masih pantas?



  1. Griptape
  2. Nose
  3. Riserad
  4. Baseplate
  5. Hanger
  6. Nuts
  7. Bushings
  8. Bearing
  9. Wheel
  10. Spacer
  11. Axle Nuts
  12. Trucks, a. Kingpin
  13. Tail
  14. Deck
  15. Mounting

Cukup sekian dan terima jodoh!!!


Cheers,
-GJG-